Kurang Promosi, Pengunjung Festival Teluk Himbold ke V di Pantai Hamadi Sedikit
pada tanggal
Wednesday, 7 August 2013
KOTA JAYAPURA - Memasuki hari kedua, Festival Teluk Humboldt ke-V yang diselenggarakan 5 hingga 7 Agustus 2013 di Pantai Hamadi, Kota Jayapura, Papua dengan tema Love, Culture and Green itu, terlihat pengunjung mulai berkurang. Padahal sebelumnya, saat dibuka resmi Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano pada Senin, (05/08/2013), pengunjung cukup ramai.
"Di tahun sebelumnya, pengunjung cukup banyak dibanding tahun ini. Saya sendiri baru datang berkunjung pada hari ini, sebab baru mengetahui tadi pagi melalui berita di koran.
Selain saya, banyak warga Kota Jayapura yang tak mengetahuinya, jadi jangan berharap warga yang ada di Kabupaten Jayapura atau Kabupaten Keerom bisa hadir," kata Agus, 30 tahun, salah satu pengunjung, Selasa, (06/08/2013).
Kurangnya perhatian masyarakat terhadap pergelaran Festival Teluk Humboldt ke-V ini mendapat tanggapan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.
"Pemerintah daerah atau panitia pelaksana maupun penyelenggara dalam menggelar event ini, perlu melibatkan seluruh lapisan masyarakat," kata Kepala Sub Direktorat Promosi Tujuan Wisata V, Maria Mayabubun, Selasa, 6 Agustus 2013.
Menurut Maria, pemerintah daerah melalui instansi terkait harus tahu cara mengemas kegiatan, terutama yang berhubungan dengan budaya."Kita memberikan peluang kepada masyarakat melalui pameran hasil kreatifitas mereka, dan mengarahkan mereka agar bagaimana mengemas hasil produk mereka yang menghasilkan nilai jual," katanya.
Sehingga nantinya, kata Maria, masyarakat merasa bahwa kegiatan seperti itu bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga milik mereka. "Jika mau mengemas acara seperti itu untuk menjadi semarak, maka siapkan dulu masyarakatnya dan juga industri pariwisatanya. Tapi saya berharap, Festival Teluk Humboldt ini nanti bisa menjadi event international," katanya.
Festival yang memasuki tahun kelima ini merupakan acara tahunan pemerintah daerah Kota Jayapura. Event ini telah masuk kalender Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada festival ini, juga dilaunching Logo Festival Teluk Humboldt, yang rencananya akan dibuat peraturan daerahnya untuk dipatenkan. Sehingga di tahun berikutnya logo itu tersebut dapat digunakan.
Pada festival kelima ini, kembali disuguhkan berbagai kesenian tradisional dari sejumlah kampung di pesisir Teluk Humboldt yang berada di dalam wilayah Port Numbay atau biasa dikenal sebagai Kota Jayapura. Kesenian tradisional yang ditampilkan, diantaranya tari-tarian adat dari suku asli yang ada di wilayah pesisir Teluk Humboldt, seperti Suku Tabi dan Suku Engros.
Selain itu, juga diadakan pameran kuliner menu kearifan lokal setempat dan juga pameran cenderamata khas masyarakat daerah pesisir pantai di Teluk Humboldt. Juga ditampilkan Tumpeng Humboldt Nusantara yang melambangkan bulan tahun kemerdekaan Indonesia, yakni setinggi delapan meter dan berisi 1945 buah kue jajanan pasar, termasuk 5.000 papeda bungkus.
"Persiapan festival ini cukup singkat, kurang lebih satu bulan. Sebenarnya rencana festival akan dilaksanakan usai lebaran, tapi mengingat event ini sudah masuk kalender tahunan di Kementerian Pariwisata yang dilaksanakan setiap tanggal 5-7 Agustus, maka kami tak bisa menundanya," kata Ketua Panitia Pelaksana, Syahrir Hasan, yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Papua, Selasa, 6 Agustus 2013. [Tempo]
"Di tahun sebelumnya, pengunjung cukup banyak dibanding tahun ini. Saya sendiri baru datang berkunjung pada hari ini, sebab baru mengetahui tadi pagi melalui berita di koran.
Selain saya, banyak warga Kota Jayapura yang tak mengetahuinya, jadi jangan berharap warga yang ada di Kabupaten Jayapura atau Kabupaten Keerom bisa hadir," kata Agus, 30 tahun, salah satu pengunjung, Selasa, (06/08/2013).
Kurangnya perhatian masyarakat terhadap pergelaran Festival Teluk Humboldt ke-V ini mendapat tanggapan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.
"Pemerintah daerah atau panitia pelaksana maupun penyelenggara dalam menggelar event ini, perlu melibatkan seluruh lapisan masyarakat," kata Kepala Sub Direktorat Promosi Tujuan Wisata V, Maria Mayabubun, Selasa, 6 Agustus 2013.
Menurut Maria, pemerintah daerah melalui instansi terkait harus tahu cara mengemas kegiatan, terutama yang berhubungan dengan budaya."Kita memberikan peluang kepada masyarakat melalui pameran hasil kreatifitas mereka, dan mengarahkan mereka agar bagaimana mengemas hasil produk mereka yang menghasilkan nilai jual," katanya.
Sehingga nantinya, kata Maria, masyarakat merasa bahwa kegiatan seperti itu bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga milik mereka. "Jika mau mengemas acara seperti itu untuk menjadi semarak, maka siapkan dulu masyarakatnya dan juga industri pariwisatanya. Tapi saya berharap, Festival Teluk Humboldt ini nanti bisa menjadi event international," katanya.
Festival yang memasuki tahun kelima ini merupakan acara tahunan pemerintah daerah Kota Jayapura. Event ini telah masuk kalender Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada festival ini, juga dilaunching Logo Festival Teluk Humboldt, yang rencananya akan dibuat peraturan daerahnya untuk dipatenkan. Sehingga di tahun berikutnya logo itu tersebut dapat digunakan.
Pada festival kelima ini, kembali disuguhkan berbagai kesenian tradisional dari sejumlah kampung di pesisir Teluk Humboldt yang berada di dalam wilayah Port Numbay atau biasa dikenal sebagai Kota Jayapura. Kesenian tradisional yang ditampilkan, diantaranya tari-tarian adat dari suku asli yang ada di wilayah pesisir Teluk Humboldt, seperti Suku Tabi dan Suku Engros.
Selain itu, juga diadakan pameran kuliner menu kearifan lokal setempat dan juga pameran cenderamata khas masyarakat daerah pesisir pantai di Teluk Humboldt. Juga ditampilkan Tumpeng Humboldt Nusantara yang melambangkan bulan tahun kemerdekaan Indonesia, yakni setinggi delapan meter dan berisi 1945 buah kue jajanan pasar, termasuk 5.000 papeda bungkus.
"Persiapan festival ini cukup singkat, kurang lebih satu bulan. Sebenarnya rencana festival akan dilaksanakan usai lebaran, tapi mengingat event ini sudah masuk kalender tahunan di Kementerian Pariwisata yang dilaksanakan setiap tanggal 5-7 Agustus, maka kami tak bisa menundanya," kata Ketua Panitia Pelaksana, Syahrir Hasan, yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Papua, Selasa, 6 Agustus 2013. [Tempo]