Korban Penembakan di Pucak Senyum Dirujuk ke RSUD Dok II
pada tanggal
Saturday, 3 August 2013
KOTA JAYAPURA - Dua tenaga medis korban penembakan kelompok sipil bersenjata di Puncak Jaya Rabu (31/07/2013), dirujuk ke RSUD Dok II Jayapura, guna dioperasi mengangkat proyektil yang diduga masih bersarang ditubuh kedua korban. Keduanya masing-masing Darson Wonda (27) dan Fritz Baransano (42).
“Kedua korban dirujuk ke RSUD Dok II, guna memastikan dugaan ada proyektil yang bersarang di tubuh korban,” demikian diutarakan Kabid Dokkes Polda Papua Kombes (Pol) dr. Ramon Aninam ketika dikonfirmasi di RSUD Dok II Jayapura, Kamis (01/08/2013).
Menurut seorang tenaga medis RSUD Mulia Bernety yang mendampingi kedua korban ke RSUD Dok II Jayapura, kedua korban dievakuasi dari RSUD Mulia pada Kamis (01/08/2013) menggunakan Pegaus Air. Tiba di Bandara Sentani sekitar pukul 11.30 WIB. Selanjutnya menggunakan dua mobil ambulance menuju RSUD Dok II Jayapura.
Pantauan Bintang Papua, ketika tiba di RSUD Dok II Jayapura, kedua korban langsung ditangani Tim Dokter. Beberapa saat kemudian kedua korban dibawa ke Ruang Foto, guna memastikan dugaan proyektil yang ada di tubuh korban. Namun hingga berita ini diturunkan, belum diketahui hasil foto tersebut.
Korban Fritz Baransano mengisahkan, sebelum kejadian,dia bersama-temannya sempat bertemu Bupati Puncak Jaya Drs. Henock Ibo, terkait persiapan HUT 17 Agustus. Hingga tak lama kemudian beberapa anggotaTNI meminta bantuan tenaga medis ke Tingginambut untuk menjemput masyarakat pasien gawat darurat.
Namun, kata Fritz, saat kembali menuju Mulia bersama pasien dan rombongan keluarga pasien, mobile ambulance yang ditumpanginya ditembaki kelompok bersenjata dari ketinggian, hingga mengakibatkan dirinya bersama rekannya tertembak. Sayangnya, pihak dokter melarang mewawancarai korban, karena kondisinya masih belum stabil.
“Saya tidak tahu persis berapa orang yang melakukan penembakan, karena mereka dari ketinggian dan itu di hutan,” akunya sambil menahan sakit akibat luka tembak.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) I Gede SumertaJaya, SIK., ketika dikonfirmasi terpisah menegaskan, dari hasil otopsi korban tewas atas nama Heri Yoman,ditemukan proyektil. Namun untuk jenis kalibernya belum dipastikan. Korban Heri Yoman telah dikebumikan di Distrik Tingginambut Kamis (01/08/2013).
Pasca kejadian, I Gede mengklaim situasi kondusif. Sementara upaya pengejaran, tetap akan dilakukan terhadap para pelaku penembakan.
“Tidak ada penambahan personel, karena sementara masih ada anggota Brimob di sana, termasuk anggota Polres dan Kodim,” tandasnya.
Sebagaimana diwartakan, aksi penembakan terhadap warga sipil kembali terjadi di Puncak Jaya.Seorang perawat RSUD Mulia bernama Heri Yoman (32), dilaporkan tewas dan 2 perawat lainnya Darson Wonda (27) dan Fritz Baransano (42) menderita luka berat, ketika mobil ambulance yang membawa pasien diduga ditembaki Kelompok Sipil Bersenjata di Puncak Senyum, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Rabu (31/07/2013) sekitar pukul 14.30 WIT. [BintangPapua]
“Kedua korban dirujuk ke RSUD Dok II, guna memastikan dugaan ada proyektil yang bersarang di tubuh korban,” demikian diutarakan Kabid Dokkes Polda Papua Kombes (Pol) dr. Ramon Aninam ketika dikonfirmasi di RSUD Dok II Jayapura, Kamis (01/08/2013).
Menurut seorang tenaga medis RSUD Mulia Bernety yang mendampingi kedua korban ke RSUD Dok II Jayapura, kedua korban dievakuasi dari RSUD Mulia pada Kamis (01/08/2013) menggunakan Pegaus Air. Tiba di Bandara Sentani sekitar pukul 11.30 WIB. Selanjutnya menggunakan dua mobil ambulance menuju RSUD Dok II Jayapura.
Pantauan Bintang Papua, ketika tiba di RSUD Dok II Jayapura, kedua korban langsung ditangani Tim Dokter. Beberapa saat kemudian kedua korban dibawa ke Ruang Foto, guna memastikan dugaan proyektil yang ada di tubuh korban. Namun hingga berita ini diturunkan, belum diketahui hasil foto tersebut.
Korban Fritz Baransano mengisahkan, sebelum kejadian,dia bersama-temannya sempat bertemu Bupati Puncak Jaya Drs. Henock Ibo, terkait persiapan HUT 17 Agustus. Hingga tak lama kemudian beberapa anggotaTNI meminta bantuan tenaga medis ke Tingginambut untuk menjemput masyarakat pasien gawat darurat.
Namun, kata Fritz, saat kembali menuju Mulia bersama pasien dan rombongan keluarga pasien, mobile ambulance yang ditumpanginya ditembaki kelompok bersenjata dari ketinggian, hingga mengakibatkan dirinya bersama rekannya tertembak. Sayangnya, pihak dokter melarang mewawancarai korban, karena kondisinya masih belum stabil.
“Saya tidak tahu persis berapa orang yang melakukan penembakan, karena mereka dari ketinggian dan itu di hutan,” akunya sambil menahan sakit akibat luka tembak.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) I Gede SumertaJaya, SIK., ketika dikonfirmasi terpisah menegaskan, dari hasil otopsi korban tewas atas nama Heri Yoman,ditemukan proyektil. Namun untuk jenis kalibernya belum dipastikan. Korban Heri Yoman telah dikebumikan di Distrik Tingginambut Kamis (01/08/2013).
Pasca kejadian, I Gede mengklaim situasi kondusif. Sementara upaya pengejaran, tetap akan dilakukan terhadap para pelaku penembakan.
“Tidak ada penambahan personel, karena sementara masih ada anggota Brimob di sana, termasuk anggota Polres dan Kodim,” tandasnya.
Sebagaimana diwartakan, aksi penembakan terhadap warga sipil kembali terjadi di Puncak Jaya.Seorang perawat RSUD Mulia bernama Heri Yoman (32), dilaporkan tewas dan 2 perawat lainnya Darson Wonda (27) dan Fritz Baransano (42) menderita luka berat, ketika mobil ambulance yang membawa pasien diduga ditembaki Kelompok Sipil Bersenjata di Puncak Senyum, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Rabu (31/07/2013) sekitar pukul 14.30 WIT. [BintangPapua]