Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC) Berdoa Untuk Misi Freedom Flotilla
pada tanggal
Saturday, 24 August 2013
SUVA (FIJI) - Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC) telah menegaskan kembali dukungannya bagi masyarakat di Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri bagi masa depan mereka. PCC juga berdoa untuk misi Freedom Flotilla bisa berjalan sukses.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal PCC Pendeta Francois Pihaatae saat memberi komentar tentang misi perdamaian yang dilakukan oleh kelompok aktivis dalam pelayaran dalam kapal layar Freedom Flotilla dari Australia menuju Papua Barat, mereka telah berlabuh di Cooktown sebagaimana dikutip tabloidjubi.com, Jumat (23/08/2013) dari PACNEWS, Suva Fiji.
“Majelis Umum PCC di Honiara pada Maret mendukung upaya penentuan nasib sendiri di Papua Barat, Maohi Nui (Polinesia Perancis), Kanaky (Kaledonia Baru) dan di tempat lain di wilayah ini,” kata Rev Pihaatae.
“Hari ini kita telah memperbaharui panggilan itu dan mendesak semua orang untuk berdoa di Pasifik guna memproses pemulihan ini.”
Dalam panggilan ibadah secara terpisah, Pasifik dan masyarakat Australia akan berdoa pada 27 Agustus untuk keselamatan armada Freedom Flotilla dan keberhasilan misinya.
Armada Freedom Flotilla akan melaut lagi selama akhir pekan dan akan terus utara melakukan perjalanannya ke Laut Coral di wilayah perairan Indonesia di Papua Barat.
Meski kedatangan mereka mendapat ancaman dari Indonesia dan penolakan Australia untuk memberikan dukungan bagi mereka. Anggota Flotilla berharap misi ini untuk meningkatkan kesadaran dari kekerasan oleh pasukan Indonesia terhadap aktivis kebebasan di wilayah Papua Barat.[TabloidJubi]
Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal PCC Pendeta Francois Pihaatae saat memberi komentar tentang misi perdamaian yang dilakukan oleh kelompok aktivis dalam pelayaran dalam kapal layar Freedom Flotilla dari Australia menuju Papua Barat, mereka telah berlabuh di Cooktown sebagaimana dikutip tabloidjubi.com, Jumat (23/08/2013) dari PACNEWS, Suva Fiji.
“Majelis Umum PCC di Honiara pada Maret mendukung upaya penentuan nasib sendiri di Papua Barat, Maohi Nui (Polinesia Perancis), Kanaky (Kaledonia Baru) dan di tempat lain di wilayah ini,” kata Rev Pihaatae.
“Hari ini kita telah memperbaharui panggilan itu dan mendesak semua orang untuk berdoa di Pasifik guna memproses pemulihan ini.”
Dalam panggilan ibadah secara terpisah, Pasifik dan masyarakat Australia akan berdoa pada 27 Agustus untuk keselamatan armada Freedom Flotilla dan keberhasilan misinya.
Armada Freedom Flotilla akan melaut lagi selama akhir pekan dan akan terus utara melakukan perjalanannya ke Laut Coral di wilayah perairan Indonesia di Papua Barat.
Meski kedatangan mereka mendapat ancaman dari Indonesia dan penolakan Australia untuk memberikan dukungan bagi mereka. Anggota Flotilla berharap misi ini untuk meningkatkan kesadaran dari kekerasan oleh pasukan Indonesia terhadap aktivis kebebasan di wilayah Papua Barat.[TabloidJubi]