Hujan Selama Satu Bulan, Air Danau Paniai Meluap Rendam Puluhan Kebun dan Rumah
pada tanggal
Friday, 2 August 2013
ENAROTALI (PANIAI) - Hujan yang terus-menerus mengguyur selama 1 bulan di Kabupaten Paniai mengakibatkan air danau Paniai meluap. Akibatnya, 55 kebun warga terendam dan 26 enam rumah tergenang air danau.
Direktur Yayasan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (YAPKEMA), Hanok Pigai kepada majalahselangkah.com, Kamis, (01/08/2013) mengatakan, di Distrik Paniai Barat 10 kebun terendam air, di Distrik Kebo 15 kebun, di Distrik Ekadide 30 kebun, dan di Distrik Paniai Timur 10 kebun.
"Beberapa warga dari wilayah-wilayah ini yang rumahnya terkena air danau sudah mengungsi ke rumah keluarga lain. Tidak ada korban jiwa akibat luapan danau ini. Tetapi, beberapa keluarga melaporkan terkena penyakit malaria dan diare akibat konsumsi air kotor," kata Pigai.
Hanok mengatakan, pihaknya belum bisa berbuat banyak atas kejadian ini. "Kami LSM hanya menyuarakan saja, kami belum ada dan jadi belum menurunkan bantuan. Kami harap pemeritah akan memberikan bantuan berupa makanan dan obat-obatan. Yang kami khawatirkan adalah gagal panen dan masyarakat kelaparan pada beberapa bulan ke depan," katanya.
Sementara, di Kabupaten Nabire, ratusan warga transmigrasi di Kampung Manunggal Jaya SP 4 Lagari, Distrik Makimi juga mengalami nasif yang sama. Mereka terancam kelaparan karena kebun dan kandang ternak, termasuk rumah mereka terendam banjir.
Warga trans mengalami kesulitan mencari makanan karena akses jalan darat satu-satunya yang menghubungkan Kampung Manunggal Jaya dengan Ibu Kota Distrik Makimi, Lagari, putus. Dikabarkan, jaringan komunikasi di sana tidak berfungsi.
Walaupun akses jalan putus, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Basarnas, dan Satpol PP Kabupaten Nabire berusaha memberikan bantuan makanan bagi warga di sana. [MajalahSelangkah]
Direktur Yayasan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (YAPKEMA), Hanok Pigai kepada majalahselangkah.com, Kamis, (01/08/2013) mengatakan, di Distrik Paniai Barat 10 kebun terendam air, di Distrik Kebo 15 kebun, di Distrik Ekadide 30 kebun, dan di Distrik Paniai Timur 10 kebun.
"Beberapa warga dari wilayah-wilayah ini yang rumahnya terkena air danau sudah mengungsi ke rumah keluarga lain. Tidak ada korban jiwa akibat luapan danau ini. Tetapi, beberapa keluarga melaporkan terkena penyakit malaria dan diare akibat konsumsi air kotor," kata Pigai.
Hanok mengatakan, pihaknya belum bisa berbuat banyak atas kejadian ini. "Kami LSM hanya menyuarakan saja, kami belum ada dan jadi belum menurunkan bantuan. Kami harap pemeritah akan memberikan bantuan berupa makanan dan obat-obatan. Yang kami khawatirkan adalah gagal panen dan masyarakat kelaparan pada beberapa bulan ke depan," katanya.
Sementara, di Kabupaten Nabire, ratusan warga transmigrasi di Kampung Manunggal Jaya SP 4 Lagari, Distrik Makimi juga mengalami nasif yang sama. Mereka terancam kelaparan karena kebun dan kandang ternak, termasuk rumah mereka terendam banjir.
Warga trans mengalami kesulitan mencari makanan karena akses jalan darat satu-satunya yang menghubungkan Kampung Manunggal Jaya dengan Ibu Kota Distrik Makimi, Lagari, putus. Dikabarkan, jaringan komunikasi di sana tidak berfungsi.
Walaupun akses jalan putus, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Basarnas, dan Satpol PP Kabupaten Nabire berusaha memberikan bantuan makanan bagi warga di sana. [MajalahSelangkah]