Harga Tiket Pesawat Melambung, KM Sinabung Dipadati
pada tanggal
Monday, 5 August 2013
MANOKWARI - Petugas di pelabuhan Manokwari harus bekerja keras untuk mengatur penumpang yang berdesak-desakan naik di tangga KM Sinabung. Diperkirakan terdapat sekitar 1.000-an penumpang yang naik dari pelabuhan Manokwari, Jumat (02/08/2013).
KM Sinabung berlayar dengan arah barat, Sorong, Ternate,Bitung, Banggai, Baubau, Makassar dan Surabaya. Para penumpang sebagian besar warga hendak mudik ke kampung halaman masing-masing seperti, tujuan Ternate, Baubau, Makassar dan Surabaya.
"Ini kapal terakhir yang ke Baubau sebelum lebaran. Karena dua kapal Dobonsolo dialihkan ke Jawa untuk mengatasi arus mudik. Kalau tunggu kapal lain sudah terlambat," ujar Sukri, pria asal Gorontalo yang beristrikan wanita asal Buton ini, kemarin.
Pantauan koran ini, para calon penumpang sudah terlihat di ruang terminal sejak Jumat dini hari. Pihak PT Pelni mengumumkan KM Sinabung yang datang dari Biak akan tiba di pelabuhan Manokwari pukul 04.00 Wit.
Namun, kapal ini baru bisa merapat di Manokwari sekitar pukul 07.30 Wit. Para penumpang maupun pengantar sudah berjubel di pelabuhan. Kondisi yang berdesak-desakan di tangga maupun di atas kapal membuat petugas mengingatkan para penumpang agar berhati-hati dengan barang bawaan mapun dompet.
"Hati-hari dengan dombet dan barangnya, banyak copet," teriak petugas pelabuhan mengingatkan.
Di atas kapal, ratusan penumpang tak kebagian tempat tidur. Dengan terpaksa beralaskan tikar dan hanya memikirkan bisa sampai di kampung halaman, penumpang memenuhi lorong-lorong kelas dan ruangan dek-dek. Mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, pihak Karantina Pelabuhan mendirian pos kesehatan. Aparat TNI AL dan TNI AD ikut dikerahkan berjaga-jaga membantu polisi dan petugas pelabuhan selama masa mudik Lebaran.
Menjelang Idul Fitri, tinggal KM Labobar yang terakhir melayani rute ke luar Papua, pada 4 Agustus dengan tujuan Sorong-Makassar dan Tanjung Priok (Jakarta). Sedangkan dua kapal lainnya, KM Dobonsolo dan KM Dorolonda dialihkan ke Jawa untuk mengantasi arus mudik.
Sementara itu untuk layanan arus mudik dengan pesawat udara di Bandara Rendani Manokwari sudah terlihat peningkatan. Peningkatan jumlah penumpang ini dimanfaatkan maskapai penerbangan untuk meraup untung besar dengan memberlakukan tarif tertinggi.
Tujuan Makassar sudah mencapai Rp 2,5 juta lebih, padahal pada kondisi normal rata-rata Rp1,2 juta, tujuan Surabaya mencapai Rp 3,6 juta sedangkan kondisi normal rata-rata Rp1,6 juta,serta tujuan Jakarta sudah mencapai Rp5-6 juta/orang.
"Saya sebenarnya tidak berencana mudik, tapi karena orang tua sakit terpaksa beli tiket pesawat ke Surabaya dengan harga Rp 3,6 juta," ujar Siswanto. [RadarSorong]
KM Sinabung berlayar dengan arah barat, Sorong, Ternate,Bitung, Banggai, Baubau, Makassar dan Surabaya. Para penumpang sebagian besar warga hendak mudik ke kampung halaman masing-masing seperti, tujuan Ternate, Baubau, Makassar dan Surabaya.
"Ini kapal terakhir yang ke Baubau sebelum lebaran. Karena dua kapal Dobonsolo dialihkan ke Jawa untuk mengatasi arus mudik. Kalau tunggu kapal lain sudah terlambat," ujar Sukri, pria asal Gorontalo yang beristrikan wanita asal Buton ini, kemarin.
Pantauan koran ini, para calon penumpang sudah terlihat di ruang terminal sejak Jumat dini hari. Pihak PT Pelni mengumumkan KM Sinabung yang datang dari Biak akan tiba di pelabuhan Manokwari pukul 04.00 Wit.
Namun, kapal ini baru bisa merapat di Manokwari sekitar pukul 07.30 Wit. Para penumpang maupun pengantar sudah berjubel di pelabuhan. Kondisi yang berdesak-desakan di tangga maupun di atas kapal membuat petugas mengingatkan para penumpang agar berhati-hati dengan barang bawaan mapun dompet.
"Hati-hari dengan dombet dan barangnya, banyak copet," teriak petugas pelabuhan mengingatkan.
Di atas kapal, ratusan penumpang tak kebagian tempat tidur. Dengan terpaksa beralaskan tikar dan hanya memikirkan bisa sampai di kampung halaman, penumpang memenuhi lorong-lorong kelas dan ruangan dek-dek. Mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, pihak Karantina Pelabuhan mendirian pos kesehatan. Aparat TNI AL dan TNI AD ikut dikerahkan berjaga-jaga membantu polisi dan petugas pelabuhan selama masa mudik Lebaran.
Menjelang Idul Fitri, tinggal KM Labobar yang terakhir melayani rute ke luar Papua, pada 4 Agustus dengan tujuan Sorong-Makassar dan Tanjung Priok (Jakarta). Sedangkan dua kapal lainnya, KM Dobonsolo dan KM Dorolonda dialihkan ke Jawa untuk mengantasi arus mudik.
Sementara itu untuk layanan arus mudik dengan pesawat udara di Bandara Rendani Manokwari sudah terlihat peningkatan. Peningkatan jumlah penumpang ini dimanfaatkan maskapai penerbangan untuk meraup untung besar dengan memberlakukan tarif tertinggi.
Tujuan Makassar sudah mencapai Rp 2,5 juta lebih, padahal pada kondisi normal rata-rata Rp1,2 juta, tujuan Surabaya mencapai Rp 3,6 juta sedangkan kondisi normal rata-rata Rp1,6 juta,serta tujuan Jakarta sudah mencapai Rp5-6 juta/orang.
"Saya sebenarnya tidak berencana mudik, tapi karena orang tua sakit terpaksa beli tiket pesawat ke Surabaya dengan harga Rp 3,6 juta," ujar Siswanto. [RadarSorong]