GKI Tanah Papua Klasis Sentani dan PGI Gelar Seminar 'Gereja Melawan Korupsi'
pada tanggal
Monday, 26 August 2013
NEDALI (JAYAPURA) - Gereja Kristen Injili (GKI) Klasis Sentani, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) bekerja sama dengan Asosiasi Theolog Indonesia menyelenggarakan seminar yang bertemakan ‘Gereja melawan Korupsi’ di Klasis Sentani, Kabupaten Jayapura.
Menurut kordinator lokakarya, Novel Matindas kepala biro Papua dari PGI mengatakan, lokakarnya akan berlangsung selama dua hari yakni Rabu-Kamis (13-14/08/2013) di gereja GKI Lahacroi, Nendali, Sentani Timur.
Menurutnya, peserta lokakarya ini dari seluruh pendeta Jemaat, majelis jemaat, penantua jemaat dari klasis Sentani. “Ada yang tidak datang” kata Novel ke tabloidjubi.com, Rabu (14/08/2013).
Lanjut dia, lokakarya ini diselengarakan untuk mengajak gereja tetap menjadi garam dan terang dunia.
“Gereja ada dalam dunia ini harus menjadi terang menghadapi perilaku korupsi makin membudaya ini,” ucapnya.
“Kita membekali dan mengajak bapa ibu untuk menyebarkan pesan-pesan integritas melalui pelayanan kepada jemaat,” kata Dr. Theofransus Litaay dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga saat menyampaikan materinya.
Menurut Theo,pesan-pesan dalam materi Gereja melawan korupsi ini disampaikan pendeta dan kemudian di teruskan ke jemaat. Dengan demikian, jemaat tidak terjebak dalam korupsi. “Peluang korupsi bagi jemaat yang terlibat dalam jabatan publik ini sangat besar. Kita sampaikan supaya tidak terjebak dalam korupsi,” harapnya.
Salah satu peserta, Pendeta Tonny Wally menilai, lokakarya tersebut cukup baik. Dia berharap gereja tetap berdiri pada fungsi kenabiannya. “Lokakarya ini kan mengajak kita tetap menyampaikan pesan kenabian,” kata dia. [TabloidJubi]
Menurut kordinator lokakarya, Novel Matindas kepala biro Papua dari PGI mengatakan, lokakarnya akan berlangsung selama dua hari yakni Rabu-Kamis (13-14/08/2013) di gereja GKI Lahacroi, Nendali, Sentani Timur.
Menurutnya, peserta lokakarya ini dari seluruh pendeta Jemaat, majelis jemaat, penantua jemaat dari klasis Sentani. “Ada yang tidak datang” kata Novel ke tabloidjubi.com, Rabu (14/08/2013).
Lanjut dia, lokakarya ini diselengarakan untuk mengajak gereja tetap menjadi garam dan terang dunia.
“Gereja ada dalam dunia ini harus menjadi terang menghadapi perilaku korupsi makin membudaya ini,” ucapnya.
“Kita membekali dan mengajak bapa ibu untuk menyebarkan pesan-pesan integritas melalui pelayanan kepada jemaat,” kata Dr. Theofransus Litaay dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga saat menyampaikan materinya.
Menurut Theo,pesan-pesan dalam materi Gereja melawan korupsi ini disampaikan pendeta dan kemudian di teruskan ke jemaat. Dengan demikian, jemaat tidak terjebak dalam korupsi. “Peluang korupsi bagi jemaat yang terlibat dalam jabatan publik ini sangat besar. Kita sampaikan supaya tidak terjebak dalam korupsi,” harapnya.
Salah satu peserta, Pendeta Tonny Wally menilai, lokakarya tersebut cukup baik. Dia berharap gereja tetap berdiri pada fungsi kenabiannya. “Lokakarya ini kan mengajak kita tetap menyampaikan pesan kenabian,” kata dia. [TabloidJubi]