Gedung Gereja Katolik Santa Maria Magdalena Pagubutu, Kabupaten Paniai Dirusak Aparat TNI
pada tanggal
Saturday, 10 August 2013
PUGOGIDE (PANIAI) - Pintu dari ruang sakaristi Gereja Katolik Santa Maria Magdalena Pagubutu, Pugodide, Kabupaten Paniai, dirusak aparat TNI-Polri pada 4 Agustus 2013, pukul 11:00 WIT.
Menurut Servius Kedepa, seorang aktivis HAM di Paniai kepada Malanesia.com aksi yang melecehkan institusi keagamaan tersebut terjadi setelah belasan aparat yang sedang melakukan razia untuk mengejar kelompok bersenjata di Pugodide. Mereka mendapati jemaat sedang melakukan aktifitas yang dicurigai oleh mereka. Sedangkan saat itu warga sedang mengadakan kegiatan sosialisasi peternakan babi.
Sebelumnya pada 1 Agustus 2013, Jonathan Bunai yang berniat membagikan bibit ternak babi kepada 10 kelompok marga yang berdomisili di desa Pugodide, antara lain Bunai Odiyaipaa, Gedeutopaa, Bunai Wenaapa, Bunai Maibopaa, Bunai Umagopaa, Bunai Beukamepaa, Yeiomo Koguwo, Yeiomo Emigai, Tobai dan Yatipai mengundang perwakilan marga untuk hadir di halaman gereja Santa Maria Magdalena usai ibadah Minggu (04/07/2013).
Perwakilan warga yang berasal dari Gereja Katolik dan Gereja Kingmi ini ini kemudian menghadiri undangan tersebut tanpa ada firasat buruk.
Namun, usai pembagian ternak, tiba-tiba belasan Pasukan gabungan yang menggunakan tiga mobil putih, masuk kedalam halaman gereja yang kemudian dengan seenaknya,melakukan pemeriksaan kepada para warga yang berada dilingkungan gereja maupun yang melewati jalan raya, laki-laki-perempuan, dari anak kecil hingga orang tua.
Aparat keamanan ini juga melakukan perusakan dengan membongkar pintu sakaristi, mencungkil lantai pinggir gereja, membongkar batas plafon dan menaiki atap gedung gereja dengan dalih mencari senjata api milik kelompok pengacau keamanan yang 'dicurigai' disimpan di tempat suci bagi umat Kristen itu.
Sedangkan dalam razia tersebut mereka menyita uang 16 juta rupiah dan ponsel-ponsel milik warga Pugodide yang kemudian dibawa ke polres Paniai di Madi.
Jonatan Bunai yang seorang anggota TNI menyatakan, usai peristiwa tersebut warga sangat ketakutan dan mengalami trauma, sebab gedung gereja yang seharusnya menjadi tempat netral yang harus dihormati oleh semua orang ternyata dilecehkan dengan mudahnya oleh aparat dengan dalih-dalih tertentu.
Mereka juga mengharapkan Kapolres Paniai agar dicopot karena melakukan pemaksaan pemeriksaan dan pembokaran dilingkungan gereja Pagubutu pada hari Minggu, serta meminta Keuskupan Timika untuk bersuara atas pelanggaran kemanusiaan yang terjadi dari peristiwa ini. [Malanesia/PapuaUS]
Menurut Servius Kedepa, seorang aktivis HAM di Paniai kepada Malanesia.com aksi yang melecehkan institusi keagamaan tersebut terjadi setelah belasan aparat yang sedang melakukan razia untuk mengejar kelompok bersenjata di Pugodide. Mereka mendapati jemaat sedang melakukan aktifitas yang dicurigai oleh mereka. Sedangkan saat itu warga sedang mengadakan kegiatan sosialisasi peternakan babi.
Sebelumnya pada 1 Agustus 2013, Jonathan Bunai yang berniat membagikan bibit ternak babi kepada 10 kelompok marga yang berdomisili di desa Pugodide, antara lain Bunai Odiyaipaa, Gedeutopaa, Bunai Wenaapa, Bunai Maibopaa, Bunai Umagopaa, Bunai Beukamepaa, Yeiomo Koguwo, Yeiomo Emigai, Tobai dan Yatipai mengundang perwakilan marga untuk hadir di halaman gereja Santa Maria Magdalena usai ibadah Minggu (04/07/2013).
Perwakilan warga yang berasal dari Gereja Katolik dan Gereja Kingmi ini ini kemudian menghadiri undangan tersebut tanpa ada firasat buruk.
Namun, usai pembagian ternak, tiba-tiba belasan Pasukan gabungan yang menggunakan tiga mobil putih, masuk kedalam halaman gereja yang kemudian dengan seenaknya,melakukan pemeriksaan kepada para warga yang berada dilingkungan gereja maupun yang melewati jalan raya, laki-laki-perempuan, dari anak kecil hingga orang tua.
Aparat keamanan ini juga melakukan perusakan dengan membongkar pintu sakaristi, mencungkil lantai pinggir gereja, membongkar batas plafon dan menaiki atap gedung gereja dengan dalih mencari senjata api milik kelompok pengacau keamanan yang 'dicurigai' disimpan di tempat suci bagi umat Kristen itu.
Sedangkan dalam razia tersebut mereka menyita uang 16 juta rupiah dan ponsel-ponsel milik warga Pugodide yang kemudian dibawa ke polres Paniai di Madi.
Jonatan Bunai yang seorang anggota TNI menyatakan, usai peristiwa tersebut warga sangat ketakutan dan mengalami trauma, sebab gedung gereja yang seharusnya menjadi tempat netral yang harus dihormati oleh semua orang ternyata dilecehkan dengan mudahnya oleh aparat dengan dalih-dalih tertentu.
Mereka juga mengharapkan Kapolres Paniai agar dicopot karena melakukan pemaksaan pemeriksaan dan pembokaran dilingkungan gereja Pagubutu pada hari Minggu, serta meminta Keuskupan Timika untuk bersuara atas pelanggaran kemanusiaan yang terjadi dari peristiwa ini. [Malanesia/PapuaUS]