Filep Karma Minta Lukas Enembe Bersihkan Mafia dan Gurita Birokrat, Dukung yang Bisa Dipercaya
pada tanggal
Saturday, 17 August 2013
ABEPURA (KOTA JAYAPURA) – Dalam rangka merayakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68, Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Abepura, Kota Jayapura, Papua dan menjumpai salah satu tahanan politik Papua, Filep Karma.
“Terima kasih, bapak sudah datang. Di Kantor Gubernur banyak mafia-mafia di lingkungan birokrat dan sulit untuk cari orang-orang yang bisa dipercaya di sana, jadi jangan sampai bapak terjebak dalam mafia-mafia tersebut. Kadang saat memberikan order tapi mereka bermain di bawah. Ada satu orang anak Papua yang saya kenal dari pengalaman saya besar di Kantor Gubernur dimana saya melihat dia sangat obyektif. Ketika dia bilang tidak maka tidak. Dia tidak senang orang mempermainkan anggaran. Tapi itu terserah bapak,” ungkap Filep Karma.
Gubernur lalu menanyakan siapa yang dimaksud oleh Filep Karma ini dan Filep mengatakan, yang dimaksud adalah Yohanis Kris Rumbiak, dia mantan Kepala Biro Umum. “Oh, mantan karateker di..,” kata gubernur lagi. Filep membetulkan apa yang diungkapkan gubernur. “Betul mantan Carateker Puncak Jaya,” tambahnya.
Menurut Filep, dirinya melihat Yohanis adalah orang jujur dan punya prinsip. Dia membela rakyat kecil dan dia juga tahu siapa mafia-mafia yang ada di lingkungan Kantor Gubernur. Paling tidak dia bisa memberikan advis kepada gubernur dan hingga hari ini Yohanis masih menjadi staf ahli, menurut gubernur.
“Ya. Itu saran saya saja. Ya, artinya mudah-mudahan bapak bisa sukses dalam kepemimpinan ini karena saya lihat anggaran cukup besar dan saya juga sedih sebab dengan kami berteriak merdeka, banyak dana datang tapi teman-teman birokrat, pencuri itu semua. Itu sangat menyedihkan. Saya sangat sedih melihat rakyat menderita padahal begitu banyak uang yang datang ke sini,” tutur Filep.
Gubernur membenarkan hal tersebut dan berjanji untuk meperbaikinya karena dirinya tidak kompromi dengan siapapun karena telah hidup dan menghadapi situasi seperti ini baru dirinya keluar.
“Jadi saya akui, memang di Kantor Gubernur, banyak mafia-mafia, gurita-gurita yang bermain di sana. Jadi sering kalau bapak memberikan order, yang ke bawah sudah dipermainkan dan juga satu saran saya pak, mungkin kalau bapak ada banyak undangan ke Jakarta atau kegiatan-kegiatan apa, situasi ini yang sering anak buah bermain di sini. Jadi selama saya di sana, kontrol gubernur dan wakil gubernur terhadap staf yang lemah sehingga di situlah banyak terjadi permainan-permainan. Jadi mungkin lebih banyak bapak berada di tempat akan lebih banyak menolong. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan,” kata Filep Karma lagi.
Perbincangan antara Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe dan Filep Karma terjadi di lantai 2 Lapas Klas IIA Abepura, berlangsung selama kurang lebih 2 menit 40 detik. [TabloidJubi]
“Terima kasih, bapak sudah datang. Di Kantor Gubernur banyak mafia-mafia di lingkungan birokrat dan sulit untuk cari orang-orang yang bisa dipercaya di sana, jadi jangan sampai bapak terjebak dalam mafia-mafia tersebut. Kadang saat memberikan order tapi mereka bermain di bawah. Ada satu orang anak Papua yang saya kenal dari pengalaman saya besar di Kantor Gubernur dimana saya melihat dia sangat obyektif. Ketika dia bilang tidak maka tidak. Dia tidak senang orang mempermainkan anggaran. Tapi itu terserah bapak,” ungkap Filep Karma.
Gubernur lalu menanyakan siapa yang dimaksud oleh Filep Karma ini dan Filep mengatakan, yang dimaksud adalah Yohanis Kris Rumbiak, dia mantan Kepala Biro Umum. “Oh, mantan karateker di..,” kata gubernur lagi. Filep membetulkan apa yang diungkapkan gubernur. “Betul mantan Carateker Puncak Jaya,” tambahnya.
Menurut Filep, dirinya melihat Yohanis adalah orang jujur dan punya prinsip. Dia membela rakyat kecil dan dia juga tahu siapa mafia-mafia yang ada di lingkungan Kantor Gubernur. Paling tidak dia bisa memberikan advis kepada gubernur dan hingga hari ini Yohanis masih menjadi staf ahli, menurut gubernur.
“Ya. Itu saran saya saja. Ya, artinya mudah-mudahan bapak bisa sukses dalam kepemimpinan ini karena saya lihat anggaran cukup besar dan saya juga sedih sebab dengan kami berteriak merdeka, banyak dana datang tapi teman-teman birokrat, pencuri itu semua. Itu sangat menyedihkan. Saya sangat sedih melihat rakyat menderita padahal begitu banyak uang yang datang ke sini,” tutur Filep.
Gubernur membenarkan hal tersebut dan berjanji untuk meperbaikinya karena dirinya tidak kompromi dengan siapapun karena telah hidup dan menghadapi situasi seperti ini baru dirinya keluar.
“Jadi saya akui, memang di Kantor Gubernur, banyak mafia-mafia, gurita-gurita yang bermain di sana. Jadi sering kalau bapak memberikan order, yang ke bawah sudah dipermainkan dan juga satu saran saya pak, mungkin kalau bapak ada banyak undangan ke Jakarta atau kegiatan-kegiatan apa, situasi ini yang sering anak buah bermain di sini. Jadi selama saya di sana, kontrol gubernur dan wakil gubernur terhadap staf yang lemah sehingga di situlah banyak terjadi permainan-permainan. Jadi mungkin lebih banyak bapak berada di tempat akan lebih banyak menolong. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan,” kata Filep Karma lagi.
Perbincangan antara Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe dan Filep Karma terjadi di lantai 2 Lapas Klas IIA Abepura, berlangsung selama kurang lebih 2 menit 40 detik. [TabloidJubi]