Empat Perahu yang "Menguasai" Keindahan Laut Raja Ampat
pada tanggal
Sunday, 25 August 2013
WAISAI (RAJA AMPAT) - dunia bawah laut Raja Ampat mirip sebuah dunia mimpi dalam cerita fantasi yang menarik minat banyak turis Amerika, Eropa, dan Asia. Mereka ingin menyaksikan mimpi-mimpi yang terbentang di lautan luas, juga kekayaan tradisi baharinya.
Selain sebagai kawasan berlindung gugusan terumbu karang di Indonesia, terumbu karang Raja Ampat merupakan pusat dari segitiga karang dunia, yakni poros Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Australia. Penelitian Conservation International and Rapid Ecological Assessment (REA) menunjukkan bahwa di daerah ini terdapat 573 jenis karang keras dan sembilan di antara jenis baru; termasuk 13 jenis di antaranya endemik. Jumlah itu merupakan 75 persen dari jumlah karang yang ada di dunia.
Bagi masyarakat bahari, perahu adalah armada paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Perahu tidak saja sebagai moda transpotasi, tapi juga menjadi rumah-rumah di lautan. Di sanalah warga bahari berlindung dan berteduh saat hujan dan badai menerpa kala mengarungi lautan bebas.
Jika pada masa kerajaan perahu menjadi armada peperangan, maka kini perahu perang beralih fungsi menjadi perahu perdagangan. Namun, bentuk-bentuk perahu tersebut masih tetap dilestarikan masyarakat Kepulauan Raja Ampat, bak "penguasa" di atasnya. Berikut para "penguasa" itu, seperti dikutip dari buku Pusaka Raja Ampat; History and Culture karya Ayu Arman:
Perahu Karores
Perahu ini memiliki bagian depan dan belakang yang sama bentuk dan ukurannya. Namun, bagian keduanya memiliki ukiran unik yang berbeda satu dengan lainnya. Pada bagian depan terdapat ukiran Man Sorawen, yang artinya ‘terbang’ dan menunjuk pada pihak laki-laki. Sementara, di bagian belakang terdapat ukiran Insorawan, yang artinya ‘ikan’ atau ‘perempuan’. Dua ukiran itu menunjuk satu makna bahwa dalam perahu karores ada rumah kehidupan, yakni rumah berlayar.
Perahu Jawati
Perahu ini memiliki bentuk unik dengan bagian atas dibentuk seperti laba-laba. Perahu Jawati berfungsi sebagai perahu dagang. Mereka akan membawa hasil laut dari perairan Raja Ampat kemudian ditukarkan dengan rempah-rempah dari Kepulauan Selawe dan Maluku.
Perahu Tiang Tiga
Perahu Tiang Tiga memiliki layar untuk mempercepat laju di atas gelombang. Perahu ini juga berfungsi sebagai perahu dan dagang dan menjadi moda transportasi bagi warga untuk tukar-menukar barang antarpulau.
Perahu Kajang
Bagi sebagian besar penduduk asli Raja Ampat yang menjadikan laut sebagai sumber penghidupan, perahu Kajang menjadi rumah untuk tempat tinggal. Perahu ini menjadi pusat kegiatan domestik yang umumnya berasal dari keluarga inti, yakni orangtua dan anak. Mereka memasak dan juga tidur di dalam rumah perahu. [Okezone| Okezone]
Selain sebagai kawasan berlindung gugusan terumbu karang di Indonesia, terumbu karang Raja Ampat merupakan pusat dari segitiga karang dunia, yakni poros Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Australia. Penelitian Conservation International and Rapid Ecological Assessment (REA) menunjukkan bahwa di daerah ini terdapat 573 jenis karang keras dan sembilan di antara jenis baru; termasuk 13 jenis di antaranya endemik. Jumlah itu merupakan 75 persen dari jumlah karang yang ada di dunia.
Bagi masyarakat bahari, perahu adalah armada paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Perahu tidak saja sebagai moda transpotasi, tapi juga menjadi rumah-rumah di lautan. Di sanalah warga bahari berlindung dan berteduh saat hujan dan badai menerpa kala mengarungi lautan bebas.
Jika pada masa kerajaan perahu menjadi armada peperangan, maka kini perahu perang beralih fungsi menjadi perahu perdagangan. Namun, bentuk-bentuk perahu tersebut masih tetap dilestarikan masyarakat Kepulauan Raja Ampat, bak "penguasa" di atasnya. Berikut para "penguasa" itu, seperti dikutip dari buku Pusaka Raja Ampat; History and Culture karya Ayu Arman:
Perahu Karores
Perahu ini memiliki bagian depan dan belakang yang sama bentuk dan ukurannya. Namun, bagian keduanya memiliki ukiran unik yang berbeda satu dengan lainnya. Pada bagian depan terdapat ukiran Man Sorawen, yang artinya ‘terbang’ dan menunjuk pada pihak laki-laki. Sementara, di bagian belakang terdapat ukiran Insorawan, yang artinya ‘ikan’ atau ‘perempuan’. Dua ukiran itu menunjuk satu makna bahwa dalam perahu karores ada rumah kehidupan, yakni rumah berlayar.
Perahu Jawati
Perahu ini memiliki bentuk unik dengan bagian atas dibentuk seperti laba-laba. Perahu Jawati berfungsi sebagai perahu dagang. Mereka akan membawa hasil laut dari perairan Raja Ampat kemudian ditukarkan dengan rempah-rempah dari Kepulauan Selawe dan Maluku.
Perahu Tiang Tiga
Perahu Tiang Tiga memiliki layar untuk mempercepat laju di atas gelombang. Perahu ini juga berfungsi sebagai perahu dan dagang dan menjadi moda transportasi bagi warga untuk tukar-menukar barang antarpulau.
Perahu Kajang
Bagi sebagian besar penduduk asli Raja Ampat yang menjadikan laut sebagai sumber penghidupan, perahu Kajang menjadi rumah untuk tempat tinggal. Perahu ini menjadi pusat kegiatan domestik yang umumnya berasal dari keluarga inti, yakni orangtua dan anak. Mereka memasak dan juga tidur di dalam rumah perahu. [Okezone| Okezone]