Socratez Sofian Yoman Nilai Tito Karnavian Bungkam Demokrasi Rakyat Papua
pada tanggal
Saturday, 6 July 2013
KOTARAJA (KOTA JAYAPURA) - Apresiasi yang diberikan sejumlah Tokoh Papua seperti Ketua LMA Port Numbay George Awi dan Ketua LMA Provinsi Papua Lenis Kogoya, SH, MH, terhadap kepemimpinan Kapolda Papua Irjend (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA, Ph.D, yang dinilai telah memberikan banyak dampak positif bagi Papua, ternyata mendapat penilaian berbeda dari salah seorang Tokoh Gereja yang terkenal vokal, Pendeta Socratez Sofian Yoman. Ia justru memberikan penilaian yang terbalik. Socratez menilai bahwa Kapolda Papua Irjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA, Ph.D adalah pembungkam demokrasi bagi rakyat asli Papua.
“Jadi dengan tegas saya katakan bahwa Kapolda adalah orang yang merusak demokrasi di atas Tanah Papua, orang yang membunuh demokrasi Papua, juga menghancurkan kebebasan bereksperesi Orang Asli Papua (OAP),” tegas Socratez kepada Bintang Papua, di Toko Buku “Yoman Ninom”, di Jalan Tabi - Tobati, Nomor 001, atau lebih dikenal dengan Jalan Jeruk Nipis - Furia, kemarin sore Kamis (04/07/2013) sekira pukul 16.00 WIT.
Selain itu, Socratez menilai Kapolda Papua saat ini telah melakukan pelecehan - pelecehan misalnya dengan membuat foto Orang Asli Papua (OAP) yang menggunakan pakaian adat (koteka) ditampilkan di setiap sudut – sudut jalan pada baliho – baliho maupun poster - poster.
Socratez justru memuji kepemimpinan Kapolda Papua dahulu yang dijabat oleh I Made Pastika. “Dimana kami sebagai orang asli Papua merasa Kapolda Papua yang bisa berikan baik cuma I Made Pastika, dan selain itu tidak ada yang baik terlebih lagi pada diri Kapolda Papua yang sekarang,” ujarnya.
Lanjutnya, ia (Kapolda Tito, red) itu yang membuat rakyat Papua menjadi takut, karena tidak ada kebebasan untuk menyampaikan pendapat di muka umum, sehingga kata Socratez ia pantas disebut pembungkam ruang demokrasi bagi rakyat Papua. [BintangPapua| Scoop]
“Jadi dengan tegas saya katakan bahwa Kapolda adalah orang yang merusak demokrasi di atas Tanah Papua, orang yang membunuh demokrasi Papua, juga menghancurkan kebebasan bereksperesi Orang Asli Papua (OAP),” tegas Socratez kepada Bintang Papua, di Toko Buku “Yoman Ninom”, di Jalan Tabi - Tobati, Nomor 001, atau lebih dikenal dengan Jalan Jeruk Nipis - Furia, kemarin sore Kamis (04/07/2013) sekira pukul 16.00 WIT.
Selain itu, Socratez menilai Kapolda Papua saat ini telah melakukan pelecehan - pelecehan misalnya dengan membuat foto Orang Asli Papua (OAP) yang menggunakan pakaian adat (koteka) ditampilkan di setiap sudut – sudut jalan pada baliho – baliho maupun poster - poster.
Socratez justru memuji kepemimpinan Kapolda Papua dahulu yang dijabat oleh I Made Pastika. “Dimana kami sebagai orang asli Papua merasa Kapolda Papua yang bisa berikan baik cuma I Made Pastika, dan selain itu tidak ada yang baik terlebih lagi pada diri Kapolda Papua yang sekarang,” ujarnya.
Lanjutnya, ia (Kapolda Tito, red) itu yang membuat rakyat Papua menjadi takut, karena tidak ada kebebasan untuk menyampaikan pendapat di muka umum, sehingga kata Socratez ia pantas disebut pembungkam ruang demokrasi bagi rakyat Papua. [BintangPapua| Scoop]