Ribuan Anak Muda Padati Auditorium Uncen Nonton 'Cinta Dari Wamena'
pada tanggal
Tuesday, 30 July 2013
ABEPURA (KOTA JAYAPURA) – Film berjudul Cinta dari Wamena diputar diauditorium Universitas Cenderawasih (Uncen), jalan raya Sentani, Abepura, Kota Jayapura, Papua, Rabu (24/07/2013) malam. Ribuan warga memadati auditorium Uncen untuk menyaksikan film dengan latar wilayah pedalaman Papua ini.
Dari pantauan tabloidjubi.com, sebagian besar penonton adalah anak muda, seperti pelajar dan mahasiswa serta pemuda lainnya di distrik Abepura dan sekitarnya.
Dari data yang dihimpun media ini diketahui, tiket yang dicetak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uncen sebanyak 5.200 lembar. Sementara daya tampung auditorium yang menyerupai gelanggang olah raga dan arsitektur ala rumah tradisional Papua ini sebanyak 10.000 orang. Namun, penonton berjubel memenuhi gedung ini hingga balkon. Ada lagi yang mengantri di luar karena tidak memenuhi tempat atau kursi kosong di dalam ruangan.
Salah seorang penonton Alus Himan ketika ditemui media ini mengatakan, selain ingin mengetahui pesan moral yang terkandung dalamnya, film ini menginspirasi anak muda Papua, terutama anak lembah Baliem untuk mencintai keragaman dan budayanya. “Saya tertarik dengan tokoh utama, Benyamin, sebab pikiran dan kreasi mereka bisa dituangkan dalam film yang dilakoninya ini,” kata Alus Himan, mahasiswa pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) ini.
Senada dengan Alus, Ketua BEM Uncen Paulus Y.O Numberi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan penitia pemutaran film ini untuk mengkampanyekan HIV/AIDS kepada kepada warga Papua.
“Juga soal perbedaan. Bahwa perbedaan justru menyatukan kita. Setiap orang mempunyai hak untuk dicintai dan mencintai,” kata Paulus Y.O Numberi.
Selain itu, kata Paulus, pemutaran film yang dibintangi beberapa anak asli Papua ini juga bermaksud untuk menghibur para pelajar dan mahasiswa yang belajar di Abepura serta mengangkat nama Papua, terutama daerah terpencil.
Seiring waktu berputar, sekitar pukul 21.30 waktu Papua, para penonton berbondong-bondong meninggalkan lokasi pemutaran film. Halaman auditorium Uncen seperti lautan manusia. [TabloidJubi]
Dari pantauan tabloidjubi.com, sebagian besar penonton adalah anak muda, seperti pelajar dan mahasiswa serta pemuda lainnya di distrik Abepura dan sekitarnya.
Dari data yang dihimpun media ini diketahui, tiket yang dicetak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uncen sebanyak 5.200 lembar. Sementara daya tampung auditorium yang menyerupai gelanggang olah raga dan arsitektur ala rumah tradisional Papua ini sebanyak 10.000 orang. Namun, penonton berjubel memenuhi gedung ini hingga balkon. Ada lagi yang mengantri di luar karena tidak memenuhi tempat atau kursi kosong di dalam ruangan.
Salah seorang penonton Alus Himan ketika ditemui media ini mengatakan, selain ingin mengetahui pesan moral yang terkandung dalamnya, film ini menginspirasi anak muda Papua, terutama anak lembah Baliem untuk mencintai keragaman dan budayanya. “Saya tertarik dengan tokoh utama, Benyamin, sebab pikiran dan kreasi mereka bisa dituangkan dalam film yang dilakoninya ini,” kata Alus Himan, mahasiswa pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) ini.
Senada dengan Alus, Ketua BEM Uncen Paulus Y.O Numberi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan penitia pemutaran film ini untuk mengkampanyekan HIV/AIDS kepada kepada warga Papua.
“Juga soal perbedaan. Bahwa perbedaan justru menyatukan kita. Setiap orang mempunyai hak untuk dicintai dan mencintai,” kata Paulus Y.O Numberi.
Selain itu, kata Paulus, pemutaran film yang dibintangi beberapa anak asli Papua ini juga bermaksud untuk menghibur para pelajar dan mahasiswa yang belajar di Abepura serta mengangkat nama Papua, terutama daerah terpencil.
Seiring waktu berputar, sekitar pukul 21.30 waktu Papua, para penonton berbondong-bondong meninggalkan lokasi pemutaran film. Halaman auditorium Uncen seperti lautan manusia. [TabloidJubi]