Provinsi Papua Belum Terapkan Kurikulum Baru 2013
pada tanggal
Friday, 19 July 2013
KOTA JAYAPURA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua mengklaim, hingga kini belum menerapkan kurikulum 2013 di semua sekolah yang ada di Papua. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Umum/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMU/SMK).
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Elias Wonda,S.Pd kepada wartawan, Kamis (18/07/2013) kemarin mengaku, sampai saat ini belum menerima pemberitahuan dari pemerintah pusat terkait hal ini.
“Saya belum lihat model atau bentuk kurikulumnya, karena dari pusat belum kirim kesini bentuknya bagaimana. Karena biasanya itu dari pusat mereka bagi ke provinsi, provinsi ke sana dilatih dulu, dikirim balik ke provinsi, provinsi bagi lagi ke kabupaten, baru kabupaten bagi ke sekolah sekolah. Jadi sampai sekarang belum,” ujarnya.
Elias Wonda mengaku, kesulitan untuk menerapkan kurikulum baru khususnya di wilayah Kabupaten yang baru dimekarkan. Hal ini disebabkan keterbatasan guru, sarana prasarana, dan keterbatasan kemampuan siswa atau murid untuk menerima kurukulum baru tersebut. Dia mencontohkan, metode pengajaran maupun buku buku yang digunakan sudah sangat tertinggal dengan daerah lain.
“Ini yang akan kita dorong untuk bagaimana dicari solusinya,” terangnya.
Meski Elias Wonda mengklaim secara keseluruhan di Papua belum menerapkan kurikulum baru tersebut. Justru sebaliknya, sejak Senin lalu kurikulum baru mulai diterapkan di sejumlah sekolah yang ada di Kota Jayapura baik SD, SMP, dan SMU. Sekolah ini dijadikan sekolah percontohan. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Jayapura, Robert Jhon Betaubun mengaku pihaknya sudah mengirim 50-an guru untuk mengikuti pelatihan terkait kurikulum baru ini di Jakarta. Dirinya optimis pada 2014 mendatang semua sekolah di wilayah kota Jayapura sudah menggunakan kurikulum baru tersebut.[PapuaPos]
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Elias Wonda,S.Pd kepada wartawan, Kamis (18/07/2013) kemarin mengaku, sampai saat ini belum menerima pemberitahuan dari pemerintah pusat terkait hal ini.
“Saya belum lihat model atau bentuk kurikulumnya, karena dari pusat belum kirim kesini bentuknya bagaimana. Karena biasanya itu dari pusat mereka bagi ke provinsi, provinsi ke sana dilatih dulu, dikirim balik ke provinsi, provinsi bagi lagi ke kabupaten, baru kabupaten bagi ke sekolah sekolah. Jadi sampai sekarang belum,” ujarnya.
Elias Wonda mengaku, kesulitan untuk menerapkan kurikulum baru khususnya di wilayah Kabupaten yang baru dimekarkan. Hal ini disebabkan keterbatasan guru, sarana prasarana, dan keterbatasan kemampuan siswa atau murid untuk menerima kurukulum baru tersebut. Dia mencontohkan, metode pengajaran maupun buku buku yang digunakan sudah sangat tertinggal dengan daerah lain.
“Ini yang akan kita dorong untuk bagaimana dicari solusinya,” terangnya.
Meski Elias Wonda mengklaim secara keseluruhan di Papua belum menerapkan kurikulum baru tersebut. Justru sebaliknya, sejak Senin lalu kurikulum baru mulai diterapkan di sejumlah sekolah yang ada di Kota Jayapura baik SD, SMP, dan SMU. Sekolah ini dijadikan sekolah percontohan. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Jayapura, Robert Jhon Betaubun mengaku pihaknya sudah mengirim 50-an guru untuk mengikuti pelatihan terkait kurikulum baru ini di Jakarta. Dirinya optimis pada 2014 mendatang semua sekolah di wilayah kota Jayapura sudah menggunakan kurikulum baru tersebut.[PapuaPos]