Meski Miliki Kantor Diluar Tanah Papua, Bank Papua Belum Diijinkan Expansi
pada tanggal
Tuesday, 23 July 2013
KOTA JAYAPURA - Meski Bank Papua telah membuka kantor cabang dibeberapa daerah di luar Papua seperti Makassar, Surabaya dan Solo, namun hingga kini belum mendapat ijin expansi atau ijin operasi dari Bank Indonesia (BI).
Ketua Komisi C DPR Papua yang membidangi anggaran dan asset daerah, Yan Ayomi mengatakan, pihaknya telah menggelar pertemuan tertutup dengan BI guna meminta penjelasan kepada BI terkait ijin expansi kantor Bank Papua yang berada di daerah lain.
“Ternyata Bank Indonesia belum memberikan ijin expansi karena ada beberapa hal, salah satunya masih ada empat Kabupaten di Papua yang belum memiliki kantor cabang Bank Papua di sana,” kata Yan Ayomi, Seni (22/07/2013).
Menurutnya, BI ingin Bank Papua itu benar-benar kuat, menjadi tuan, dan menjadi raja di atas tanah Tanah Papua. Setelah itu barulah memperkuat di luar daerah Papua. Expansi kantor-kantor cabang harus menyeluruh di seluruh kabupaten sampai ke tingkat distrik terlebih dahulu.
“Jadi ada beberapa fungsi peranan penting dari Bank Pembangunan Daerah atau BPD ini yang belum dioptimalkan di Papua. Di Papua ternyata yang mempunyai expansi yang lebih luas yaitu Bank Rakyat Indonesia atau BRI, bukan BPD. Jadi BI menginginkan BPD ini harus lebih kuat dan lebih utama,” ujarnya.
Selain itu Dikatakan, kendala karena terbentur dengan masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dianggap masih jauh dari harapan Bank Indonesia. Begitu juga sektor perkreditan pertanian dan sektor produktif di Bank Papua juga masih minim atau rendah.
“Bank Papua itu lebih mengandalkan sektor perkreditan konsumtif atau perkreditan kepada Pegawai Negeri Sipil dan pengusaha, dibanding perkreditan pertanian. Sehingga misi Bank Papua kepada development dianggap masih kurang,” kata Yan Ayomi.
Sebelumnya Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Papua, Johan Kafiar mengatakan, Bank Papua berkomitmen mencetak 1.000 pengusaha asli papua. Komitmen ini ditunjukkan Bank Papua dengan menjaring, menyeleksi dan mengirimkan 40 orang pengusaha asli Papua dan Papua barat untuk dididik di Rumah perubahan Rhenaldi Kasali di Jakarta dalam waktu dekat.
“Kita harapkan 5 tahun kedepan, meski tahap pertama ini kita baru mendapatkan 40 orang pengusaha yang yang lolos seleksi ketat dan berkomitmen serta mempunyai usaha yang baik kedepan,” kata Johan Kafiar.
Menurutnya, kedepan 1.000 pengusaha asli Papua direnacanakan akan menjadi binaan Bank Papua sepanjang bisnis eknominya baik. “Selain itu, Bank Papua juga berkeinginan kedepan menjadi Bank yang berkontribusi untuk perekonomian di Papua guna mewujudkan keinginan masyarakat Papua sampai ke Distrik, diseluruh Papua,” ujar Johan Kafiar. [TabloidJubi| Kontan]
Ketua Komisi C DPR Papua yang membidangi anggaran dan asset daerah, Yan Ayomi mengatakan, pihaknya telah menggelar pertemuan tertutup dengan BI guna meminta penjelasan kepada BI terkait ijin expansi kantor Bank Papua yang berada di daerah lain.
“Ternyata Bank Indonesia belum memberikan ijin expansi karena ada beberapa hal, salah satunya masih ada empat Kabupaten di Papua yang belum memiliki kantor cabang Bank Papua di sana,” kata Yan Ayomi, Seni (22/07/2013).
Menurutnya, BI ingin Bank Papua itu benar-benar kuat, menjadi tuan, dan menjadi raja di atas tanah Tanah Papua. Setelah itu barulah memperkuat di luar daerah Papua. Expansi kantor-kantor cabang harus menyeluruh di seluruh kabupaten sampai ke tingkat distrik terlebih dahulu.
“Jadi ada beberapa fungsi peranan penting dari Bank Pembangunan Daerah atau BPD ini yang belum dioptimalkan di Papua. Di Papua ternyata yang mempunyai expansi yang lebih luas yaitu Bank Rakyat Indonesia atau BRI, bukan BPD. Jadi BI menginginkan BPD ini harus lebih kuat dan lebih utama,” ujarnya.
Selain itu Dikatakan, kendala karena terbentur dengan masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dianggap masih jauh dari harapan Bank Indonesia. Begitu juga sektor perkreditan pertanian dan sektor produktif di Bank Papua juga masih minim atau rendah.
“Bank Papua itu lebih mengandalkan sektor perkreditan konsumtif atau perkreditan kepada Pegawai Negeri Sipil dan pengusaha, dibanding perkreditan pertanian. Sehingga misi Bank Papua kepada development dianggap masih kurang,” kata Yan Ayomi.
Sebelumnya Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Papua, Johan Kafiar mengatakan, Bank Papua berkomitmen mencetak 1.000 pengusaha asli papua. Komitmen ini ditunjukkan Bank Papua dengan menjaring, menyeleksi dan mengirimkan 40 orang pengusaha asli Papua dan Papua barat untuk dididik di Rumah perubahan Rhenaldi Kasali di Jakarta dalam waktu dekat.
“Kita harapkan 5 tahun kedepan, meski tahap pertama ini kita baru mendapatkan 40 orang pengusaha yang yang lolos seleksi ketat dan berkomitmen serta mempunyai usaha yang baik kedepan,” kata Johan Kafiar.
Menurutnya, kedepan 1.000 pengusaha asli Papua direnacanakan akan menjadi binaan Bank Papua sepanjang bisnis eknominya baik. “Selain itu, Bank Papua juga berkeinginan kedepan menjadi Bank yang berkontribusi untuk perekonomian di Papua guna mewujudkan keinginan masyarakat Papua sampai ke Distrik, diseluruh Papua,” ujar Johan Kafiar. [TabloidJubi| Kontan]