Masyarakat Raja Ampat Terusik dengan Kapal dari Filipina
pada tanggal
Sunday, 21 July 2013
WAISAI (RAJA AMPAT) - Masyarakat Raja Ampat yang bermukin di pesisir pulau Raja Ampat selama ini merasa terusik dengan hadirnya kapal-kapal asing dari Filipina yang datang dengan seenaknya mengambil ikan di wilayah tersebut. Bahkan kapal-kapal tersebut mengambil ikan dalam jumlah yang banyak, tanpa memikirkan masyarakat asli setempat.
Lokasi yang menjadi tempat masuknya perahu-perahu asing, tepatnya di wilyah Raja Ampat, dan sebagian di Misool. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh tokoh masyarakat Joppy Omkarsba kepada Koran ini di Waisai (19/07/2013).
Dikatakan oleh Joppy, kehadiran perahu-perahu asing dari Filipina secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat di wilayah Raja Ampat terutama di Pulau Batanta dan sekitarnya. Yang menjadi pertanyaan, di wilayah tersebut, apakah tidak dijaga oleh aparat dalam hal ini TNI AL ataupun Polair. Komandan Lanal (Danlanal) Kol Laut (P), Eko Joko Wiyono mengatakan, kalau ada anggapan bahwa wilayah Papua Barat terutama Raja Ampat tidak dijaga oleh TNI AL itu keliru.
"Sebenarnya dijaga oleh kami. Tetapi kita tahu bersama bahwa keterbatasan jumlah dengan alustista dengan luas wilayah yang ada di NKRI, belum tentu dijangkau semuanya. Namun dengan adanya laporan dan masukan seperti begini. Saya akan melaporakan ke Danlantamal dan selanjutnya ke pusat," ujarnya.
Ditanya mengenai patroli yang dilakukan oleh Lanal, dengan tegas Danlanal mengatakan pihaknya selama ini hanya melakukan melakukan patroli terbatas, karena kelengkapan yang ada di lLnal yakni KRI Kalakay, tidak mampu menembusi Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.
"Kami hanya bisa menembus hingga 12 mil dan kalau sudah lebih dari 12 mil tentunya kami akan meminta bantuan kepada KRI lainnya yang lebih besar," terangnya. [RadarSorong]
Lokasi yang menjadi tempat masuknya perahu-perahu asing, tepatnya di wilyah Raja Ampat, dan sebagian di Misool. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh tokoh masyarakat Joppy Omkarsba kepada Koran ini di Waisai (19/07/2013).
Dikatakan oleh Joppy, kehadiran perahu-perahu asing dari Filipina secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat di wilayah Raja Ampat terutama di Pulau Batanta dan sekitarnya. Yang menjadi pertanyaan, di wilayah tersebut, apakah tidak dijaga oleh aparat dalam hal ini TNI AL ataupun Polair. Komandan Lanal (Danlanal) Kol Laut (P), Eko Joko Wiyono mengatakan, kalau ada anggapan bahwa wilayah Papua Barat terutama Raja Ampat tidak dijaga oleh TNI AL itu keliru.
"Sebenarnya dijaga oleh kami. Tetapi kita tahu bersama bahwa keterbatasan jumlah dengan alustista dengan luas wilayah yang ada di NKRI, belum tentu dijangkau semuanya. Namun dengan adanya laporan dan masukan seperti begini. Saya akan melaporakan ke Danlantamal dan selanjutnya ke pusat," ujarnya.
Ditanya mengenai patroli yang dilakukan oleh Lanal, dengan tegas Danlanal mengatakan pihaknya selama ini hanya melakukan melakukan patroli terbatas, karena kelengkapan yang ada di lLnal yakni KRI Kalakay, tidak mampu menembusi Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.
"Kami hanya bisa menembus hingga 12 mil dan kalau sudah lebih dari 12 mil tentunya kami akan meminta bantuan kepada KRI lainnya yang lebih besar," terangnya. [RadarSorong]