Masyarakat Kabupaten Puncak Lebih Memilih Pembangunan Jalan Dibanding Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)
pada tanggal
Wednesday, 10 July 2013
ILAGA (PUNCAK) – Masyarakat Kabupaten Puncak, lebih membutuhkan pembangunan jalan dan membuka keterisolasian, ketimbang Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau BLSM yang saat ini dibagikan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan bahan bakar minyak.
Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik menuturkan, masyarakat di daerahnya sudah terbiasa hidup mahal, karena semua kebutuhan pokok harus diangkut melalui transportasi udara.
Sehingga BLSM yang hanya Rp 300 ribu per triwulan untuk satu kepala keluarga tentunya tidak cukup. Jika dibandingkan harga kebutuhan bahan pokok seperti beras yang perkilonya bisa mencapai Rp 30 ribu atau harga bahan bakar bensin dan solar yang Rp 50 ribu perliternya.
“Sekarang masyarakat di atas itu yang mereka rasa kalau ada pembangunan jalan, ada pembangunan sana sini ada kelancaran itu. Itu yang mereka rasa ada perubahan yang terjadi. Tapi kalau merubah kehidupan makan minum, mereka tidak rasa, itu dianggap biasa biasa saja,” jelas Willem.
Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik mengaku, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Puncak. Pasalnya kondisi geografis yang sulit karena terdiri dari pegunungan, sehingga untuk menjangkau satu distrik ke distrik lainnya harus ditempuh dengan berjalan kaki selama beberapa hari.
Dia menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat petunjuk terkait pembagian BLSM. “Tentunya kami sangat sambut baik program pemerintah tersebut. Yang paling penting adalah soal data penerima bantuan, sebab kalau tidak didata secara baik dikhawatirkan akan menimbulkan masalah di kemudian hari,”tambahnya. [PortalKBR| GambarPapua]
Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik menuturkan, masyarakat di daerahnya sudah terbiasa hidup mahal, karena semua kebutuhan pokok harus diangkut melalui transportasi udara.
Sehingga BLSM yang hanya Rp 300 ribu per triwulan untuk satu kepala keluarga tentunya tidak cukup. Jika dibandingkan harga kebutuhan bahan pokok seperti beras yang perkilonya bisa mencapai Rp 30 ribu atau harga bahan bakar bensin dan solar yang Rp 50 ribu perliternya.
“Sekarang masyarakat di atas itu yang mereka rasa kalau ada pembangunan jalan, ada pembangunan sana sini ada kelancaran itu. Itu yang mereka rasa ada perubahan yang terjadi. Tapi kalau merubah kehidupan makan minum, mereka tidak rasa, itu dianggap biasa biasa saja,” jelas Willem.
Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik mengaku, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Puncak. Pasalnya kondisi geografis yang sulit karena terdiri dari pegunungan, sehingga untuk menjangkau satu distrik ke distrik lainnya harus ditempuh dengan berjalan kaki selama beberapa hari.
Dia menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat petunjuk terkait pembagian BLSM. “Tentunya kami sangat sambut baik program pemerintah tersebut. Yang paling penting adalah soal data penerima bantuan, sebab kalau tidak didata secara baik dikhawatirkan akan menimbulkan masalah di kemudian hari,”tambahnya. [PortalKBR| GambarPapua]