Enam Orang di Merauke Meninggal akibat Demam Berdarah
pada tanggal
Thursday, 11 July 2013
MERAUKE - Kasus demam berdarah menelan korban lagi. Setelah dilaporkan beberapa minggu lalu jika lima orang meninggal akibat terserang demam berdarah, kini bertambah satu lagi. Bocah yang berusia enam tahun ini, meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke, setelah menjalani perawatan beberapa hari lalu.
Direktur RSUD Merauke, Adolf Bolang yang ditemui tabloid jubi, Selasa (09/07/2013), membenarkan adanya korban demam berdarah yang meninggal di rumah sakit. “Memang identitas dari korban bersangkutan, masih disalah seorang tenaga medis dan belum disampaikan kepada saya. Tetapi bahwa, bocah tersebut, di bawa dari Kampung Wanam, Distrik Ilwayab beberapa hari lalu,” ungkap Bolang.
Saat itu, lanjut Bolang, orangtuanya membawa korban langsung ke Rumah Sakit (RS) Bunda Pengharapan. Oleh karena tidak tertolong, dirujuk lagi ke RSUD Merauke. Petugas medis telah memberikan pertolongan, namun nyawa dari korban tidak dapat tetolong. “Kita sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan pertolongan. Hanya saja, kondisinya makin kritis ketika dibawa dari RS Bunda Pengharapan,” tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, Stevanus Osok yang ditemui di Kantor Bappeda, membenarkan jika adanya pasien demam berdarah yang meninggal. “Saya sudah mendapat laporan tentang korban yang meninggal itu,” ujar Stef.
Diakui jika korban dibawa terlambat juga dari Kampung Wanam. Karena transportasi yang sangat sulit. Ada juga pesawat kesana, tetapi tidak rutin setiap hari. Olehnya, orangtua pun tak bisa berbuat banyak. Korban sempat dirawat di Puskesmas Ilwayab, tetapi karena keterbatasan fasilitas. Sehingga harus dirujuk ke Merauke.
Disinggung penyebaran demam berdarah di Distrik Ilwayab, Stef mengaku, berdasarkan laporan dari kepala puskesmas, ada beberapa yang diduga mengalami gejalah tersebut. Namun, untuk memastikan, harus dilakukan diagnose terlebih dahulu. “Ya, petugas saya disana tidak bisa berbuat banyak. Karena keterbatasan peralatan,” tandasnya. [TabloidJubi| ObatKolesterol]
Direktur RSUD Merauke, Adolf Bolang yang ditemui tabloid jubi, Selasa (09/07/2013), membenarkan adanya korban demam berdarah yang meninggal di rumah sakit. “Memang identitas dari korban bersangkutan, masih disalah seorang tenaga medis dan belum disampaikan kepada saya. Tetapi bahwa, bocah tersebut, di bawa dari Kampung Wanam, Distrik Ilwayab beberapa hari lalu,” ungkap Bolang.
Saat itu, lanjut Bolang, orangtuanya membawa korban langsung ke Rumah Sakit (RS) Bunda Pengharapan. Oleh karena tidak tertolong, dirujuk lagi ke RSUD Merauke. Petugas medis telah memberikan pertolongan, namun nyawa dari korban tidak dapat tetolong. “Kita sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan pertolongan. Hanya saja, kondisinya makin kritis ketika dibawa dari RS Bunda Pengharapan,” tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, Stevanus Osok yang ditemui di Kantor Bappeda, membenarkan jika adanya pasien demam berdarah yang meninggal. “Saya sudah mendapat laporan tentang korban yang meninggal itu,” ujar Stef.
Diakui jika korban dibawa terlambat juga dari Kampung Wanam. Karena transportasi yang sangat sulit. Ada juga pesawat kesana, tetapi tidak rutin setiap hari. Olehnya, orangtua pun tak bisa berbuat banyak. Korban sempat dirawat di Puskesmas Ilwayab, tetapi karena keterbatasan fasilitas. Sehingga harus dirujuk ke Merauke.
Disinggung penyebaran demam berdarah di Distrik Ilwayab, Stef mengaku, berdasarkan laporan dari kepala puskesmas, ada beberapa yang diduga mengalami gejalah tersebut. Namun, untuk memastikan, harus dilakukan diagnose terlebih dahulu. “Ya, petugas saya disana tidak bisa berbuat banyak. Karena keterbatasan peralatan,” tandasnya. [TabloidJubi| ObatKolesterol]