Balai Benih Induk Dinas Pertanian Kembangkan Produksi Padi Beras Merah di Merauke
pada tanggal
Saturday, 13 July 2013
KOTA JAYAPURA – Tahun ini Balai Benih Induk Dinas Pertanian Provinsi
Papua mulai mengembangkan produksi padi beras merah yang siap dipasarkan
di masyarakat.
Kepala Balai Benih Induk Dinas Pertanian Provinsi Papua, R. Leimena mengatakan, peluang bisnis untuk beras merah ini cukup bagus. Sehingga ke depan tidak hanya memproduksi benih tapi hingga menjadi beras yang siap dipasarkan.Dengan demikian akan membantu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang selama ini hanya berkisar diantara Rp 50 hingga 75 Juta pertahun.
“Saat ini saya mulai kembangkan padi orang bilang beras merah sekarang saya lagi tanam. Karena memang harganya mahal dan konsumsinya kelas menengah keatas, rata rata orang cari. Itu orientasi saya untuk meningkatkan PAD. Jadi ada balance input yang masukan pemerintah daerah kesini, dengan out put kontribusi yang saya berikan terhadapa pemasukan PAD,”ujar Leimena.
Kepala Balai Benih Induk Dinas Pertanian Provinsi Papua, R. Leimena menjelaskan, tahap yang dilakukan mulai dari penanaman benih dasar, benih pokok hingga diproduksi menjadi beras merah.
Untuk pemasarannya, kata Leimena, pihaknya menggandeng sejumlah koperasi setempat dan akan dipasarkan untuk sementara hanya di wilayah Kabupaten Merauke.
“Kita punya lahan yang luasnya 100 hektar. Nah, satu hektarnya itu kita tanami untuk beras merah,” terangnya.
Balai Benih Induk ini berlokasi di Distrik Kurik, kabupaten Merauke dan merupakan aset peninggalan Belanda dan berada dibawah kendali Dinas Pertanian Provinsi Papua. Balai ini khusus memproduksi benih atau bibit dasar tanaman padi, yang kemudian didistribusikan ke seluruh Kabupaten/Kota di Papua bahkan Papua Barat. [PortalKBR]
Kepala Balai Benih Induk Dinas Pertanian Provinsi Papua, R. Leimena mengatakan, peluang bisnis untuk beras merah ini cukup bagus. Sehingga ke depan tidak hanya memproduksi benih tapi hingga menjadi beras yang siap dipasarkan.Dengan demikian akan membantu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang selama ini hanya berkisar diantara Rp 50 hingga 75 Juta pertahun.
“Saat ini saya mulai kembangkan padi orang bilang beras merah sekarang saya lagi tanam. Karena memang harganya mahal dan konsumsinya kelas menengah keatas, rata rata orang cari. Itu orientasi saya untuk meningkatkan PAD. Jadi ada balance input yang masukan pemerintah daerah kesini, dengan out put kontribusi yang saya berikan terhadapa pemasukan PAD,”ujar Leimena.
Kepala Balai Benih Induk Dinas Pertanian Provinsi Papua, R. Leimena menjelaskan, tahap yang dilakukan mulai dari penanaman benih dasar, benih pokok hingga diproduksi menjadi beras merah.
Untuk pemasarannya, kata Leimena, pihaknya menggandeng sejumlah koperasi setempat dan akan dipasarkan untuk sementara hanya di wilayah Kabupaten Merauke.
“Kita punya lahan yang luasnya 100 hektar. Nah, satu hektarnya itu kita tanami untuk beras merah,” terangnya.
Balai Benih Induk ini berlokasi di Distrik Kurik, kabupaten Merauke dan merupakan aset peninggalan Belanda dan berada dibawah kendali Dinas Pertanian Provinsi Papua. Balai ini khusus memproduksi benih atau bibit dasar tanaman padi, yang kemudian didistribusikan ke seluruh Kabupaten/Kota di Papua bahkan Papua Barat. [PortalKBR]