Bahan Bakar Minyak (BBM) di Nabire Sering Kehabisan
pada tanggal
Thursday, 4 July 2013
NABIRE - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Nabire, masih saja terjadi hingga saat ini. Kelangkaan itu terjadi lantaran pihak Pertamina sengaja mengurangi jatah solar ke SPBU-SPBU.
Ditambah lagi dugaan adanya ulah pemilik mobil yang melakukan penimbunan dengan cara menambah tangki cadangan . Tangki itu mampu memuat 400 liter BBM kemudian dijual ke daerah pedalaman dengan keuntungan tinggi.
Seperti yang terjadi hari ini, tiga SPBU diserbu para sopir, dan dalam waktu dua jam solar langsung ludes. SPBU selalu kehabisan stok solar tiap harinya..
Menurut Rudy salah seorang sopir damtruk yang beroperasi dalam kota, BBM jenis solar akhir-akhir ini sering kehabisan.
"Ini akibat ulah para sopir damtruk jurusan pedalaman yang selalu melakukan penimbunan BBM," ujar Rudy, Jumat (28/06/2013).
Dengan cara menambah tangki cadangan di antara bodi mobil dengan kepala maka dapat memuat lebih banyak BBM, dan tangki -tangki itu dapat memuat BBM 400 liter pertangki untuk dijual ke daerah pendalaman dengan harga Rp7.500 perliter.
Tapi dugaan itu dibantah sopir jurusan pedalaman Firdaus. Tangki cadangan yang mereka buat, kata Firdaus bukan untuk menimbun BBM melainkan untuk menyimpan stok BMM. BBM itu untuk dipakai ke daerah pedalaman seperti misalnya ke daerah Enarotali yang berjarak 300 kilometer dari Kota Nabire.
Perjalangan dari Nabire ke Enarotali membutuhkan kurang lebih 300 liter pulang pergi.
"Bahkan kami para sopir, mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk membangun SPBU di daerah pedalaman sehingga para sopir tidak kewalahan untuk membawa BBM ke daerah itu," tukasnya.
Sementera itu, Kepala Pertamina Nabire Borhan Gultom membantah jika dikatakan Nabire mengalami kelangkaan BBM jenis solar.
Namun dia mengakui adanya pengurangan BBM ke SPBU. Pengurangan dilakukan karena stok BBM bersubsidi saat ini menipis.
Menurutnya tidak menutup kemungkinan pada September BBM bersubsidi jenis solar di kota Nabire akan habis total.
Karena itu dia mengimbau agar pihak Pemda Nabire melakukan kontrol pemakaian BBM, agar bisa bertahan hingga akhir tahun ke depan. [Sindonews]
Ditambah lagi dugaan adanya ulah pemilik mobil yang melakukan penimbunan dengan cara menambah tangki cadangan . Tangki itu mampu memuat 400 liter BBM kemudian dijual ke daerah pedalaman dengan keuntungan tinggi.
Seperti yang terjadi hari ini, tiga SPBU diserbu para sopir, dan dalam waktu dua jam solar langsung ludes. SPBU selalu kehabisan stok solar tiap harinya..
Menurut Rudy salah seorang sopir damtruk yang beroperasi dalam kota, BBM jenis solar akhir-akhir ini sering kehabisan.
"Ini akibat ulah para sopir damtruk jurusan pedalaman yang selalu melakukan penimbunan BBM," ujar Rudy, Jumat (28/06/2013).
Dengan cara menambah tangki cadangan di antara bodi mobil dengan kepala maka dapat memuat lebih banyak BBM, dan tangki -tangki itu dapat memuat BBM 400 liter pertangki untuk dijual ke daerah pendalaman dengan harga Rp7.500 perliter.
Tapi dugaan itu dibantah sopir jurusan pedalaman Firdaus. Tangki cadangan yang mereka buat, kata Firdaus bukan untuk menimbun BBM melainkan untuk menyimpan stok BMM. BBM itu untuk dipakai ke daerah pedalaman seperti misalnya ke daerah Enarotali yang berjarak 300 kilometer dari Kota Nabire.
Perjalangan dari Nabire ke Enarotali membutuhkan kurang lebih 300 liter pulang pergi.
"Bahkan kami para sopir, mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk membangun SPBU di daerah pedalaman sehingga para sopir tidak kewalahan untuk membawa BBM ke daerah itu," tukasnya.
Sementera itu, Kepala Pertamina Nabire Borhan Gultom membantah jika dikatakan Nabire mengalami kelangkaan BBM jenis solar.
Namun dia mengakui adanya pengurangan BBM ke SPBU. Pengurangan dilakukan karena stok BBM bersubsidi saat ini menipis.
Menurutnya tidak menutup kemungkinan pada September BBM bersubsidi jenis solar di kota Nabire akan habis total.
Karena itu dia mengimbau agar pihak Pemda Nabire melakukan kontrol pemakaian BBM, agar bisa bertahan hingga akhir tahun ke depan. [Sindonews]