81 Pencari Suaka dari Iran Dikirim Ke Pulau Manus
pada tanggal
Wednesday, 24 July 2013
LORENGAU (MANUS) - Puluhan manusia perahu yang mencari suaka di Australia dikirim ke Pulau Manus, atas kendali program perencanaan pencarian suaka milik pemerintah Australia.
Perahu dengan 81 penumpang dan dua awak ini dihentikan oleh Kapal Perang Australia, HMAS Bathurst pada Sabtu, (19/07/2013) di perairan Pulau Christmast. Mereka merupakan para pencari suaka yang kebanyakan berasal dari Iran, Asia Tengah.
Menteri Imigrasi Australia, Tony Burke mengatakan mereka akan diproses dengan pendekatan baru pemerintah Australia yang keras. Ia juga menyatakan, para pengungsi yang akan dikirim ke Manus sehingga tidak akan ada kesempatan untuk bemukim di Australia.
Menurut The National, para pengungsi yang memiliki keluarga dan anak-anak akan dikirim ke salah satu kota di Papua Nugini karena tidak memadai fasilitas di Pulau Manus.
Tempat pengungsian ini sendiri kini menjadi perbincangan di Papua Nugini, mayoritas warga menolak penetapan negara mereka sebagai tempat penampungan warga luar Papua Nugini sebab, warga mereka sendiri masih sering diabaikan, berbeda dengan pemerintahan di Australia. [TheNational]
Perahu dengan 81 penumpang dan dua awak ini dihentikan oleh Kapal Perang Australia, HMAS Bathurst pada Sabtu, (19/07/2013) di perairan Pulau Christmast. Mereka merupakan para pencari suaka yang kebanyakan berasal dari Iran, Asia Tengah.
Menteri Imigrasi Australia, Tony Burke mengatakan mereka akan diproses dengan pendekatan baru pemerintah Australia yang keras. Ia juga menyatakan, para pengungsi yang akan dikirim ke Manus sehingga tidak akan ada kesempatan untuk bemukim di Australia.
Menurut The National, para pengungsi yang memiliki keluarga dan anak-anak akan dikirim ke salah satu kota di Papua Nugini karena tidak memadai fasilitas di Pulau Manus.
Tempat pengungsian ini sendiri kini menjadi perbincangan di Papua Nugini, mayoritas warga menolak penetapan negara mereka sebagai tempat penampungan warga luar Papua Nugini sebab, warga mereka sendiri masih sering diabaikan, berbeda dengan pemerintahan di Australia. [TheNational]