Usai Terima Adipura, Pemerintah Kota Jayapura Langsung Tangani Banjir
pada tanggal
Sunday, 16 June 2013
KOTA JAYAPURA - Dipimpin langsung oleh Walikota Jayapura Drs. Benhur Tommy Mano, MM Pemkot menggelar Rapat Terbatas membahasa masalah banjir di Kota Jayapura pada Kamis (13/06/2013) pagi di ruang rapat walikota.
Dalam rapat tersebut hadir beberapa SKPD teknis terkait, lalu perwakilan dari DPRD Kota Jayapura, Dinas PU Provinsi Papua, Balai Jalan dan Jembatan dan Balai Sungai wilayah Papua.
Langkah antisipasi setelah rapat selesai ditegaskan walikota harus segera dilakukan, bahkan menurut pengakuannya ia yang pada paginya sempat berkeliling ke beberapa lokasi banjir menemui warga untuk mengetahui keluhan mereka dan mencari penyebab banjir.
Dan diketahui ada beberapa kandang binatang yang dibangun diatas aliran sungai ikut menjadi salah satu penyebab banjir, dan secara sukarela warga bersama Satpol PP langsung melakukan pembongkaran agar dampak banjir bisa diminimalisir.
Kemudian kepada anggota dewan, walikota berharap agar mereka bisa segera membuat kesepakatan mengenai masalah pembiayaan rencana pembangunan Pasar Youtefa yang baru saja kembali dilanda bencana banjir yang ketiga kalinya selama Tahun 2013.
Walikota juga berpesan agar Dinas Tata Kota dapat lebih selektif lagi dalam mengeluarkan Ijin Mendirikan bangunan IMB Karena saat ini sudah terlalu banyak bangunan yang berdiri ditempat yang bukan semestinya dan itu juga menjadi salah satu penyebab utama masalah banjir di Kota Jayapura.
Dari pihak Balai Sungai wilayah Papua sendiri menyampaikan pada APBNP tahun ini pihaknya akan lebih fokus dalam penanganan Kali Camp Walker, dan pihaknya memiliki beberapa bahan banjiran yang bila diperlukan bisa digunakan oleh Pemkot untuk melakukan normalisasi sementara di beberapa kali yang ada.
Sementara dari pihak Dinas PU Provinsi Papua menyatakan pihaknya dalam hal ini siap membantu dan menunggu petunjuk dibagian mana mereka akan diberikan peran karena melihat masalah ini sebenarnya bukan ranah mereka.
Setelahnya, pada siang hari walikota langsung memantau proses pengentasan masalah banjir di lapangan, mulai dari yang terjadi di kawasan Abepura, Kamp Key hingga Organda.
Dikawasan Abepura, walikota sempat terlihat emosi pada proses pengerjaan pembangunan hotel, tiba didepan proyek, ia langsung membuka paksa pagar seng yang ada, ia pun sempat beradu mulut dengan petugas eskafator yang sedang bekerja.
Dalam prosesnya diketahui walikota kesal karena sebelumnya ia sempat meminta pihak kontraktor untuk membantu Pemkot dalam mengatasi genangan air yang timbul dengan alat berat yang dimiliki, namun hingga dirinya datang kembali permintaannya tersebut diacuhkan.
Ia mengatakan pengusaha dipersilakkan saja membuka usahanya di Kota Jayapura, namun mereka juga harus berkontribusi di tempat mereka berusaha, dan dengan kondisi banjir saat ini seharusnya mereka bisa lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya, tidak melulu mengandalkan pemerintah yang penuh dengan keterbatasan.
Kepada wartawan walikota menjabarkan musibah kali ini masih sama dengan yang sebelum-sebelumnya, ini disebabkan karena ulah manusia sendiri yang kerap menjadikan selokan sebagai tempat sampah, dan membangun di tempat yang tidak semestinya.
Di lokasi banjir yang terjadi di Perumahan Organda, ia menyebut pihaknya telah mengambil sebuah tindakkan dengan membuat kali yang tadinya hanya satu meter menjadi empat meter dengan membongkar seluruh bangunan yang ada sekitar aliran air.
Ia kembali mengingatkan apapun upaya yang dilakukan pihaknya akan menjadi sia-sia bila masyarakat tidak ikut ambil bagian, dan diharapkannya dengan telah diraihnya Piala Adipura kesadaran masyarakat untuk menjadikan kebersihan dari hal yang jarang menjadi sebuah budaya yang akan terus mengakar kepada para penerusnya.
Dari pantauan dilapangan, walikota sendiri terus turun tangan sendiri untuk mengatasi banjir di wilayah Abepura, dan hingga pukul 18.45 WIT ia masih terlihat berada di lokasi genangan air.
Satpol PP Kerahkan 1 Pleton
Sementara itu, pasca banjir dahsyat yang melanda sebagian besar wilayah di Kota Jayapura sehingga membuat genangan air belum surut yang terjadi selama dua hari berturut - turut belakangan ini, maka Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengkerahkan personelnya satu pleton guna mengatasi dan membantu genangan air yang di pemukiman warga di RT 1 / RW VI, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura, atau tepatnya dibelakang Hotel 77.
“Kami dalam hal ini anggota Satpol PP Kota Jayapura sebanyak satu peleton Satpol PP langsung turun ke lapangan dan melakukan pengerukan terhadap genangan air di sejumlah drainase yang ada di pemukiman warga di RT 1 / RW VI, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura,” kata Kepala Satpol PP dan PMK Kota Jayapura, Dominggus Rumaropen, ketika ditemui wartawan disela – sela kegiatan pengerukan genangan air, kemarin pagi Kamis (13/06/2013).
Menurut Dominggus demikian sapaan akrabnya, kedatangannya ke tempat ini atau di pemukiman warga yang ada di RT 1 / RW VI, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura adalah untuk mengkoodinir kegiatan pembersihan sejumlah drainase atau saluran air yang masih tergenang air dengan tujuan memperlancar arus air yang tersumbat akibat musibah banjir guna dialirkan ke sejumlah drainase yang ada di pemukiman warga tersebut.
“Pasca banjir hingga hari ini (kemarin, red) arus air cukup tinggi yang menggenangi seluruh drainase yang ada di pemukiman warga tersebut, sehingga adanya aksi pemalangan jalan yang dilakukan warga sekitar,” kata Dominggus didampingi Kepala Kelurahan Kota Baru, Dionisius Deda, S.STP, kemarin siang.
Dalam kegiatan pengerukan ini Satpol PP Kota Jayapura membawa satu alat berat berupa Excavator ini dibantu oleh warga setempat yang menjadi korban akibat ganasnya amukan arus air tersebut, yang mana turut hadir juga juga Kepala Distrik Heram, H. Jaya Kusuma, SE.
“Jadi, demi kepentingan umum dan keselamatan banyak orang, maka warga sekitar ikut membantu dan juga rela kandang - kandang hewan ternak mereka untuk dibongkar,” ujarnya.
Lanjut Dominggus, kegiatan pengerukan yang dilakukan itu, hanya bersifat awal atau membantu memperlancar jalannya arus air disejumlah drainase yang ada di pemukiman warga di RT 1 / RW VI itu. Sedangkan untuk perencanaan tahap selanjutnya atau rencna jangka panjang berupa perbaikan dan lain sebagainya, itu merupakan tugas instansi terkait.
“Yang kita lakukan adalah penanganan awal, nanti penanganan lebih lanjut dan lebih bagus kedepannya atau jangka panjangnya akan melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jayapura dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Jayapura serta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Papua,” jelasnya.
Maka itu, Dominggus menghimbau kepada warga jika ada permasalahan seperti ini, agar jangan lagi ada yang melakukan pemalangan karena hal seperti itu akan membuat dan mengganggu aktifitas orang lain menjadi terhambat.
“Inikan namanya musibah atau kejadian alam, dan kita semua tidak pernah minta untuk hujan turun. Jadi, kalau mau menyampaikan aspirasi, tidak boleh melakukan pemalangan itu sebagai suatu nilai tawar, tetapi mungkin melakukan cara - cara yang lebih terhormat lagi, karena dengan adanya pemalangan tersebut, sehingga mengganggu aktifitas publik atau orang lain yang tidak tahu masalah juga ikut merasa terganggu dan aktifitasnya pun menjadi terhambat,” himbau Dominggus yang juga mantan Kapolsek Abepura Kota. [BintangPapua| BintangPapua]
Dalam rapat tersebut hadir beberapa SKPD teknis terkait, lalu perwakilan dari DPRD Kota Jayapura, Dinas PU Provinsi Papua, Balai Jalan dan Jembatan dan Balai Sungai wilayah Papua.
Langkah antisipasi setelah rapat selesai ditegaskan walikota harus segera dilakukan, bahkan menurut pengakuannya ia yang pada paginya sempat berkeliling ke beberapa lokasi banjir menemui warga untuk mengetahui keluhan mereka dan mencari penyebab banjir.
Dan diketahui ada beberapa kandang binatang yang dibangun diatas aliran sungai ikut menjadi salah satu penyebab banjir, dan secara sukarela warga bersama Satpol PP langsung melakukan pembongkaran agar dampak banjir bisa diminimalisir.
Kemudian kepada anggota dewan, walikota berharap agar mereka bisa segera membuat kesepakatan mengenai masalah pembiayaan rencana pembangunan Pasar Youtefa yang baru saja kembali dilanda bencana banjir yang ketiga kalinya selama Tahun 2013.
Walikota juga berpesan agar Dinas Tata Kota dapat lebih selektif lagi dalam mengeluarkan Ijin Mendirikan bangunan IMB Karena saat ini sudah terlalu banyak bangunan yang berdiri ditempat yang bukan semestinya dan itu juga menjadi salah satu penyebab utama masalah banjir di Kota Jayapura.
Dari pihak Balai Sungai wilayah Papua sendiri menyampaikan pada APBNP tahun ini pihaknya akan lebih fokus dalam penanganan Kali Camp Walker, dan pihaknya memiliki beberapa bahan banjiran yang bila diperlukan bisa digunakan oleh Pemkot untuk melakukan normalisasi sementara di beberapa kali yang ada.
Sementara dari pihak Dinas PU Provinsi Papua menyatakan pihaknya dalam hal ini siap membantu dan menunggu petunjuk dibagian mana mereka akan diberikan peran karena melihat masalah ini sebenarnya bukan ranah mereka.
Setelahnya, pada siang hari walikota langsung memantau proses pengentasan masalah banjir di lapangan, mulai dari yang terjadi di kawasan Abepura, Kamp Key hingga Organda.
Dikawasan Abepura, walikota sempat terlihat emosi pada proses pengerjaan pembangunan hotel, tiba didepan proyek, ia langsung membuka paksa pagar seng yang ada, ia pun sempat beradu mulut dengan petugas eskafator yang sedang bekerja.
Dalam prosesnya diketahui walikota kesal karena sebelumnya ia sempat meminta pihak kontraktor untuk membantu Pemkot dalam mengatasi genangan air yang timbul dengan alat berat yang dimiliki, namun hingga dirinya datang kembali permintaannya tersebut diacuhkan.
Ia mengatakan pengusaha dipersilakkan saja membuka usahanya di Kota Jayapura, namun mereka juga harus berkontribusi di tempat mereka berusaha, dan dengan kondisi banjir saat ini seharusnya mereka bisa lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya, tidak melulu mengandalkan pemerintah yang penuh dengan keterbatasan.
Kepada wartawan walikota menjabarkan musibah kali ini masih sama dengan yang sebelum-sebelumnya, ini disebabkan karena ulah manusia sendiri yang kerap menjadikan selokan sebagai tempat sampah, dan membangun di tempat yang tidak semestinya.
Di lokasi banjir yang terjadi di Perumahan Organda, ia menyebut pihaknya telah mengambil sebuah tindakkan dengan membuat kali yang tadinya hanya satu meter menjadi empat meter dengan membongkar seluruh bangunan yang ada sekitar aliran air.
Ia kembali mengingatkan apapun upaya yang dilakukan pihaknya akan menjadi sia-sia bila masyarakat tidak ikut ambil bagian, dan diharapkannya dengan telah diraihnya Piala Adipura kesadaran masyarakat untuk menjadikan kebersihan dari hal yang jarang menjadi sebuah budaya yang akan terus mengakar kepada para penerusnya.
Dari pantauan dilapangan, walikota sendiri terus turun tangan sendiri untuk mengatasi banjir di wilayah Abepura, dan hingga pukul 18.45 WIT ia masih terlihat berada di lokasi genangan air.
Satpol PP Kerahkan 1 Pleton
Sementara itu, pasca banjir dahsyat yang melanda sebagian besar wilayah di Kota Jayapura sehingga membuat genangan air belum surut yang terjadi selama dua hari berturut - turut belakangan ini, maka Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengkerahkan personelnya satu pleton guna mengatasi dan membantu genangan air yang di pemukiman warga di RT 1 / RW VI, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura, atau tepatnya dibelakang Hotel 77.
“Kami dalam hal ini anggota Satpol PP Kota Jayapura sebanyak satu peleton Satpol PP langsung turun ke lapangan dan melakukan pengerukan terhadap genangan air di sejumlah drainase yang ada di pemukiman warga di RT 1 / RW VI, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura,” kata Kepala Satpol PP dan PMK Kota Jayapura, Dominggus Rumaropen, ketika ditemui wartawan disela – sela kegiatan pengerukan genangan air, kemarin pagi Kamis (13/06/2013).
Menurut Dominggus demikian sapaan akrabnya, kedatangannya ke tempat ini atau di pemukiman warga yang ada di RT 1 / RW VI, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura adalah untuk mengkoodinir kegiatan pembersihan sejumlah drainase atau saluran air yang masih tergenang air dengan tujuan memperlancar arus air yang tersumbat akibat musibah banjir guna dialirkan ke sejumlah drainase yang ada di pemukiman warga tersebut.
“Pasca banjir hingga hari ini (kemarin, red) arus air cukup tinggi yang menggenangi seluruh drainase yang ada di pemukiman warga tersebut, sehingga adanya aksi pemalangan jalan yang dilakukan warga sekitar,” kata Dominggus didampingi Kepala Kelurahan Kota Baru, Dionisius Deda, S.STP, kemarin siang.
Dalam kegiatan pengerukan ini Satpol PP Kota Jayapura membawa satu alat berat berupa Excavator ini dibantu oleh warga setempat yang menjadi korban akibat ganasnya amukan arus air tersebut, yang mana turut hadir juga juga Kepala Distrik Heram, H. Jaya Kusuma, SE.
“Jadi, demi kepentingan umum dan keselamatan banyak orang, maka warga sekitar ikut membantu dan juga rela kandang - kandang hewan ternak mereka untuk dibongkar,” ujarnya.
Lanjut Dominggus, kegiatan pengerukan yang dilakukan itu, hanya bersifat awal atau membantu memperlancar jalannya arus air disejumlah drainase yang ada di pemukiman warga di RT 1 / RW VI itu. Sedangkan untuk perencanaan tahap selanjutnya atau rencna jangka panjang berupa perbaikan dan lain sebagainya, itu merupakan tugas instansi terkait.
“Yang kita lakukan adalah penanganan awal, nanti penanganan lebih lanjut dan lebih bagus kedepannya atau jangka panjangnya akan melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jayapura dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Jayapura serta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Papua,” jelasnya.
Maka itu, Dominggus menghimbau kepada warga jika ada permasalahan seperti ini, agar jangan lagi ada yang melakukan pemalangan karena hal seperti itu akan membuat dan mengganggu aktifitas orang lain menjadi terhambat.
“Inikan namanya musibah atau kejadian alam, dan kita semua tidak pernah minta untuk hujan turun. Jadi, kalau mau menyampaikan aspirasi, tidak boleh melakukan pemalangan itu sebagai suatu nilai tawar, tetapi mungkin melakukan cara - cara yang lebih terhormat lagi, karena dengan adanya pemalangan tersebut, sehingga mengganggu aktifitas publik atau orang lain yang tidak tahu masalah juga ikut merasa terganggu dan aktifitasnya pun menjadi terhambat,” himbau Dominggus yang juga mantan Kapolsek Abepura Kota. [BintangPapua| BintangPapua]