Pesawat Cargo Deraya Tergelincir di Bandara Wamena
pada tanggal
Saturday, 1 June 2013
WAMENA (JAYAWIJAYA) – Pesawat cargo BAE-APP berjenis propeler milik maskapai Deraya Airlines, Jumat (30/05/2013) pukul 07.09 WIT pagi, tergelincir di landasan pacu Bandara Wamena hingga keluar jalur aspal sejauh 20 meter.
Pesawat dengan kode registrasi PK-DGI yang dipiloti Capt. Hadi serta co-pilot Monangka tersebut berangkat dari Bandara Sentani Jayapura menuju Wamena dengan muatan cargo campuran seberat kurang lebih 6 ton.
Saat melakukan landing, pesawat tergelincir ke arah kiri landasan pacu dan keluar jalur hingga 20 meter yang mengakibatkan sumbu roda bagian depan dari pesawat tersebut patah.
Kepala Bandara Klas II Wamena, Ir. Junikar Pakondo ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, membenarkan tergelincirnya pesawat milik maskapai Deraya tersebut. Dikatakan, pesawat naas tersebut tergelincir saat hendak melakukan pendaratan dengan full muatan dari Jayapura. Namun ia tidak mengetahui secara pasti penyebab tergelincirnya pesawat tersebut.
“Kami tidak mengetahui penyebab pasti tergelincirnya pesawat tersebut. Kami hanya melakukan tindakan prosedural, seperti mengevakuasi pesawat dan juga mengambil FDR pesawat untuk diserahkan kepada pihak KNKT, untuk mengetahui kejelasan penyebabnya adalah pihak dari KNKT dan mereka yang berhak untuk menjelaskan,” jelas Junikar.
Lanjutnya, proses evakuasi bangkai pesawat dimulai pada sekitar pukul 10.00 WIT dengan menggunakan bantuan dua alat berat. Pada pukul 13.15 Wit siang, pesawat berhasil dievakuasi dan dipindahkan ke Apron II Bandara Wamena.
“Dari jam 10 kita lakukan evakuasi, hingga jam 1 siang pesawat berhasil kami angkat dan pindahkan ke Apron II, dan jam 13.15 Wit, bandara kembali kami buka setelah kami tutup selama 6 jam,” ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, ungkap Junikar, sekitar 40 jadwal penerbangan dari dan ke Wamena terpaksa dibatalkan.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, sementara pihak Deraya Airlines sendiri ketika dikonfirmasi wartawan enggan memberikan komentar.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) I Gde Sumerta Jaya, SIk saat dikonfirmasi terpisah mengemukakan, Pesawat Deraya jenis Turboprops ATP, PK-DGI mengangkut barang campuran seberat 6.800 Kg.
Saat landing di Bandara Wamena tiba-tiba saja oleng hingga menembus masuk Runway 15 dan terlalu ke kiri sehingga roda sebelah kiri masuk ke grass Strip sepanjang 500 meter. Bahkan pesawat ketika itu dalam posisi serong ke kiri yang secara keseluruhan masuk ke grass strip. Akibatnya, nose wheel patah kurang lebih 100 meter sebab terlepas dari main body pesawat.
Setelah itu barulah pesawat bisa berhenti tepat di depan Taxy Way, kurang lebih 150 Cm dengan keluar Runway dan posisi hidung menancap ke tanah sedalam 15 Cm yang menyebabkan main wheel dan propeller hancur.
Menurut I Gede, diduga pesawat mengalami kelebihan muatan sehingga tergelincir. Kendati demikian, pihaknya masih menunggu keterangan dari pihak managemen Deraya. [Papuapos| PapuaPos]
Pesawat dengan kode registrasi PK-DGI yang dipiloti Capt. Hadi serta co-pilot Monangka tersebut berangkat dari Bandara Sentani Jayapura menuju Wamena dengan muatan cargo campuran seberat kurang lebih 6 ton.
Saat melakukan landing, pesawat tergelincir ke arah kiri landasan pacu dan keluar jalur hingga 20 meter yang mengakibatkan sumbu roda bagian depan dari pesawat tersebut patah.
Kepala Bandara Klas II Wamena, Ir. Junikar Pakondo ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, membenarkan tergelincirnya pesawat milik maskapai Deraya tersebut. Dikatakan, pesawat naas tersebut tergelincir saat hendak melakukan pendaratan dengan full muatan dari Jayapura. Namun ia tidak mengetahui secara pasti penyebab tergelincirnya pesawat tersebut.
“Kami tidak mengetahui penyebab pasti tergelincirnya pesawat tersebut. Kami hanya melakukan tindakan prosedural, seperti mengevakuasi pesawat dan juga mengambil FDR pesawat untuk diserahkan kepada pihak KNKT, untuk mengetahui kejelasan penyebabnya adalah pihak dari KNKT dan mereka yang berhak untuk menjelaskan,” jelas Junikar.
Lanjutnya, proses evakuasi bangkai pesawat dimulai pada sekitar pukul 10.00 WIT dengan menggunakan bantuan dua alat berat. Pada pukul 13.15 Wit siang, pesawat berhasil dievakuasi dan dipindahkan ke Apron II Bandara Wamena.
“Dari jam 10 kita lakukan evakuasi, hingga jam 1 siang pesawat berhasil kami angkat dan pindahkan ke Apron II, dan jam 13.15 Wit, bandara kembali kami buka setelah kami tutup selama 6 jam,” ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, ungkap Junikar, sekitar 40 jadwal penerbangan dari dan ke Wamena terpaksa dibatalkan.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, sementara pihak Deraya Airlines sendiri ketika dikonfirmasi wartawan enggan memberikan komentar.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) I Gde Sumerta Jaya, SIk saat dikonfirmasi terpisah mengemukakan, Pesawat Deraya jenis Turboprops ATP, PK-DGI mengangkut barang campuran seberat 6.800 Kg.
Saat landing di Bandara Wamena tiba-tiba saja oleng hingga menembus masuk Runway 15 dan terlalu ke kiri sehingga roda sebelah kiri masuk ke grass Strip sepanjang 500 meter. Bahkan pesawat ketika itu dalam posisi serong ke kiri yang secara keseluruhan masuk ke grass strip. Akibatnya, nose wheel patah kurang lebih 100 meter sebab terlepas dari main body pesawat.
Setelah itu barulah pesawat bisa berhenti tepat di depan Taxy Way, kurang lebih 150 Cm dengan keluar Runway dan posisi hidung menancap ke tanah sedalam 15 Cm yang menyebabkan main wheel dan propeller hancur.
Menurut I Gede, diduga pesawat mengalami kelebihan muatan sehingga tergelincir. Kendati demikian, pihaknya masih menunggu keterangan dari pihak managemen Deraya. [Papuapos| PapuaPos]