Pertamina Buka 10 Penyalur Bahan Bakar Minyak di Pegunungan dan Daerah Pemekaran
pada tanggal
Friday, 7 June 2013
KOTA JAYAPURA - Guna menekan harga bahan bakar minyak di wilayah Pegunungan Papua dan daerah pemekaran baru, yang bisa mencapai Rp40 ribu per liter. PT Pertamina Region VIII Maluku Papua akan membuka 10 lembaga penyalur di sejumlah daerah.
"Kami akan membuka 10 lembaga penyalur resmi BBM di sejumlah kabupaten di Pegunungan Papua dan daerah pemekaran baru. Ini dalam upaya menurunkan angka kemahalan di wilayah tersebut, yang harga per liternya bisa mencapai Rp40 ribu," ujar General Manager PT Pertamina Region VIII Maluku-Papua Muhamad Irfan kepada wartawan, Kamis (06/07/2013).
Harga BBM di wilayah Pegunungan Papua dan daerah pemekaran baru relatif mahal, selain ongkos angkut yang cukup mahal karena transportasi hanya dengan pesawat, juga karena disana belum ada lembaga penyalur resmi Pertamina.
"Selama ini lembaga penyalur baru ada di kabupaten induk dan daerah tertentu, sehingga harga BBM di daerah pemekaran dan Pegunungan Papua sangat mahal. Dengan dibukanya 10 penyalur, maka masyarakat dapat membeli BBM dengan harga yang sama seperti diseluruh Indonesia," tuturnya.
Pembukaan 10 penyalur resmi BBM disejumlah kabupaten dalam rangka menekan angka kemahalan,, kata dia, diharapkan akan terealisasi Agustus mendatang. ‘’Agustus ini diharapkan sudah terbuka dan masyarakat sudah bisa membeli BBM dengan harga normal. Wilayah yang akan dibuka antara lain, Jayawijya, Nabire, Mamberamo Tengah, Intan Jaya dan Sorong,’’ ungkapnya.
Pada waktu yang sama Humas Pertamina Region VIII, Pulo Rencus Manurung mengatakan, harga subsidi di 10 lembaga penyalur yang akan dibuka itu sekitar Rp. 60 miliar pertahun. Subsidi angkutan Pertamina untuk wilayah Papua tahun 2012 ini mengalami kenaikan. Premium mengalami kenaikan 3 persen, solar juga ada kenaikan 1 persen. ‘’Subsidi itu akan digunakan untuk biaya pengakutan,’’jelasnya.
Sementara itu PT Pertamina Region VIII Mauluku-Papua juga menyatakan kesiapannya mengantisipasi kenaikan harga BBM yang rencananya akan mulai diberlakukan 1 Juli mendatang. “Kami sudah memiliki stock yang cukup guna antisipasi kenaikan harga BBM, terutama kebiasaan masyarakat membeli dalam jumlah yang banyak," tandasnya. [BintangPapua| BintangPapua]
"Kami akan membuka 10 lembaga penyalur resmi BBM di sejumlah kabupaten di Pegunungan Papua dan daerah pemekaran baru. Ini dalam upaya menurunkan angka kemahalan di wilayah tersebut, yang harga per liternya bisa mencapai Rp40 ribu," ujar General Manager PT Pertamina Region VIII Maluku-Papua Muhamad Irfan kepada wartawan, Kamis (06/07/2013).
Harga BBM di wilayah Pegunungan Papua dan daerah pemekaran baru relatif mahal, selain ongkos angkut yang cukup mahal karena transportasi hanya dengan pesawat, juga karena disana belum ada lembaga penyalur resmi Pertamina.
"Selama ini lembaga penyalur baru ada di kabupaten induk dan daerah tertentu, sehingga harga BBM di daerah pemekaran dan Pegunungan Papua sangat mahal. Dengan dibukanya 10 penyalur, maka masyarakat dapat membeli BBM dengan harga yang sama seperti diseluruh Indonesia," tuturnya.
Pembukaan 10 penyalur resmi BBM disejumlah kabupaten dalam rangka menekan angka kemahalan,, kata dia, diharapkan akan terealisasi Agustus mendatang. ‘’Agustus ini diharapkan sudah terbuka dan masyarakat sudah bisa membeli BBM dengan harga normal. Wilayah yang akan dibuka antara lain, Jayawijya, Nabire, Mamberamo Tengah, Intan Jaya dan Sorong,’’ ungkapnya.
Pada waktu yang sama Humas Pertamina Region VIII, Pulo Rencus Manurung mengatakan, harga subsidi di 10 lembaga penyalur yang akan dibuka itu sekitar Rp. 60 miliar pertahun. Subsidi angkutan Pertamina untuk wilayah Papua tahun 2012 ini mengalami kenaikan. Premium mengalami kenaikan 3 persen, solar juga ada kenaikan 1 persen. ‘’Subsidi itu akan digunakan untuk biaya pengakutan,’’jelasnya.
Sementara itu PT Pertamina Region VIII Mauluku-Papua juga menyatakan kesiapannya mengantisipasi kenaikan harga BBM yang rencananya akan mulai diberlakukan 1 Juli mendatang. “Kami sudah memiliki stock yang cukup guna antisipasi kenaikan harga BBM, terutama kebiasaan masyarakat membeli dalam jumlah yang banyak," tandasnya. [BintangPapua| BintangPapua]