Pelaku Penembakan Anggota TNI dan Masyarakat di Jigonikme adalah Kelompok Goliat Tabuni
pada tanggal
Friday, 28 June 2013
KOTA JAYAPURA – Polda Papua mengklain pelaku penembakan anggota TNI dan masyarakat sipil yang terjadi di kebun kelapa hutan Distrik Jigonikme Kabupaten Puncak Jaya, Selasa (25/06/2013) adalah kelompok sipil bersenjata pimpinan Goliat Tabuni.
“Hal ini diketahui setelah Goliat Tabuni mengumumkan bahwa dirinya yang menyuruh melakukan penembakan tersebut," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol I Gede Sumerta Jaya, Rabu (26/06/2013).
Dengan begini, kata I Gede, dugaan sementara bahwa Goliat Tabuni ingin mengganggu proses pembangunan dan para pendistribusi bahan makanan ke Puncak Jaya khususnya Distrik Illu. Pasalnya korban Letda Inf I Wayan Sukarta bersama anak buahnya selama ini membantu pemerintah dan juga para pendistribusi bama ke Puncak Jaya.
“Informasinya korban ini berperan aktif membantu kelancaran pembangunan di Illu, karena anggotanya dan dia mengamankan jalur pasukan bama masuk ke Puncak Jaya khsusnya di Illu supaya tidak terjadi perampokan dan penghadangan atau mengganggu distribusi pasokan bama,” jelasnya,
Dengan kejadian ini, I Gede memastikan, pasokan bama ke arah Puncak Jaya terhambat. Karena itu satu-satunya jalur darat ke Puncak Jaya yang efektif dan murah dilalui para sopir mengantarkan bama ke dareah tersebut.
Saat ini anggota Polres setempat belum bisa olah TKP. “Anggota dari Puncak Jaya harus ke Sentani atau ke Wamena dulu menggunakan pesawat menuju Illu, apalagi dengan kondisi jalan yang kurang baik sehingga jalur transportasi satu-satu melalui transportasi udara ke iiu lalu lanjut ke lokasi penembakan,” jelasnya.
Polda Papua telah membentuk tim investigasi untuk mengungkap dan menangkap pelakunya. “Bapak Kapolda Papua telah membentuk tim untuk berangkat menuju Ilu melakukan olah TKP dan menangkap pelakunya yang sudah sangat meresahkan masyarakat di daerah tersebut,” ujarnya.
Mengenai situasi, lanjut I Gede, saat ini sudah kondusif apalagi TKP jauh dari Puncak Jaya namun berdekatan dengan Tolikara. Anggota juga telah berjaga-jaga untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat namun tidak melakukan penyisiran, terangnya.
Sedangkan untuk 2 jenazah, sekitar pukul 15.00 WIT, masih disemayamkan di Pos Ilu. Nantinya akan dibawa ke Wamena melalui jalur darat.
Lebih jauh dikatakan, I Gede, kondektur sopir hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. “Kami masih melakukan pencarian dan pengejaran terhadap kondekur bersama 2 saksi yang juga kabur untuk dimintai keterangan,” tandasnya.
Sementara di tempat terpisah, Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Jansen Simanjuntak, mengungkapkan, Kodam menyerahkan apa yang menimpa anggota TNI kepada polisi dalam penegakan hukum terhadap pelaku yang telah melakukan aksi penembakan hingga menyebabkan hilangnya nyawa orang lain secara sadis.
Ditanya apakah anggota TNI yang tertembak termasuk dalam kelalaian, Jansen mengungkap, Kodam belum bisa menjawab hal itu sebab Kodam sudah membentuk tim investigasi. “Dalam menelusuri kejadian yang dialami anggota TNI, Panglima telah membentuk investigasa sehingga nantinya diketahuinya kejadian tersebut termasuk dalam kelalaian atau tidak,” ujarnya.
Untuk itu dihimbau kepada seluruh prajurit untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi setiap apa yang akan dihadapi, terutama di wilayah pegunungan. Jenazah akan segera dievakuasi secepatnya dengan jalur darat melalui Karubaga tembus Wamena lalu dari Wamena menuju Jayapura. “Namun kalau tidak bisa jalur darat, kami berharap di Karubaga cuaca baik dan kita akan terbangkan dari sana, itu alternative kedua,” ujarnya.
Gubernur Prihatin
Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH mengaku prihatin terkait peristiwa penembakan di Ilu, Kabupaten Puncak Jaya yang menewaskan satu anggota TNI dan warga sipil.
Gubernur mengingatkan pihak aparat kepolisian untuk segera mengungkap dalang di balik penembakan yang menewaskan dua jiwa tersebut.
"Untuk itu, atas kejadian ini saya turut prihatin dan turut berduka cita terhadap anggota aparat keamanan kita yang gugur di Ilu Puncak Jaya. Pada kesempatan ini saya minta Polda agar segera mengungkap pelaku penembakan," jelas Gubernur saat diwawancara, Rabu (26/6), di Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
Meski mengaku belum mendapat laporan secara terperinci, Gubernur menerangkan bahwa menurut informasi yang diterimanya dari Kapolda Papua, disebutkan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas penembakan itu adalah Goliat Tabuni.
“kita minta Polri segera cari tahu. Karena kejadiannya itu ada di Ilu bukan di wilayah Tingginambut yang merupakan wilayah operasi Goliat," katanya.
Guna menghindari jatuhnya korban lebih banyak, Lukas Enembe mengingatkan pihak aparat keamanan yang bertugas di Ilu Kabupaten Puncak Jaya untuk berhati-hati serta berjaga-jaga.
"Sebab dari informasi yang beredar ada masyarakat yang hilang sebanyak tiga orang sementara korban meninggal dari pihak aparat baru dua orang. Biasanya kalau bunuh tiga orang maka ganti tiga orang. Karena itu, kita minta teman-teman yang bertugas di sana (Puncak Jaya) jangan anggap remeh keadaan tetapi harus sigap dan waspada," ujarnya.
Ditanya wartawan apakah ada komunikasi antara gubernur dengan Goliath, Lukas mengatakan belum ada bentuk komunikasi karena telepon seluler miliknya tengah dalam keadaan off. "Saya belum dapat info dari mereka karena memang HP saya mereka tau saya ada matikan jadi mereka tidak komunikasi dengan saya.” [PapuaPos| ImagePapua]
“Hal ini diketahui setelah Goliat Tabuni mengumumkan bahwa dirinya yang menyuruh melakukan penembakan tersebut," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol I Gede Sumerta Jaya, Rabu (26/06/2013).
Dengan begini, kata I Gede, dugaan sementara bahwa Goliat Tabuni ingin mengganggu proses pembangunan dan para pendistribusi bahan makanan ke Puncak Jaya khususnya Distrik Illu. Pasalnya korban Letda Inf I Wayan Sukarta bersama anak buahnya selama ini membantu pemerintah dan juga para pendistribusi bama ke Puncak Jaya.
“Informasinya korban ini berperan aktif membantu kelancaran pembangunan di Illu, karena anggotanya dan dia mengamankan jalur pasukan bama masuk ke Puncak Jaya khsusnya di Illu supaya tidak terjadi perampokan dan penghadangan atau mengganggu distribusi pasokan bama,” jelasnya,
Dengan kejadian ini, I Gede memastikan, pasokan bama ke arah Puncak Jaya terhambat. Karena itu satu-satunya jalur darat ke Puncak Jaya yang efektif dan murah dilalui para sopir mengantarkan bama ke dareah tersebut.
Saat ini anggota Polres setempat belum bisa olah TKP. “Anggota dari Puncak Jaya harus ke Sentani atau ke Wamena dulu menggunakan pesawat menuju Illu, apalagi dengan kondisi jalan yang kurang baik sehingga jalur transportasi satu-satu melalui transportasi udara ke iiu lalu lanjut ke lokasi penembakan,” jelasnya.
Polda Papua telah membentuk tim investigasi untuk mengungkap dan menangkap pelakunya. “Bapak Kapolda Papua telah membentuk tim untuk berangkat menuju Ilu melakukan olah TKP dan menangkap pelakunya yang sudah sangat meresahkan masyarakat di daerah tersebut,” ujarnya.
Mengenai situasi, lanjut I Gede, saat ini sudah kondusif apalagi TKP jauh dari Puncak Jaya namun berdekatan dengan Tolikara. Anggota juga telah berjaga-jaga untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat namun tidak melakukan penyisiran, terangnya.
Sedangkan untuk 2 jenazah, sekitar pukul 15.00 WIT, masih disemayamkan di Pos Ilu. Nantinya akan dibawa ke Wamena melalui jalur darat.
Lebih jauh dikatakan, I Gede, kondektur sopir hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. “Kami masih melakukan pencarian dan pengejaran terhadap kondekur bersama 2 saksi yang juga kabur untuk dimintai keterangan,” tandasnya.
Sementara di tempat terpisah, Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Jansen Simanjuntak, mengungkapkan, Kodam menyerahkan apa yang menimpa anggota TNI kepada polisi dalam penegakan hukum terhadap pelaku yang telah melakukan aksi penembakan hingga menyebabkan hilangnya nyawa orang lain secara sadis.
Ditanya apakah anggota TNI yang tertembak termasuk dalam kelalaian, Jansen mengungkap, Kodam belum bisa menjawab hal itu sebab Kodam sudah membentuk tim investigasi. “Dalam menelusuri kejadian yang dialami anggota TNI, Panglima telah membentuk investigasa sehingga nantinya diketahuinya kejadian tersebut termasuk dalam kelalaian atau tidak,” ujarnya.
Untuk itu dihimbau kepada seluruh prajurit untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi setiap apa yang akan dihadapi, terutama di wilayah pegunungan. Jenazah akan segera dievakuasi secepatnya dengan jalur darat melalui Karubaga tembus Wamena lalu dari Wamena menuju Jayapura. “Namun kalau tidak bisa jalur darat, kami berharap di Karubaga cuaca baik dan kita akan terbangkan dari sana, itu alternative kedua,” ujarnya.
Gubernur Prihatin
Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH mengaku prihatin terkait peristiwa penembakan di Ilu, Kabupaten Puncak Jaya yang menewaskan satu anggota TNI dan warga sipil.
Gubernur mengingatkan pihak aparat kepolisian untuk segera mengungkap dalang di balik penembakan yang menewaskan dua jiwa tersebut.
"Untuk itu, atas kejadian ini saya turut prihatin dan turut berduka cita terhadap anggota aparat keamanan kita yang gugur di Ilu Puncak Jaya. Pada kesempatan ini saya minta Polda agar segera mengungkap pelaku penembakan," jelas Gubernur saat diwawancara, Rabu (26/6), di Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
Meski mengaku belum mendapat laporan secara terperinci, Gubernur menerangkan bahwa menurut informasi yang diterimanya dari Kapolda Papua, disebutkan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas penembakan itu adalah Goliat Tabuni.
“kita minta Polri segera cari tahu. Karena kejadiannya itu ada di Ilu bukan di wilayah Tingginambut yang merupakan wilayah operasi Goliat," katanya.
Guna menghindari jatuhnya korban lebih banyak, Lukas Enembe mengingatkan pihak aparat keamanan yang bertugas di Ilu Kabupaten Puncak Jaya untuk berhati-hati serta berjaga-jaga.
"Sebab dari informasi yang beredar ada masyarakat yang hilang sebanyak tiga orang sementara korban meninggal dari pihak aparat baru dua orang. Biasanya kalau bunuh tiga orang maka ganti tiga orang. Karena itu, kita minta teman-teman yang bertugas di sana (Puncak Jaya) jangan anggap remeh keadaan tetapi harus sigap dan waspada," ujarnya.
Ditanya wartawan apakah ada komunikasi antara gubernur dengan Goliath, Lukas mengatakan belum ada bentuk komunikasi karena telepon seluler miliknya tengah dalam keadaan off. "Saya belum dapat info dari mereka karena memang HP saya mereka tau saya ada matikan jadi mereka tidak komunikasi dengan saya.” [PapuaPos| ImagePapua]