Dalam Injil, Tanah Papua Bersatu dan Menjadi Berkat untuk Indonesia
pada tanggal
Friday, 28 June 2013
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe,SIP,MH secara resmi membuka Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XI yang diselenggarakan di Lapangan Pendidikan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (27/06/2013) sore.
Gubernur dalam arahannya meminta agar rencana Provinsi Papua Barat untuk "memisahkan diri" dan membuat Pesparawinya sendiri pada tahun 2014 mendatang, agar tidak benar-benar direalisasikan sehingga kebersamaan diantara kedua provinsi ini dapat terus terjalin lebih erat. Sebab kedua provinsi ini sejak dahulu kala dipersatukan oleh Injil yang pada awalnya masuk di Mansinam, Manokwari Papua Barat lalu ke penjuru tanah Papua.
"Oleh karena itu, saya mau bilang bahwa Pesparawi kali ini bernilai dan bermakna bagi kita semua. Maka itu, soal Pesparawi dipisah, saya mau bilang kalau injil itu masuk pertama di Papua Barat jadi jangan kamu (Papua Barat) memisahkan diri dengan kami (membuat Pesparawi sendiri)".
"Sebab Injil itu yang mempersatukan kita. Sehingga bagaimana kita mau bicara Injil kalau kita pisah-pisah? Jadi saya mau bicara, please (mohon) jangan pisahkan diri. Supaya lewat pujian di Pesparawi ini kita jadi berkat untuk negeri ini dan Indonesia,"pintanya.
Gubernur juga mengatakan bahwa hari ini (Kamis,red), genap 2 bulan 2 minggu dirinya dan Wakil Gubernur memimpin Provinsi Papua. Oleh karena itu, Lukas percaya pada kesempatan ini Tuhan memang mengkehendaki Pesparawi di Jayawijaya, dibuka oleh putera asli dari lembah baliem ini. "Dan saat ini saya boleh katakan ini merupakan momen yang bersejarah," sambungnya.
Masih menurut Enembe, Tuhan sangat baik karena membuat negeri ini serta menempatkan warganya yang saling mengasihi satu sama lain sebab itiulah cara Allah membentuk orang Papua menjadi kulit hitam dengan rambut keriting, yang mengakui Tuhan Yesus sebagai juru selamat satu-satunya umat manusia.
"Sejarah mencatat di pulau Mansinam injil Tuhan pertama kali mendarat. Karena itu, siapapun yang datang ke Papua harus akui Tuhan sebagai juru selamat".
"Saya berharap masyarakat lembah baliem dan pegunungan tengah sebagai tuan rumah tolong jaga saudara kita dari daerah lain, khususnya bagi masyarakat yang datang dari Papua Barat. Mari kita saling mengasihi, saling membantu untuk mendukung pekerjaan Tuhan di tanah ini,"ujarnya.
Ditempat yang sama, Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo, sekaligus mewakili Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada para peserta Pesparawi XI.
Meskipun Pesparawi XI ini merupakan ajang yang terakhir kali digelar secara bersamaan bagi Provinsi Papua Barat dan Papua, Bupati meminta agar perpisahan ini tidak dianggap sebagai suatu hal yang membedakan kedua provinsi sedarah ini.
"Meskipun provinsi berbeda tapi tanah Papua hanya satu dan kita tidak boleh bisa dipisahkan oleh apapun. Dan kiranya kita semua bersatu untuk kemulian nama Tuhan," tutupnya.
Sementara itu, kegiatan Pesparawi yang mengambil tema "Aku hendak bernyanyi bagi Tuhan selama aku hidup" tersebut, dilaksanakan selama 10 hari, mulai tanggal 26 Juni - 6 Juli 2013.
Peserta Pesparawi berjumlah 5309 orang yang terbagi atas 37 kontingen Kabupaten/Kota se Papua dan Papua Barat. Untuk Provinsi Papua diikuti sebanyak 26 kabupaten (3717 orang), sementara Provinsi Papua Barat diikuti 11 kontingen (1592 orang) dengan Kabupaten Mamberamo Tengah bertindak sebagai peninjau.
Sedangkan kategori yang diperlombakan dalam Pesparawi XI, antara lain Cerdas Cermat Alkitab (CCA), baca indah alkitab, solois remaja putra dan putri, paduan suara anak, paduan suara remaja, paduan suara pria, paduan suara wanita, paduan suara dewasa campuran, dan paduan suara dewasa etnik.
Kegiatan pembukaan Pesparawi XI ditandai dengan aksi panah balon Pesparawi berhadiah Rp30 juta oleh Gubernur Papua serta pesta kembang api selama 5 menit. Dan diakhiri dengan pesta kembang api yang cukup meriah. [PapuaPos| FacebookPesparawiXIWamena]
Gubernur dalam arahannya meminta agar rencana Provinsi Papua Barat untuk "memisahkan diri" dan membuat Pesparawinya sendiri pada tahun 2014 mendatang, agar tidak benar-benar direalisasikan sehingga kebersamaan diantara kedua provinsi ini dapat terus terjalin lebih erat. Sebab kedua provinsi ini sejak dahulu kala dipersatukan oleh Injil yang pada awalnya masuk di Mansinam, Manokwari Papua Barat lalu ke penjuru tanah Papua.
"Oleh karena itu, saya mau bilang bahwa Pesparawi kali ini bernilai dan bermakna bagi kita semua. Maka itu, soal Pesparawi dipisah, saya mau bilang kalau injil itu masuk pertama di Papua Barat jadi jangan kamu (Papua Barat) memisahkan diri dengan kami (membuat Pesparawi sendiri)".
"Sebab Injil itu yang mempersatukan kita. Sehingga bagaimana kita mau bicara Injil kalau kita pisah-pisah? Jadi saya mau bicara, please (mohon) jangan pisahkan diri. Supaya lewat pujian di Pesparawi ini kita jadi berkat untuk negeri ini dan Indonesia,"pintanya.
Gubernur juga mengatakan bahwa hari ini (Kamis,red), genap 2 bulan 2 minggu dirinya dan Wakil Gubernur memimpin Provinsi Papua. Oleh karena itu, Lukas percaya pada kesempatan ini Tuhan memang mengkehendaki Pesparawi di Jayawijaya, dibuka oleh putera asli dari lembah baliem ini. "Dan saat ini saya boleh katakan ini merupakan momen yang bersejarah," sambungnya.
Masih menurut Enembe, Tuhan sangat baik karena membuat negeri ini serta menempatkan warganya yang saling mengasihi satu sama lain sebab itiulah cara Allah membentuk orang Papua menjadi kulit hitam dengan rambut keriting, yang mengakui Tuhan Yesus sebagai juru selamat satu-satunya umat manusia.
"Sejarah mencatat di pulau Mansinam injil Tuhan pertama kali mendarat. Karena itu, siapapun yang datang ke Papua harus akui Tuhan sebagai juru selamat".
"Saya berharap masyarakat lembah baliem dan pegunungan tengah sebagai tuan rumah tolong jaga saudara kita dari daerah lain, khususnya bagi masyarakat yang datang dari Papua Barat. Mari kita saling mengasihi, saling membantu untuk mendukung pekerjaan Tuhan di tanah ini,"ujarnya.
Ditempat yang sama, Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo, sekaligus mewakili Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada para peserta Pesparawi XI.
Meskipun Pesparawi XI ini merupakan ajang yang terakhir kali digelar secara bersamaan bagi Provinsi Papua Barat dan Papua, Bupati meminta agar perpisahan ini tidak dianggap sebagai suatu hal yang membedakan kedua provinsi sedarah ini.
"Meskipun provinsi berbeda tapi tanah Papua hanya satu dan kita tidak boleh bisa dipisahkan oleh apapun. Dan kiranya kita semua bersatu untuk kemulian nama Tuhan," tutupnya.
Sementara itu, kegiatan Pesparawi yang mengambil tema "Aku hendak bernyanyi bagi Tuhan selama aku hidup" tersebut, dilaksanakan selama 10 hari, mulai tanggal 26 Juni - 6 Juli 2013.
Peserta Pesparawi berjumlah 5309 orang yang terbagi atas 37 kontingen Kabupaten/Kota se Papua dan Papua Barat. Untuk Provinsi Papua diikuti sebanyak 26 kabupaten (3717 orang), sementara Provinsi Papua Barat diikuti 11 kontingen (1592 orang) dengan Kabupaten Mamberamo Tengah bertindak sebagai peninjau.
Sedangkan kategori yang diperlombakan dalam Pesparawi XI, antara lain Cerdas Cermat Alkitab (CCA), baca indah alkitab, solois remaja putra dan putri, paduan suara anak, paduan suara remaja, paduan suara pria, paduan suara wanita, paduan suara dewasa campuran, dan paduan suara dewasa etnik.
Kegiatan pembukaan Pesparawi XI ditandai dengan aksi panah balon Pesparawi berhadiah Rp30 juta oleh Gubernur Papua serta pesta kembang api selama 5 menit. Dan diakhiri dengan pesta kembang api yang cukup meriah. [PapuaPos| FacebookPesparawiXIWamena]