Cezia Greatia Pesurnay: Kalau Saya Bisa, Percayalah Kalian juga Pasti Bisa
pada tanggal
Saturday, 1 June 2013
KOTA JAYAPURA - Cita-cita Cezia Gretia Pesurnay, gadis berdarah Ambon yang besar di kota Timika untuk memperkenalkan Papua melalui Ajang Pemilihan Putri Indonesia 2013 bukan sekedar impian belaka.
Cezia berhasil mengikuti setiap tahapan pemilihan dari tingkat kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional. Terpilihnya Cezia sebagai Putri Pariwisata Kabupaten Mimika pada tahun 2008, memicunya untuk terus mencari hal-hal baru lainnya.
Dalam usianya yang masih muda 21 tahun, Cezia telah menaklukan sebagian dari mimpinya yaitu meraih gelar strata 1 pada jurusan Internasional Business Management di Universitas Atma Jaya, Yogyakarta pada akhir Februari lalu dengan nilai index prestasi memuaskan (IP: 3,12); terpilih menjadi finalis Putri Indonesia 2013, dan dinobatkan sebagai Putri Indonesia Berbakat 2013.
Setiap hal yang telah didapatinya saat ini tidak membuat Cezia menjadi puas dan berhenti disitu saja.
"Masih banyak hal yang perlu saya lakukan untuk pengembangan diri termasuk melanjutkan studi S2, sehingga saya dapat benar-benar memberikan manfaat bagi keluarga dan lebih banyak orang, serta tanah Papua yang saya cintai," ujarnya berkomitmen.
Gadis yang menggemari musik "hiphop" ini, sejak kecil telah menunjukkan prestasi-prestasi membanggakan. Sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, Cezia selalu menjadi juara kelas. Dan ia aktif mengikuti organisasi di sekolah dan juga gereja.
Pengalaman berorganisasi ini dibawanya hingga ke bangku kuliah. Peran orang tua yang selalu memberikan dorongan dan motivasi padanya memberikan kontribusi terbesar bagi keberhasilan yang telah diraihnya.
"Saya bersyukur memiliki orang tua yang penuh perhatian, dan memotivasi saya untuk terus maju serta dapat memberikan manfaat bagi banyak orang," ucap Cezia bangga.
Cezia adalah putri pertama pasangan Paulus Pesurnay, karyawan Puncak Jaya Power (PJP) dan Rovina Pesurnay Sarvunin.
Pada ajang Pemilihan Putri Indonesia 2013, Cezia bersama dengan finalis Putri Indonesia lainnya yang mewakili 33 provinsi di Indonesia menjalani masa Karantina selama 10 hari.
Semua finalis diberikan pembekalan sesuai tema yang diusung dalam kompetisi ini, yaitu Membangun Karakter Bangsa Melalui Integritas dan Karya.
Melewati setiap tahapan ujian yang diberikan Yayasan Putri Indonesia selama masa karantina, Cezia mendapatkan banyak pelajaran berharga. Bukan hanya pembekalan seputar kebudayaan Indonesia yang diberikan kepada para finalis, tetapi juga pembekalan yang dikaitkan isu-isu terkini yang marak dibicarakan masyarakat. Salah satunya, adalah materi mengenai korupsi yang diberikan oleh Ketua KPK.
Materi tersebut diberikan sebagai bekal untuk membangun pribadi unggul yang bersih dan memiliki integritas. Bagi Cezia, perjalanan ini membuatnya makin peka terhadap berbagai permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, dan membangkitkan kecintaannya pada Papua.
Menyadari pentingnya kualitas pendidikan untuk membangun sumber daya manusia yang unggul, Cezia menyampaikan keinginannya untuk dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan di Papua.
"Pendidikan adalah hal yang paling penting, saya percaya mimpi saya bagi kemajuan pendidikan di Papua perlahan akan terwujud bagi Bumi Cenderawasih," tuturnya.
Diakhir wawancara, Cezia menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan perusahaan hingga ia dapat mengikuti kompetisi ini. Sebagai Putri Indonesia Berbakat 2013, ia berharap jejaknya dapat diikuti oleh teman-teman lainnya di Papua untuk mau terus belajar dan berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi Papua.
"Tantangan ke depan makin besar, Papua harus siap. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan selain melakukan perubahan secara signifikan untuk menjadi lebih baik, dimulai dari diri kita sendiri," ujar Cezia menutup wawancara. [PapuaPos| PapuaPos]
Cezia berhasil mengikuti setiap tahapan pemilihan dari tingkat kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional. Terpilihnya Cezia sebagai Putri Pariwisata Kabupaten Mimika pada tahun 2008, memicunya untuk terus mencari hal-hal baru lainnya.
Dalam usianya yang masih muda 21 tahun, Cezia telah menaklukan sebagian dari mimpinya yaitu meraih gelar strata 1 pada jurusan Internasional Business Management di Universitas Atma Jaya, Yogyakarta pada akhir Februari lalu dengan nilai index prestasi memuaskan (IP: 3,12); terpilih menjadi finalis Putri Indonesia 2013, dan dinobatkan sebagai Putri Indonesia Berbakat 2013.
Setiap hal yang telah didapatinya saat ini tidak membuat Cezia menjadi puas dan berhenti disitu saja.
"Masih banyak hal yang perlu saya lakukan untuk pengembangan diri termasuk melanjutkan studi S2, sehingga saya dapat benar-benar memberikan manfaat bagi keluarga dan lebih banyak orang, serta tanah Papua yang saya cintai," ujarnya berkomitmen.
Gadis yang menggemari musik "hiphop" ini, sejak kecil telah menunjukkan prestasi-prestasi membanggakan. Sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, Cezia selalu menjadi juara kelas. Dan ia aktif mengikuti organisasi di sekolah dan juga gereja.
Pengalaman berorganisasi ini dibawanya hingga ke bangku kuliah. Peran orang tua yang selalu memberikan dorongan dan motivasi padanya memberikan kontribusi terbesar bagi keberhasilan yang telah diraihnya.
"Saya bersyukur memiliki orang tua yang penuh perhatian, dan memotivasi saya untuk terus maju serta dapat memberikan manfaat bagi banyak orang," ucap Cezia bangga.
Cezia adalah putri pertama pasangan Paulus Pesurnay, karyawan Puncak Jaya Power (PJP) dan Rovina Pesurnay Sarvunin.
Pada ajang Pemilihan Putri Indonesia 2013, Cezia bersama dengan finalis Putri Indonesia lainnya yang mewakili 33 provinsi di Indonesia menjalani masa Karantina selama 10 hari.
Semua finalis diberikan pembekalan sesuai tema yang diusung dalam kompetisi ini, yaitu Membangun Karakter Bangsa Melalui Integritas dan Karya.
Melewati setiap tahapan ujian yang diberikan Yayasan Putri Indonesia selama masa karantina, Cezia mendapatkan banyak pelajaran berharga. Bukan hanya pembekalan seputar kebudayaan Indonesia yang diberikan kepada para finalis, tetapi juga pembekalan yang dikaitkan isu-isu terkini yang marak dibicarakan masyarakat. Salah satunya, adalah materi mengenai korupsi yang diberikan oleh Ketua KPK.
Materi tersebut diberikan sebagai bekal untuk membangun pribadi unggul yang bersih dan memiliki integritas. Bagi Cezia, perjalanan ini membuatnya makin peka terhadap berbagai permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, dan membangkitkan kecintaannya pada Papua.
Menyadari pentingnya kualitas pendidikan untuk membangun sumber daya manusia yang unggul, Cezia menyampaikan keinginannya untuk dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan di Papua.
"Pendidikan adalah hal yang paling penting, saya percaya mimpi saya bagi kemajuan pendidikan di Papua perlahan akan terwujud bagi Bumi Cenderawasih," tuturnya.
Diakhir wawancara, Cezia menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan perusahaan hingga ia dapat mengikuti kompetisi ini. Sebagai Putri Indonesia Berbakat 2013, ia berharap jejaknya dapat diikuti oleh teman-teman lainnya di Papua untuk mau terus belajar dan berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi Papua.
"Tantangan ke depan makin besar, Papua harus siap. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan selain melakukan perubahan secara signifikan untuk menjadi lebih baik, dimulai dari diri kita sendiri," ujar Cezia menutup wawancara. [PapuaPos| PapuaPos]