Anak Asli Papua Sedikit di Fakultas Eksata, Universitas Cenderawasih Dinilai Lari dari Visi Misi
pada tanggal
Tuesday, 11 June 2013
ABEPURA (KOTA JAYAPURA) - Badan dan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Uncen menilai Universitas Cendrawasih ‘lari’ dari visi dan misinya dan secara tersirat diketahui banyak orang.
“Semua orang tahu kampus Uncen ini ada di Papua untuk mencerdaskan dan mempersiapkan sumber daya manusia Papua,” tutur Zeth Wenda Kordinator BEMF dan DPMF di Uncen, di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (08/05/2013).
Zeth menyampaikan itu didampingi dua rekannya, Engel dan Raymond May, dalam jumpa pers di Café Prima Garden, Abepura. Walaupun Uncen hadir untuk pembangunan SDM orang Papua, dalam kenyataan, menurut Zeth Wenda, Universitas Cenderawasih jauh dari harapan dengan berbagai alasan.
Alasan pertama, beberapa tahun terakhir ini, anak-anak Papua yang diterima di Fakultas MIPA dan Kedokteran sangat sedikit. “Tahun ke tahun anak Papua yang diterima di Fakultas MIPA, Kedokteran, FKM, Teknik sangat sedikit ,” tuturnya.
Alasan pihak universitas, menurut Zeth, anak Papua yang mendaftar ke fakultas MIPA kalah bersaing dengan anak luar. “Dari tahun lalu, pihak Universitas memberikan alasan anak Papua kalah bersaing dengan anak-anak luar Papua,” tutur Zeth.
Menurutnya, alasan ini sangat tidak bisa diterima karena banyak anak Papua yang mampu bersaing. “Kalau alasan tidak mampu biaya kita akui tapi kalau akademis kita bisa ragukan.” lanjut Zeth.
Kedua, universtas menerima mahasiswa tahun ini hanya dari daerah tertentu saja. “Mereka yang sudah daftar dari Jayapura dan Keerom sementara mereka dari daerah lain belum datang ke Jayapura untuk mendaftar.”
Karena itu, Koalisi BEMF dan DPMF meminta pihak universitas memperpanjang waktu pendaftaran. “Kami minta perpanjang waktu pendaftaran untuk anak-anak daerah yang belum daftar,” tuturnya.
Kemudian, pihak Universitas diminta mengakomodir anak asli Papua lebih dari anak dari luar Papua. “Kami minta 80% harus prioritas orang Papua pada tahun ajaran 2013 ini.” kata Zeth.
Menurut Imael Alua, masiswa Fakultas Fisip, alasan tidak mampu itu bagian dari pembunuhan karakter. “Coba terima saja dulu kalau memang tidak mampu dalam proses perkuliahan bisa menyesuaikan,” tuturnya. [TabloidJubi| PMKUncen]
“Semua orang tahu kampus Uncen ini ada di Papua untuk mencerdaskan dan mempersiapkan sumber daya manusia Papua,” tutur Zeth Wenda Kordinator BEMF dan DPMF di Uncen, di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (08/05/2013).
Zeth menyampaikan itu didampingi dua rekannya, Engel dan Raymond May, dalam jumpa pers di Café Prima Garden, Abepura. Walaupun Uncen hadir untuk pembangunan SDM orang Papua, dalam kenyataan, menurut Zeth Wenda, Universitas Cenderawasih jauh dari harapan dengan berbagai alasan.
Alasan pertama, beberapa tahun terakhir ini, anak-anak Papua yang diterima di Fakultas MIPA dan Kedokteran sangat sedikit. “Tahun ke tahun anak Papua yang diterima di Fakultas MIPA, Kedokteran, FKM, Teknik sangat sedikit ,” tuturnya.
Alasan pihak universitas, menurut Zeth, anak Papua yang mendaftar ke fakultas MIPA kalah bersaing dengan anak luar. “Dari tahun lalu, pihak Universitas memberikan alasan anak Papua kalah bersaing dengan anak-anak luar Papua,” tutur Zeth.
Menurutnya, alasan ini sangat tidak bisa diterima karena banyak anak Papua yang mampu bersaing. “Kalau alasan tidak mampu biaya kita akui tapi kalau akademis kita bisa ragukan.” lanjut Zeth.
Kedua, universtas menerima mahasiswa tahun ini hanya dari daerah tertentu saja. “Mereka yang sudah daftar dari Jayapura dan Keerom sementara mereka dari daerah lain belum datang ke Jayapura untuk mendaftar.”
Karena itu, Koalisi BEMF dan DPMF meminta pihak universitas memperpanjang waktu pendaftaran. “Kami minta perpanjang waktu pendaftaran untuk anak-anak daerah yang belum daftar,” tuturnya.
Kemudian, pihak Universitas diminta mengakomodir anak asli Papua lebih dari anak dari luar Papua. “Kami minta 80% harus prioritas orang Papua pada tahun ajaran 2013 ini.” kata Zeth.
Menurut Imael Alua, masiswa Fakultas Fisip, alasan tidak mampu itu bagian dari pembunuhan karakter. “Coba terima saja dulu kalau memang tidak mampu dalam proses perkuliahan bisa menyesuaikan,” tuturnya. [TabloidJubi| PMKUncen]