Sering Dimaki Suami, Istri Lapor Polisi
pada tanggal
Thursday, 30 May 2013
TIMIKA (MIMIKA) - Nr melaporkan suaminya, Fs, ke polisi lantaran sering melakukan tindak kekerasan dan memaki. Nr bahkan sudah membuat laporan kepolisian atas perbuatan suaminya ini.
Kepada wartawan, Rabu (29/05/2013), Nr mengatakan dinikahi oleh Fs pada 2000 dan sudah dikaruniai tiga orang anak.
“Seringnya dia pukul dan sering minum-minum. Kalau sudah mabuk dia suka main pukul,” kata Nr.
Nr mengaku, Fs bahkan pernah hampir membakarnya. Tetapi karena anak-anak dan keluarga Nr mengaku masih memaafkannya.
“Dulu pernah membuat surat peryataan, agar tidak mengulangi lagi. Namun dia kembali mengulanginya lagi,” katanya.
Nr menuturkan kejadian mengenaskan yang dialami dari Fs saat rumah mereka terbakar beserta seluruh isinya, termasuk seragam sekolah anak-anak. Fs terpaksa harus berhutang di koperasi Rp 1 juta. Setiap hari Fs harus membayar cicilan Rp 20 ribu. Pada hari keempat petugas koperasi datang menagih, Fs dengan kasar meminta Nr membayar cicil sambil mengeluarkan makian di depan petugas koperasi.
“Memang selama tiga hari ini, dia yang membayar angsuran koperasi. Namun untuk hari keempat, saya yang disuruh membayar. Karena tidak ada uang, maka dirinya pun hendak keluar mencari pinjaman. Tetapi, suami saya sudah mencaci dengan perkataan yang tidak menyenangkan,” katanya.
Nr mengaku sudah tidak sanggup lagi dengan perilaku Fs. Sikapnya makin kasar sejak keluar dari tempat kerjanya. “Kali ini dia lakukan lagi, dan saya sudah tidak sanggup lagi menghadapinya. Maka itu saya laporkan ke polisi agar diproses. Kedepannya, saya akan mencari pekerjaan lagi untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya,” katanya. [SalamPapua]
Kepada wartawan, Rabu (29/05/2013), Nr mengatakan dinikahi oleh Fs pada 2000 dan sudah dikaruniai tiga orang anak.
“Seringnya dia pukul dan sering minum-minum. Kalau sudah mabuk dia suka main pukul,” kata Nr.
Nr mengaku, Fs bahkan pernah hampir membakarnya. Tetapi karena anak-anak dan keluarga Nr mengaku masih memaafkannya.
“Dulu pernah membuat surat peryataan, agar tidak mengulangi lagi. Namun dia kembali mengulanginya lagi,” katanya.
Nr menuturkan kejadian mengenaskan yang dialami dari Fs saat rumah mereka terbakar beserta seluruh isinya, termasuk seragam sekolah anak-anak. Fs terpaksa harus berhutang di koperasi Rp 1 juta. Setiap hari Fs harus membayar cicilan Rp 20 ribu. Pada hari keempat petugas koperasi datang menagih, Fs dengan kasar meminta Nr membayar cicil sambil mengeluarkan makian di depan petugas koperasi.
“Memang selama tiga hari ini, dia yang membayar angsuran koperasi. Namun untuk hari keempat, saya yang disuruh membayar. Karena tidak ada uang, maka dirinya pun hendak keluar mencari pinjaman. Tetapi, suami saya sudah mencaci dengan perkataan yang tidak menyenangkan,” katanya.
Nr mengaku sudah tidak sanggup lagi dengan perilaku Fs. Sikapnya makin kasar sejak keluar dari tempat kerjanya. “Kali ini dia lakukan lagi, dan saya sudah tidak sanggup lagi menghadapinya. Maka itu saya laporkan ke polisi agar diproses. Kedepannya, saya akan mencari pekerjaan lagi untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya,” katanya. [SalamPapua]