Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di Papua Berkembang Pesat Selama Tiga Tahun
pada tanggal
Tuesday, 14 May 2013
KOTA JAYAPURA – Perkembangan dan keadaan pendidikan sekolah menengah pada semua jenis di Papua tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, pada tahun 2009 jumlah SMA/SMK sebanyak 253 sekolah, tahun 2011 menjadi 273 sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua James Modouw mengaku, pertumbuhan sekolah menengah kejuruan meningkat lebih pesat dari sekolah menengah umum. Dimana sekolah menengah kejuruan meningkat 13,92 persen jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2009.
“Sementara SMA hanya meningkat 5,17 persen dalam kurun waktu yang sama,”ungkapnya.
Sementara jumlah SMA negeri dan swasta mengalami peningkatan, jumlah SMA negeri pada tahun 2009 berjumlah 92 dan tahun 2011 menjadi 99 sekolah, untuk SMA swasta tahun 2009 berjumlah 82 sekolah pada tahun 2011 menjadi 84 sekolah.
Untuk perkembangan sekolah menengah kejuruan baik negeri maupun swasta mengalami peningkatan, tahun 2009 jumlah SMK sebanyak 79 sekolah tahun 2011 menjadi 90 sekolah. Artinya SMK negeri dalam kurun waktu tiga tahun bertambah sebesar 15,38 persen dan kurun waktu yang sama SMK swasta meningkat 11,11 persen sehingga pertambahan lembaga SMK negeri lebih tinggi dibanding SMK swasta.
Lanjutnya, jumlah peserta didik pada jenjang sekolah menengah mengalami peningkatan yang signitifikan. Hal ini terjadi peserta didik baik laki-laki maupun perempuan, dimana jumlah peserta didik sekolah menengah tahun 2009 sebanyak 64,405 siswa dan tahun 2011 menjadi 73,178 siswa atau meningkat sebesar 8.773 siswa (13,62 persen).
Untuk pertumbuhan jumlah siswa laki-laki dan perempuan pada sekolah menengah juga menunjukkan adanya pertumbuhan yang setara, siswa laki-laki meningat 4.935 siswa (13.64 persen) jika dibanding siswa pada tahun 2009, sementara siswa perempuan meningat 3.838 siswa (13.97 persen) dalam kurun waktu yang sama.
Hal yang sama dialami oleh perkembangan siswa sekolah menengah menurut jenis penyelenggara SMA negeri/swasta,MA negeri/swasta dan SMK negeri SMK negeri/swasta menjunjukkan adanya peningkatan. Jumlah peserta didik SMA mengalami kenaikan 11,31 persen atau 4.817 siswa dari tahun 2009 menjadi 47.398 siswa pada tahun 2011,MA meningkat 65.37 persen atau 319 siswa,SMK naik 17.05 persen atau 3,637 siswa dalam rentang kurun waktu yang sama.
Sementara Angka Partisipasi Sekolah (APS) anak usia 16-18 tahun pada masing-masing kabupaten/kota sangat beragam dengan disparitas yang sangat tinggi, seperti Kabupaten Supiori merupakan daerah yang angka partisipasi sekolah tertinggi mencapai 80,16 persen. Kabupaten Nduga merupakan kabupaten dengan APS terendah yakni 0,86 persen, sehingga disparitas antara kabupaten teringgi dengan kabupaten APS terendah sebesar 79,10 persen.
Untuk APS Provinsi Papua sebesar 37,18 persen, terdapat 13 Kabupaten/kot yang terendah di atas APS provinsi serta teradapat 16 kabupaten yang berada di bawah APS provinsi.[PapuaPos| ImagePapua]
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua James Modouw mengaku, pertumbuhan sekolah menengah kejuruan meningkat lebih pesat dari sekolah menengah umum. Dimana sekolah menengah kejuruan meningkat 13,92 persen jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2009.
“Sementara SMA hanya meningkat 5,17 persen dalam kurun waktu yang sama,”ungkapnya.
Sementara jumlah SMA negeri dan swasta mengalami peningkatan, jumlah SMA negeri pada tahun 2009 berjumlah 92 dan tahun 2011 menjadi 99 sekolah, untuk SMA swasta tahun 2009 berjumlah 82 sekolah pada tahun 2011 menjadi 84 sekolah.
Untuk perkembangan sekolah menengah kejuruan baik negeri maupun swasta mengalami peningkatan, tahun 2009 jumlah SMK sebanyak 79 sekolah tahun 2011 menjadi 90 sekolah. Artinya SMK negeri dalam kurun waktu tiga tahun bertambah sebesar 15,38 persen dan kurun waktu yang sama SMK swasta meningkat 11,11 persen sehingga pertambahan lembaga SMK negeri lebih tinggi dibanding SMK swasta.
Lanjutnya, jumlah peserta didik pada jenjang sekolah menengah mengalami peningkatan yang signitifikan. Hal ini terjadi peserta didik baik laki-laki maupun perempuan, dimana jumlah peserta didik sekolah menengah tahun 2009 sebanyak 64,405 siswa dan tahun 2011 menjadi 73,178 siswa atau meningkat sebesar 8.773 siswa (13,62 persen).
Untuk pertumbuhan jumlah siswa laki-laki dan perempuan pada sekolah menengah juga menunjukkan adanya pertumbuhan yang setara, siswa laki-laki meningat 4.935 siswa (13.64 persen) jika dibanding siswa pada tahun 2009, sementara siswa perempuan meningat 3.838 siswa (13.97 persen) dalam kurun waktu yang sama.
Hal yang sama dialami oleh perkembangan siswa sekolah menengah menurut jenis penyelenggara SMA negeri/swasta,MA negeri/swasta dan SMK negeri SMK negeri/swasta menjunjukkan adanya peningkatan. Jumlah peserta didik SMA mengalami kenaikan 11,31 persen atau 4.817 siswa dari tahun 2009 menjadi 47.398 siswa pada tahun 2011,MA meningkat 65.37 persen atau 319 siswa,SMK naik 17.05 persen atau 3,637 siswa dalam rentang kurun waktu yang sama.
Sementara Angka Partisipasi Sekolah (APS) anak usia 16-18 tahun pada masing-masing kabupaten/kota sangat beragam dengan disparitas yang sangat tinggi, seperti Kabupaten Supiori merupakan daerah yang angka partisipasi sekolah tertinggi mencapai 80,16 persen. Kabupaten Nduga merupakan kabupaten dengan APS terendah yakni 0,86 persen, sehingga disparitas antara kabupaten teringgi dengan kabupaten APS terendah sebesar 79,10 persen.
Untuk APS Provinsi Papua sebesar 37,18 persen, terdapat 13 Kabupaten/kot yang terendah di atas APS provinsi serta teradapat 16 kabupaten yang berada di bawah APS provinsi.[PapuaPos| ImagePapua]