MRP Papua Barat Jalin Persahabatan dengan Akita Jepang
pada tanggal
Friday, 17 May 2013
JAKARTA - Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat sebagai lembaga representasi kultural masyarakat asli Papua, menjalin hubungan kerja sama dan persahabatan dengan masyarakat Jepang di Provinsi Akita Jepang. Persahabatan tersebut diawali dengan pertemuan Ketua MRP Papua Barat Vitalis Yumte dengan Gubernur Provinsi Akita, Jepang, Norihisa Satake di Hotel Sari PanPasifik, Rabu (15/05/2013) di Jakarta.
Vitalis Yumte menyerahkan Surat Persahabatan antara rakyat Papua Barat umumnya dan khususnya orang asli Papua kepada rakyat Jepang yang diterima Gubernur Norihisa Satake. Selain itu, memberikan Cenderamata Tifa dan Buku Visi Misi dan Rastra MRP Papua Barat periode 2011-2016 kepada Gubernur Akita Jepang. Sebaliknya Gubernur Norihisa Satake menyerahkan buku tentang Provinsi Akita
Gubernur Akita Norihisa Satake didampingi Wakil Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia di Jakarta, Junji Shimada, Perwakilan Wali Kota Akita Yoshihiko Kitagawa, Direktur Promosi dan Perdagangan Provinsi Akita, Toru Nagata. Sementara Vitalis Yumte didampingi Anggota MRP Papua Barat, Th Wolas Krenak, H Arobi A Aituwarauw, Mathias Komegi, dan Jance Wutoy.
Dalam kesempatan ituYumte memberikan cinderamata Tifa. Selain memperkenalkan profil Provinsi Akita, Gubernur Norihisa Satake mengatakan, bidang unggulan dalam pembangunan di wilayahnya adalah pariwisata, pertanian, pertambangan, industri mobil dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). “Kami bersedia membantu pembangunan pertanian, pariwisata, dan pengembangan SDM di Papua barat,” katanya.
Diungkapkan, 88 mahasiswa Indonesia studi di Akita, namun dari Papua Barat belum ada. “Umumnya mereka mendapat beasiswa dari JAICA,’ ujarnya.
Di bidang pengembangan SDM, Provinsi Akita mendidik perawat handal yang bertugas di berbagai negara termasuk Afrika Selatan. Ditambahkan, Akita juga membantu pembangunan pertanian di Amerika Selatan.
Dia mengungkapkan, rakyatnya termasuk wisatawan yang sering berkunjung ke Indonesia, namun kurang menjangkau Papua Barat. Jika ada penerbangan langsung dari Jakarta – Manokwari atau Sorong serta akomodasi yang memadai, masyarakatnya akan mengunjungi wisata bahari di Kabupaten Raja Ampat, maupun wisata sejarah peninggalan Perang Pasifik di Papua dan Papua Barat.
Ditambahkan, untuk persahabatan dan kerja sama antar Provinsi Akita dan Papua Barat, memang dibutuhkan kesepakatan berbentuk Sister City (Kota Kembar) seperti Provinsi Yamagata dengan Provinsi Papua. “Kami bersedia untuk membantu pemerintah dan rakyat Papua Barat sebagai bagian dari rakyat Indonesia dalam pengembangan SDM,” katanya.
Norihisa Satake mengungkapkan, program lain yang perlu mendapat dukungan dari MRP Papua Barat dan Pemprov Papua Barat adalah pengumpulan dan pengembalian tulang-belulang dari prajurit Jepang khususnya Provinsi Akita yang gugur dalam Perang Pasifik atau Perang Dunia II di Papua Barat. Termasuk situs sejarah di Pulau Mapia yang menjadi basis 200 prajurit Jepang asal Akita yang gugur di sana.
Vitalis Yumte menyambut baik niat kerja sama dan persahabatan antarkedua provinsi dan masyarakatnya. “Semua hasil pertemuan awal dengan Gubernur Akita akan disampaikan kepada Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi. “Kami akan membantu rencana kerja sama yang baik dalam pembangunan pariwisata, pertanian, pengelolaan sumber daya alam, dan persahabatan melalui Kota Kembar antara Akita dan Papua Barat,” ujarnya.
Mengenai, program pengumpulan tulang belulang prajurit Jepang, Yumte mengatakan masyarakat di Papua Barat khususnya orang asli Papua Barat akan membantu tim dari Organisasi Masyarakat Jepang yang bertugas mengurusi masalah tersebut. “Ini pembicaraan awal yang sangat baik untuk membuka kerjasama dalam segala bidang termasuk pengembangan kebudayaan melalui misi kebudayaan antar kedua provinsi,” ujarnya. [SuaraPembaruan]
Vitalis Yumte menyerahkan Surat Persahabatan antara rakyat Papua Barat umumnya dan khususnya orang asli Papua kepada rakyat Jepang yang diterima Gubernur Norihisa Satake. Selain itu, memberikan Cenderamata Tifa dan Buku Visi Misi dan Rastra MRP Papua Barat periode 2011-2016 kepada Gubernur Akita Jepang. Sebaliknya Gubernur Norihisa Satake menyerahkan buku tentang Provinsi Akita
Gubernur Akita Norihisa Satake didampingi Wakil Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia di Jakarta, Junji Shimada, Perwakilan Wali Kota Akita Yoshihiko Kitagawa, Direktur Promosi dan Perdagangan Provinsi Akita, Toru Nagata. Sementara Vitalis Yumte didampingi Anggota MRP Papua Barat, Th Wolas Krenak, H Arobi A Aituwarauw, Mathias Komegi, dan Jance Wutoy.
Dalam kesempatan ituYumte memberikan cinderamata Tifa. Selain memperkenalkan profil Provinsi Akita, Gubernur Norihisa Satake mengatakan, bidang unggulan dalam pembangunan di wilayahnya adalah pariwisata, pertanian, pertambangan, industri mobil dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). “Kami bersedia membantu pembangunan pertanian, pariwisata, dan pengembangan SDM di Papua barat,” katanya.
Diungkapkan, 88 mahasiswa Indonesia studi di Akita, namun dari Papua Barat belum ada. “Umumnya mereka mendapat beasiswa dari JAICA,’ ujarnya.
Di bidang pengembangan SDM, Provinsi Akita mendidik perawat handal yang bertugas di berbagai negara termasuk Afrika Selatan. Ditambahkan, Akita juga membantu pembangunan pertanian di Amerika Selatan.
Dia mengungkapkan, rakyatnya termasuk wisatawan yang sering berkunjung ke Indonesia, namun kurang menjangkau Papua Barat. Jika ada penerbangan langsung dari Jakarta – Manokwari atau Sorong serta akomodasi yang memadai, masyarakatnya akan mengunjungi wisata bahari di Kabupaten Raja Ampat, maupun wisata sejarah peninggalan Perang Pasifik di Papua dan Papua Barat.
Ditambahkan, untuk persahabatan dan kerja sama antar Provinsi Akita dan Papua Barat, memang dibutuhkan kesepakatan berbentuk Sister City (Kota Kembar) seperti Provinsi Yamagata dengan Provinsi Papua. “Kami bersedia untuk membantu pemerintah dan rakyat Papua Barat sebagai bagian dari rakyat Indonesia dalam pengembangan SDM,” katanya.
Norihisa Satake mengungkapkan, program lain yang perlu mendapat dukungan dari MRP Papua Barat dan Pemprov Papua Barat adalah pengumpulan dan pengembalian tulang-belulang dari prajurit Jepang khususnya Provinsi Akita yang gugur dalam Perang Pasifik atau Perang Dunia II di Papua Barat. Termasuk situs sejarah di Pulau Mapia yang menjadi basis 200 prajurit Jepang asal Akita yang gugur di sana.
Vitalis Yumte menyambut baik niat kerja sama dan persahabatan antarkedua provinsi dan masyarakatnya. “Semua hasil pertemuan awal dengan Gubernur Akita akan disampaikan kepada Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi. “Kami akan membantu rencana kerja sama yang baik dalam pembangunan pariwisata, pertanian, pengelolaan sumber daya alam, dan persahabatan melalui Kota Kembar antara Akita dan Papua Barat,” ujarnya.
Mengenai, program pengumpulan tulang belulang prajurit Jepang, Yumte mengatakan masyarakat di Papua Barat khususnya orang asli Papua Barat akan membantu tim dari Organisasi Masyarakat Jepang yang bertugas mengurusi masalah tersebut. “Ini pembicaraan awal yang sangat baik untuk membuka kerjasama dalam segala bidang termasuk pengembangan kebudayaan melalui misi kebudayaan antar kedua provinsi,” ujarnya. [SuaraPembaruan]