Gubernur Enembe : Otsus Plus jadi Jawaban Persoalan di Papua
pada tanggal
Wednesday, 1 May 2013
JAKARTA - Pemerintah pusat lewat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bakal memberikan otonomi khusus (Otsus) plus bagi Provinsi Papua. Otsus plus ini diberikan untuk menjawab berbagai persoalan di Papua yang tak kunjung selesai.
Hal itu disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe, SH,MH usai mengikuti rapat tertup bersama Wakil Gubernur Provinsi Papua, Klemen Tinal, Wakil Ketua I DPRP, Yunus Wonda, Ketua MRP, Timotius Murib dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di ruang pertemuan Kepresidenan (Istana Negara).
Menurut Lukas, Presiden SBY sendiri menyatakan menyetujui agar Otsus Plus tersebut agar diberlakukan di Papua.
Pertemuan tertutup itu dimulai pukul 14.00 WIB. Presiden SBY sendiri didampingi Menteri koordinator, diantaranya, Menkokesra, Menko Polhukam, Menko Ekonomi, Mendagri, Menteri Sekretaris Negara (Mensekneg), dan dua staf ahli.
Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, SIP,MH, mengatakan, dirinya mewakili rakyat Papua menyampaikan Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden SBY yang atas kesediaannya menerima dirinya dan rombongannya, pascadirinya dilantik menjadi Gubernur Provinsi Papua dan Wakil Gubernur Provinsi Papua yang memasuki masa kerja 20 hari.
Dijelaskannya, pertemuan dimaksud, ia bersama rombongannya mendapatkan arahan dan direktif untuk dijadikan masukan dalam melaksanakan kebijakan pembangunan pada 5 tahun mendatang.
“Ini penghargaan yang luar biasa bagi kami, karena kami dapat arahan dari Presiden SBY untuk membangun dan menata Papua yang lebih baik lagi,” ungkapnya kepada wartawan usai pertemuan dengan Presiden SBY di Istana Negara, Senin, (29/04/2013).
Mengenai arahan dan penegasan yang disampaikan Presiden SBY adalah perluasan Otsus, yang disebut sebagai Otsus Plus, dan diharapkan dalam 3 bulan ke depan ini draf Otsus Plus selesai, karena tujuannya ialah menjawab berbagai persoalan Papua yang harus tuntas diselesaikan sebelum Presiden SBY mengakhiri masa jabatannya.
“Ini kemauan baik yang luas biasa dari Presiden SBY. Kita berharap dari sisa masa jabatan Presiden SBY, persoalan-persoalan di Papua bisa tuntas,” katanya lagi.
Tentu dirinya bersama pemimpin-pemimpin Papua yang bertemu dengan Presiden SBY ini harus kerja keras membangun komunikasi dengan semua stakeholder, termasuk saudara-saudara kita yang berseberangan paham ideologi.
Ditegaskannya, membangun Papua lewat pendekatan hati dan kasih untuk mewujudkan kesejahteraan Papua. Oleh sebab itu, tugas berat yang dibebankan diatas pundaknya dan pundak Wakil Gubernur Provinsi Papua serta pemimpin Papua lainnya, sudah pasti akan dilakukan upaya-upaya seperti pendekatan personal, pendekatan adat dan pendekatan lainnya yang memungkinkan untuk semua rakyat Papua bersatu dalam membangun Papua demi tercapainya rakyat Papua yang bangkit, mandiri, dan sejahtera.
“Kami jelas bangun komunikasi dengan saudara-saudara kita yang berseberangan dengan kita ini. Kami lakukan pendekatan secara cultural juga. Mereka juga manusia kan, saya yakin mereka juga akan mendengar apa yang kita bicarakan. Jumlah mereka kan tidak banyak, yang lebih banyak kan ada di kota-kota. Ini tugas berat, tugas Negara yang wajib kita selesaikan,” tukasnya.
Lanjutnya, Presiden SBY juga tekankan bahwa ada program-program prioritas yang memang mendapatkan dukungan dari Presiden SBY, dan dirinya yakin dengan bersatunya semua dan dukungan penuh dari Presiden SBY, pasti ada perubahan yang sangat besar terjadi di Papua dalam mengangkat harkat dan martabat sosial ekonomi rakyat Papua menjadi lebih meningkat lagi.
“Tentunya Otonomi akan diperluas, dan diperluas seperti apa, nanti kami rumuskan bersama-sama dengan semua komponen dibawah bimbingan kementrian dalam negeri, dan hasilnya kami sampaikan, karena semua persoalan Papua harus selesai. Kesungguhan Presiden SBY untuk bangun Papua,” jelasnya.
Ditambahkannya, Presiden SBY juga akan berkunjung ke Papua pada Agustus 2013 mendatang, untuk memberikan hadiah bagi Papua, yakni hadiah pembangunan Papua secara menyeluruh, namun sebelumnya aka nada pertemuan lanjutan lagi pada Juli 2013 untuk menyerahkan rancangan UU Otsus Plus kepada Presiden SBY. [PapuaPos| PapuaPos]
Hal itu disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe, SH,MH usai mengikuti rapat tertup bersama Wakil Gubernur Provinsi Papua, Klemen Tinal, Wakil Ketua I DPRP, Yunus Wonda, Ketua MRP, Timotius Murib dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di ruang pertemuan Kepresidenan (Istana Negara).
Menurut Lukas, Presiden SBY sendiri menyatakan menyetujui agar Otsus Plus tersebut agar diberlakukan di Papua.
Pertemuan tertutup itu dimulai pukul 14.00 WIB. Presiden SBY sendiri didampingi Menteri koordinator, diantaranya, Menkokesra, Menko Polhukam, Menko Ekonomi, Mendagri, Menteri Sekretaris Negara (Mensekneg), dan dua staf ahli.
Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, SIP,MH, mengatakan, dirinya mewakili rakyat Papua menyampaikan Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden SBY yang atas kesediaannya menerima dirinya dan rombongannya, pascadirinya dilantik menjadi Gubernur Provinsi Papua dan Wakil Gubernur Provinsi Papua yang memasuki masa kerja 20 hari.
Dijelaskannya, pertemuan dimaksud, ia bersama rombongannya mendapatkan arahan dan direktif untuk dijadikan masukan dalam melaksanakan kebijakan pembangunan pada 5 tahun mendatang.
“Ini penghargaan yang luar biasa bagi kami, karena kami dapat arahan dari Presiden SBY untuk membangun dan menata Papua yang lebih baik lagi,” ungkapnya kepada wartawan usai pertemuan dengan Presiden SBY di Istana Negara, Senin, (29/04/2013).
Mengenai arahan dan penegasan yang disampaikan Presiden SBY adalah perluasan Otsus, yang disebut sebagai Otsus Plus, dan diharapkan dalam 3 bulan ke depan ini draf Otsus Plus selesai, karena tujuannya ialah menjawab berbagai persoalan Papua yang harus tuntas diselesaikan sebelum Presiden SBY mengakhiri masa jabatannya.
“Ini kemauan baik yang luas biasa dari Presiden SBY. Kita berharap dari sisa masa jabatan Presiden SBY, persoalan-persoalan di Papua bisa tuntas,” katanya lagi.
Tentu dirinya bersama pemimpin-pemimpin Papua yang bertemu dengan Presiden SBY ini harus kerja keras membangun komunikasi dengan semua stakeholder, termasuk saudara-saudara kita yang berseberangan paham ideologi.
Ditegaskannya, membangun Papua lewat pendekatan hati dan kasih untuk mewujudkan kesejahteraan Papua. Oleh sebab itu, tugas berat yang dibebankan diatas pundaknya dan pundak Wakil Gubernur Provinsi Papua serta pemimpin Papua lainnya, sudah pasti akan dilakukan upaya-upaya seperti pendekatan personal, pendekatan adat dan pendekatan lainnya yang memungkinkan untuk semua rakyat Papua bersatu dalam membangun Papua demi tercapainya rakyat Papua yang bangkit, mandiri, dan sejahtera.
“Kami jelas bangun komunikasi dengan saudara-saudara kita yang berseberangan dengan kita ini. Kami lakukan pendekatan secara cultural juga. Mereka juga manusia kan, saya yakin mereka juga akan mendengar apa yang kita bicarakan. Jumlah mereka kan tidak banyak, yang lebih banyak kan ada di kota-kota. Ini tugas berat, tugas Negara yang wajib kita selesaikan,” tukasnya.
Lanjutnya, Presiden SBY juga tekankan bahwa ada program-program prioritas yang memang mendapatkan dukungan dari Presiden SBY, dan dirinya yakin dengan bersatunya semua dan dukungan penuh dari Presiden SBY, pasti ada perubahan yang sangat besar terjadi di Papua dalam mengangkat harkat dan martabat sosial ekonomi rakyat Papua menjadi lebih meningkat lagi.
“Tentunya Otonomi akan diperluas, dan diperluas seperti apa, nanti kami rumuskan bersama-sama dengan semua komponen dibawah bimbingan kementrian dalam negeri, dan hasilnya kami sampaikan, karena semua persoalan Papua harus selesai. Kesungguhan Presiden SBY untuk bangun Papua,” jelasnya.
Ditambahkannya, Presiden SBY juga akan berkunjung ke Papua pada Agustus 2013 mendatang, untuk memberikan hadiah bagi Papua, yakni hadiah pembangunan Papua secara menyeluruh, namun sebelumnya aka nada pertemuan lanjutan lagi pada Juli 2013 untuk menyerahkan rancangan UU Otsus Plus kepada Presiden SBY. [PapuaPos| PapuaPos]