Tantangan Terberat Lukmen; Ubah Stigma Papua
pada tanggal
Wednesday, 10 April 2013
TIMIKA (MIMIKA) - Tokoh masyarakat Suku Amungme, Nerius Katagame, menyatakan tantangan terberat yang dihadapi Gubernur-Wakil Gubernur Papua terpilih, Lukas Enembe-Klemen Tinal (Lukmen) adalah mengubah stigma Papua sebagai daerah konflik menjadi daerah aman.
Nerius dari Timika Papua, Selasa, mengatakan selama ini dunia luar terlanjur mencap Papua sebagai daerah yang tidak aman, penuh dengan konflik, kekerasan, dan pertumpahan darah serta aksi teror yang tak pernah kunjung selesai.
Padahal, katanya, sebenarnya orang Papua sangat mendambakan hidup dalam kondisi yang aman dan damai.
"Terus terang hal ini menjadi beban yang sangat berat bagi Lukas Enembe-Klemen Tinal untuk mewujudkan Papua sebagai zona damai. Akan menjadi pertanyaan, mereka berdua mampu atau tidak mewujudkan harapan itu," kata Nerius pula.
Nerius Katagame mengatakan, hingga saat aksi kekerasan dan teror masih terus berlangsung di Bumi Cenderawasih, tanpa pernah ditangkap dan diproses para pelakunya.
Aksi teror oleh kelompok bersenjata tak dikenal dalam beberapa hari terakhir, kembali terjadi di areal PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika.
Kejadian pertama pada Jumat (06/04/2013) di ruas Jalan Tanggul Timur, sehingga mengakibatkan dua unit alat berat PT TRMP dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal.
Saat anggota Satuan Tugas Amole selesai melakukan pengecekan ke lokasi kejadian, mereka ditembaki oleh kelompok bersenjata tak dikenal dari arah belakang.
Aksi teror oleh kelompok bersenjata tak dikenal kembali terjadi pada Senin (08/04/2013), masih di ruas Jalan Tanggul Timur MA-220 terhadap iring-iringan kendaraan patroli Satgas Amole. Dalam kedua peristiwa itu tidak ada korban jiwa.
Menurut Nerius, masyarakat di Mimika sudah bosan dengan berbagai aksi teror penembakan di areal PT Freeport.
Masyarakat, kata dia, masih terus mempertanyakan kelompok mana yang selama ini menjadi dalang dari berbagai aksi penembakan di areal Freeport.
"Selama ini kita selalu saling tuduh menuduh dengan mengatakan pelaku adalah kelompok sipil bersenjata. Mengapa kelompok itu tidak pernah ditangkap ataukah ini adalah sandiwara," ujar Nerius mempertanyakan.
Ia berharap polisi dapat mengusut tuntas berbagai aksi teror penembakan di areal Freeport dan hasilnya harus disampaikan secara terang benderang kepada publik. [PapuaPos]
Nerius dari Timika Papua, Selasa, mengatakan selama ini dunia luar terlanjur mencap Papua sebagai daerah yang tidak aman, penuh dengan konflik, kekerasan, dan pertumpahan darah serta aksi teror yang tak pernah kunjung selesai.
Padahal, katanya, sebenarnya orang Papua sangat mendambakan hidup dalam kondisi yang aman dan damai.
"Terus terang hal ini menjadi beban yang sangat berat bagi Lukas Enembe-Klemen Tinal untuk mewujudkan Papua sebagai zona damai. Akan menjadi pertanyaan, mereka berdua mampu atau tidak mewujudkan harapan itu," kata Nerius pula.
Nerius Katagame mengatakan, hingga saat aksi kekerasan dan teror masih terus berlangsung di Bumi Cenderawasih, tanpa pernah ditangkap dan diproses para pelakunya.
Aksi teror oleh kelompok bersenjata tak dikenal dalam beberapa hari terakhir, kembali terjadi di areal PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika.
Kejadian pertama pada Jumat (06/04/2013) di ruas Jalan Tanggul Timur, sehingga mengakibatkan dua unit alat berat PT TRMP dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal.
Saat anggota Satuan Tugas Amole selesai melakukan pengecekan ke lokasi kejadian, mereka ditembaki oleh kelompok bersenjata tak dikenal dari arah belakang.
Aksi teror oleh kelompok bersenjata tak dikenal kembali terjadi pada Senin (08/04/2013), masih di ruas Jalan Tanggul Timur MA-220 terhadap iring-iringan kendaraan patroli Satgas Amole. Dalam kedua peristiwa itu tidak ada korban jiwa.
Menurut Nerius, masyarakat di Mimika sudah bosan dengan berbagai aksi teror penembakan di areal PT Freeport.
Masyarakat, kata dia, masih terus mempertanyakan kelompok mana yang selama ini menjadi dalang dari berbagai aksi penembakan di areal Freeport.
"Selama ini kita selalu saling tuduh menuduh dengan mengatakan pelaku adalah kelompok sipil bersenjata. Mengapa kelompok itu tidak pernah ditangkap ataukah ini adalah sandiwara," ujar Nerius mempertanyakan.
Ia berharap polisi dapat mengusut tuntas berbagai aksi teror penembakan di areal Freeport dan hasilnya harus disampaikan secara terang benderang kepada publik. [PapuaPos]