Protes Polisi Penyerobot Antrian BBM, Seorang Warga Asmat Ditembak
pada tanggal
Wednesday, 24 April 2013
AMBISU (ASMAT) - Pelayanan pemerintah tak selamanya mulus, bahkan nyawa-pun bisa terancam. Kali ini, Elias Jopsorom, warga Kampung Ambisu Distrik Atsj Kabupaten Asmat, Provinsi Papua tertembak arogansi oknum polisi saat mengantri bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Minggu, (21/04/13) lalu.
"Peristiwa gara-gara BBM subsidi ini terjadi di depan Kantor Polsek Atsj,"ungkap Norberthus Kamona, warga Agats usai menerima laporan warga Atsj, Selasa (23/04/13).
Lanjutnya, ketika warga sedang antrian BBM subsidi, seorang warga migrant, Elias Jopsorom, langsung protes. Ia meminta pembelian dan pengisian BBM disesuaikan dengan urutan antrian. Karena ia melihat, distributor mendahulukan oknum polisi dari Polsek Atsj bernama Hairul.
"Tapi polisi ini balik protes, kemudian keduanya saling berprotes. Gara-gara pemuda ini juga tambah protes, akhirnya si polisi ini keluarkan senjata dan menembakinya,"jelasnya.
Berdasarkan laporan warga yang diterima tokoh masyarakat di Agats, peluru tersebut bersarang dalam tubuh Elias. "Dia kena tembakan di lambung sebelah kiri dan peluruh masih bersarang di dalamnya,"ucapnya menirukan laporan warga.
Selanjutnya, peristiwa ini beredar cepat di Distrik Atsj dan Distrik Agats ibukota Kabupaten Asmat. Tim Kesehatan Asmat tak mengalami keterbatasan dalam mengeluarkan peluru yang bersarang tersebut.
Pada kesempatan pertama pula, pasien dilarikan ke Rumah Sakit di Timika. Hingga berita ini ditulis, media ini belum berhasil konfirmasi kondisi korban.
Sumber media ini melaporkan, polisi dan tentara selama ini mengeluarkan peluru di depan muka masyarakat dan sering melakukan tembakan. "Penembakan pertama disebakan karena warga mabuk. Kedua, karena kayu gaharu akhrinya warga ditembak di Befak (tempat mencari dan mengumpulkan makanan menurut pola masyarakat). Dan, penembakan secara terang-terangan ketiga adalah kali ini yaitu gara-gara BBM subsidi,"kata sumber itu.
Kantor Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Asmat yang dihubungi melalui Kasat Intel Polres Asmat, Fanghoi membantah penembakan tersebut.
"Itu bukan penembakan tapi ledakan senjata. Masyarakat itu mau mencoba merampas senjata, tapi akhirnya senjata yang ledak. Jadi bukan penembakan, tapi senjata yang meledak akhirnya yang kena ledakan adalah masyarakat,"jelasnya.
Lanjut Kasat intel, korban warga tersebut sedang diobati. Sementara tanggungan biaya pengobatan dan perawatan korban juga ditanggung Kantor Polres Asmat. [MajalahSelangkah| Tribunnews]
"Peristiwa gara-gara BBM subsidi ini terjadi di depan Kantor Polsek Atsj,"ungkap Norberthus Kamona, warga Agats usai menerima laporan warga Atsj, Selasa (23/04/13).
Lanjutnya, ketika warga sedang antrian BBM subsidi, seorang warga migrant, Elias Jopsorom, langsung protes. Ia meminta pembelian dan pengisian BBM disesuaikan dengan urutan antrian. Karena ia melihat, distributor mendahulukan oknum polisi dari Polsek Atsj bernama Hairul.
"Tapi polisi ini balik protes, kemudian keduanya saling berprotes. Gara-gara pemuda ini juga tambah protes, akhirnya si polisi ini keluarkan senjata dan menembakinya,"jelasnya.
Berdasarkan laporan warga yang diterima tokoh masyarakat di Agats, peluru tersebut bersarang dalam tubuh Elias. "Dia kena tembakan di lambung sebelah kiri dan peluruh masih bersarang di dalamnya,"ucapnya menirukan laporan warga.
Selanjutnya, peristiwa ini beredar cepat di Distrik Atsj dan Distrik Agats ibukota Kabupaten Asmat. Tim Kesehatan Asmat tak mengalami keterbatasan dalam mengeluarkan peluru yang bersarang tersebut.
Pada kesempatan pertama pula, pasien dilarikan ke Rumah Sakit di Timika. Hingga berita ini ditulis, media ini belum berhasil konfirmasi kondisi korban.
Sumber media ini melaporkan, polisi dan tentara selama ini mengeluarkan peluru di depan muka masyarakat dan sering melakukan tembakan. "Penembakan pertama disebakan karena warga mabuk. Kedua, karena kayu gaharu akhrinya warga ditembak di Befak (tempat mencari dan mengumpulkan makanan menurut pola masyarakat). Dan, penembakan secara terang-terangan ketiga adalah kali ini yaitu gara-gara BBM subsidi,"kata sumber itu.
Kantor Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Asmat yang dihubungi melalui Kasat Intel Polres Asmat, Fanghoi membantah penembakan tersebut.
"Itu bukan penembakan tapi ledakan senjata. Masyarakat itu mau mencoba merampas senjata, tapi akhirnya senjata yang ledak. Jadi bukan penembakan, tapi senjata yang meledak akhirnya yang kena ledakan adalah masyarakat,"jelasnya.
Lanjut Kasat intel, korban warga tersebut sedang diobati. Sementara tanggungan biaya pengobatan dan perawatan korban juga ditanggung Kantor Polres Asmat. [MajalahSelangkah| Tribunnews]