Piter Rumaropen Dilarang Bertanding Seumur Hidup
pada tanggal
Thursday, 25 April 2013
JAKARTA - Pesepakbola asal Papua Pieter Rumaropen dijatuhi hukuman seumur hidup tidak boleh tampil atau bermain dalam pertandingan resmi PSSI di semua jenjang kompetisi.
Hukuman super berat itu harus diterima Piter, menyusul tindakannya memukul muka wasit Muhaimin yang memandu pertandingan antara Pelita Bandung Raya (PBR) versus Persiwa Wamena pada laga ISL, Minggu (21/04/2013) di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Dalam rapat sekaligus putusan Komisi Disiplin (Komdis), Rabu (24/04/2013), dipimpin langsung Ketuanya Hinja Panjaitan, menjatuhkan hukuman berat buat pemain bernama lengkap Edison Pieter Rumaropen, karena memukul wasit hingga bibir picah, tiga jahitan.
"Bahwa Komdis PSSI telah melakukan sidang hari ini. Di mana kami telah menonton videonya, membaca, mendengar dari pengawas pertandingan, bahwa memang benar dan kami melihat langsung bahwa dia (Pieter) telah melakukan pemukulan terhadap wasit. Yang mengakibatkan wasit Muhaimin terkena empat jaitan," demikian jelas Hinca Pandjaitan, di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (24/04/2013) seperti dilansir dari laman Liga Indonesia.
Sekum Persiwa Agus Santoso berkomentar terkait putusan Komdis terhadap Piter Rumaropen. Agus bilang, manajemen Persiwa belum menerima salinan putusan resmi secara tertulis dari Komisi Disiplin PSSI, .
“Sampai tadi malam kami belum menerima salinan putusan Komdis, saya baru tahu soal itu dari teman-teman media di Jakarta maupun dari Jayapura sehingga saya belum bisa berkomentar banyak,” ucap Agus Santoso saat dihubungi wartawan tadi malam via hand phone.
Kata Agus, terlalu sepihak Komdis menjatuhkan sanksi seumur hidup yang menurutnya sangat terlalu berat buat Piter. Seharusnya Komdis memanggil pihak yang bersangkutan,
Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman berat kepada Edison Pieter Rumaropen. Akibat aksinya memukul wasit, pemain Persiwa Wamena itu diganjar sanksi larangan bermain di seluruh kompetisi di Indonesia seumur hidup.
Kata Agus, ada baiknya Komdis wajib memanggil yang bersangkutan atau manajemen sehingga keputusan yang dibuat adil dan bijaksana.
“Seharusnya Komdis memanggil juga pihak yang akan dijatuhkan saknsi dimintai keterangan. Kenapa bisa lakukan begitu?. Tidak bisa hanya berpatokan dari bukti rekaman video, bagaimana pun juga, dia (Piter atau manajamen dipanggil,” tegasnya.
Agus bilang tidak ada surat panggilan atau undangan, terkait kasus tersebut?. harunya Komdis lebih bijak mendengar langsung dari yang bersangkutan, kenapa sampai itu terjadi!. Pasti ada penyebabnya hingga pemain tersebut melakukan pemukulan.
“Tiba-tiba kami mendengar putusan Komdis, pemain Piter Rumaropen dijatuhi hukuman seumur hidup. Ini sama saja mematikan karier dan mematikan mata pencaharian dia. Bagaimana nanti dengan anak dan istrinya,” tegas Agus kembali.
Menurut Agus harus dilihat, tentu yang paling krusial adalah Komdis mendegar alasan kenapa melakukan tindakan seperti itu?
“Kami akan menempuh, banding untuk meminta keringanan. Keputusan Komdis menimbulkan efek keadilan, karena memutuskan tanpa mendengar alasan dari pemain yang dijatuhi hukuman, apalagi ini hukuman super berat. Setelah kami menerima salinan putusan surat resmi, kami akan melakukan banding,” demikian Agus Santoso, Sekum Persiwa. [PapuaPos| NewsAustralia]
Hukuman super berat itu harus diterima Piter, menyusul tindakannya memukul muka wasit Muhaimin yang memandu pertandingan antara Pelita Bandung Raya (PBR) versus Persiwa Wamena pada laga ISL, Minggu (21/04/2013) di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Dalam rapat sekaligus putusan Komisi Disiplin (Komdis), Rabu (24/04/2013), dipimpin langsung Ketuanya Hinja Panjaitan, menjatuhkan hukuman berat buat pemain bernama lengkap Edison Pieter Rumaropen, karena memukul wasit hingga bibir picah, tiga jahitan.
"Bahwa Komdis PSSI telah melakukan sidang hari ini. Di mana kami telah menonton videonya, membaca, mendengar dari pengawas pertandingan, bahwa memang benar dan kami melihat langsung bahwa dia (Pieter) telah melakukan pemukulan terhadap wasit. Yang mengakibatkan wasit Muhaimin terkena empat jaitan," demikian jelas Hinca Pandjaitan, di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (24/04/2013) seperti dilansir dari laman Liga Indonesia.
Sekum Persiwa Agus Santoso berkomentar terkait putusan Komdis terhadap Piter Rumaropen. Agus bilang, manajemen Persiwa belum menerima salinan putusan resmi secara tertulis dari Komisi Disiplin PSSI, .
“Sampai tadi malam kami belum menerima salinan putusan Komdis, saya baru tahu soal itu dari teman-teman media di Jakarta maupun dari Jayapura sehingga saya belum bisa berkomentar banyak,” ucap Agus Santoso saat dihubungi wartawan tadi malam via hand phone.
Kata Agus, terlalu sepihak Komdis menjatuhkan sanksi seumur hidup yang menurutnya sangat terlalu berat buat Piter. Seharusnya Komdis memanggil pihak yang bersangkutan,
Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman berat kepada Edison Pieter Rumaropen. Akibat aksinya memukul wasit, pemain Persiwa Wamena itu diganjar sanksi larangan bermain di seluruh kompetisi di Indonesia seumur hidup.
Kata Agus, ada baiknya Komdis wajib memanggil yang bersangkutan atau manajemen sehingga keputusan yang dibuat adil dan bijaksana.
“Seharusnya Komdis memanggil juga pihak yang akan dijatuhkan saknsi dimintai keterangan. Kenapa bisa lakukan begitu?. Tidak bisa hanya berpatokan dari bukti rekaman video, bagaimana pun juga, dia (Piter atau manajamen dipanggil,” tegasnya.
Agus bilang tidak ada surat panggilan atau undangan, terkait kasus tersebut?. harunya Komdis lebih bijak mendengar langsung dari yang bersangkutan, kenapa sampai itu terjadi!. Pasti ada penyebabnya hingga pemain tersebut melakukan pemukulan.
“Tiba-tiba kami mendengar putusan Komdis, pemain Piter Rumaropen dijatuhi hukuman seumur hidup. Ini sama saja mematikan karier dan mematikan mata pencaharian dia. Bagaimana nanti dengan anak dan istrinya,” tegas Agus kembali.
Menurut Agus harus dilihat, tentu yang paling krusial adalah Komdis mendegar alasan kenapa melakukan tindakan seperti itu?
“Kami akan menempuh, banding untuk meminta keringanan. Keputusan Komdis menimbulkan efek keadilan, karena memutuskan tanpa mendengar alasan dari pemain yang dijatuhi hukuman, apalagi ini hukuman super berat. Setelah kami menerima salinan putusan surat resmi, kami akan melakukan banding,” demikian Agus Santoso, Sekum Persiwa. [PapuaPos| NewsAustralia]