Pendidik Tuna Grahita Harus Pahami Karakter Anak Didik
pada tanggal
Friday, 12 April 2013
KOTA JAYAPURA - Wali Kota Jayapura melalui Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kota Jayapura, Moses Sroyer, S.Sos mengatakan, anak berkebutuhan khusus (Tuna Grahita) adalah individu yang unik, yang mengandung pengertian bahwa berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya baik dari segi kemampuan, maupun bakat dan kemampuannya.
Oleh karena itu, pendidik Tuna Grahita harus memahami karakter anak didiknya, sebab sifat mereka pelupa dan susah memahami perintah dan perhatian mudah terganggu.
Ia menambahkan, anak Tuna Grahita adalah anak yang mempunyai kekurangan dan keterbatasan, dari segi mental intelektualnya di bawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial dan karena itu mereka memerlukan pelayanan khusus.
“Guru harus sabar, penyayang mengajar dengan kata-kata sederhana dan gambar yang nyata.,”ujar Moses Sroyer dalam sambutannya pada acara penyerahan alat bantu bagi anak berkebutuhan khusus dari PT Pertamina, di SLB Negeri Bagian B Jayapura, Sabtu (06/04/2013).
Sebagai pemerintah daerah, pihaknya berharap agar tanggung jawab terhadap pendidikan dapat dipikul bersama dan tak hanya mengharapkan pemerintah.
“ Kami hanya memfasilitasi masyarakat agar menikmati kehidupan yang baik dan sejahtera dan itu bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata tetapi menjadi tanggung jawab kita semua, ”jelasnya.
Terkait dengan bantuan yang diberikan PT Pertamina Region VIII, Pemerintah Kota mengapresiasi hal itu, sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
“Ini perhatian yang patut kita syukuri, merupakan wujud nyata partisipasi dari dunia usaha, dan harus diikuti oleh masyarakat sebagai tanggung jawab moral, “tandas Moses Sroyer. [PasificPost]
Oleh karena itu, pendidik Tuna Grahita harus memahami karakter anak didiknya, sebab sifat mereka pelupa dan susah memahami perintah dan perhatian mudah terganggu.
Ia menambahkan, anak Tuna Grahita adalah anak yang mempunyai kekurangan dan keterbatasan, dari segi mental intelektualnya di bawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial dan karena itu mereka memerlukan pelayanan khusus.
“Guru harus sabar, penyayang mengajar dengan kata-kata sederhana dan gambar yang nyata.,”ujar Moses Sroyer dalam sambutannya pada acara penyerahan alat bantu bagi anak berkebutuhan khusus dari PT Pertamina, di SLB Negeri Bagian B Jayapura, Sabtu (06/04/2013).
Sebagai pemerintah daerah, pihaknya berharap agar tanggung jawab terhadap pendidikan dapat dipikul bersama dan tak hanya mengharapkan pemerintah.
“ Kami hanya memfasilitasi masyarakat agar menikmati kehidupan yang baik dan sejahtera dan itu bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata tetapi menjadi tanggung jawab kita semua, ”jelasnya.
Terkait dengan bantuan yang diberikan PT Pertamina Region VIII, Pemerintah Kota mengapresiasi hal itu, sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
“Ini perhatian yang patut kita syukuri, merupakan wujud nyata partisipasi dari dunia usaha, dan harus diikuti oleh masyarakat sebagai tanggung jawab moral, “tandas Moses Sroyer. [PasificPost]