Pelajar di Anggruk, Kabupaten Yahukimo Tak Mendapat Pendidikan yang Layak
pada tanggal
Friday, 5 April 2013
KOTA JAYAPURA - Asosiasi Mahasiswa Pemuda Peduli Pendidikan Kabupaten Yahukimo (AMP3KY) melaporkan sebagian besar siswa siswi di Distrik Anggruk Kabupaten Yahukimo, tak mendapat pelayanan pendidikan yang layak sehingga terancam tak bisa mengikuti ujian nasional (UN).
Hal tersebut terkuak sebagaimana dituturan Ketua AMP3KY, Bernadus Ahayon, saat melaporkan realita tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Dr. James Modouw, yang didampingi sejumlah pengurus AMP3KY beserta guru bantu di Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Papua, Kamis (04/05/2013).
Lebih lanjut diterangkan Bernadus, ketika pihaknya mengunjungi Distrik Anggruk dan Heriapini Kabupaten Yahukimo Desember 2012 lalu, sejumlah SD, SMP dan SMA “ditinggalkan” para tenaga pengajarnya (guru), sehingga siswa/siswi hampir setahun tidak mengeyam pendidikan sementara gedung sekolahnya juga tidak memadai.
“Kondisi ini lebih diperburuk karena pihak Dinas Pendidikan Kabupaten seolah-olah tak merespon masalah ini. Karena itu, kita datang ke Dinas Pendidikan Provinsi dengan harapan bisa mendapat tanggapan supaya para adik-adik kita bisa mengeyam pendidikan yang lebih layak di pedalaman,” terang Bernadus yang juga merupakan salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Jayapura, tersebut.
Sementara itu, Alabesama, salah guru bantu SD YPK Pasikni Anggruk Yahukimo ikut membenarkan kondisi memprihatinkan itu. Alabesama yang juga mengajar di SMP Negeri 1 dan SMA Anggruk tersebut, mengatakan para guru-guru sudah lama tidak berada di tempat tugas sehingga dirinya terpaksa harus turun tangan memberikan pelajaran kepada para murid sekolah, meski tak paham betul soal bentuk standar kurikulum yang musti disajikan.
“Saya tidak tau pelajaran yang harus dibagikan di SD seperti apa, SMP dan SMA seperti apa. Bahkan bertindak sebagai Guru itu apa saya tidak tau. Tapi saya rindu untuk supaya adik-adik saya bisa tau menulis dan membaca dan bahkan sudah 10 tahun mengabdi saya bahkan rela tidak mendapatkan gaji,” katanya.
Ia menambahkan, masalah ini perlu segera mendapat penanganan dari pemerintah supaya para anak-anak murid di Anggruk Yahukimo tidak melewatkan Ujian Nasional yang bakal dihelat dalam waktu dekat (pertengahan April 2013).
“Ini penting dan perlu segera diperhatikan supaya para anak-anak murid di Anggruk bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak,” jelasnya.
Sementara menanggapi laporan dari para mahasiswa tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Dr. James Modouw mengatakan pihaknya segera merespon laporan tersebut dengan akan memfasilitasi para mahasiswa untuk turun melakukan pendataan serta mencari tahu berapa banyak para guru yang sudah tak aktif melaksanakan kewajibannya.
“Dari situ barulah kita mengambil langkah serta member sanksi kepada guru-guru malas tersebut. Kalau gurunya pegawai negeri maka kita ambil tindakan berupa menghentikan gajinya kepada BKN. Kalau swasta kita berhentikan supaya bisa digantikan dengan yang lebih pro aktif,” katanya.
Dilain pihak, lanjut James, pihaknya juga akan memfasilitasi para mahasiswa untuk mendata para anak-anak murid yang tak bisa baca tulis praktis. Bahkan kalau ada juga yang mau untuk program KKN kan lebih bagus. Memang kita ada program untuk bekerja sama dengan semua komponen dan salah satunya adalah mahasiswa dalam program penuntasan buta aksara. Sebab sudah jadi program daerah dan nasional. Apalagi Yahukimo jadi target kita.
“Dan saya sudah sepakat akan fasilitasi mereka untuk kumpulkan data lalu turun cari tahu sejauh mana pelayanan pendidikan di Yahukimo, supaya bisa dilakukan penanganan secepatnya,” tutur dia. [PasificPost]
Hal tersebut terkuak sebagaimana dituturan Ketua AMP3KY, Bernadus Ahayon, saat melaporkan realita tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Dr. James Modouw, yang didampingi sejumlah pengurus AMP3KY beserta guru bantu di Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Papua, Kamis (04/05/2013).
Lebih lanjut diterangkan Bernadus, ketika pihaknya mengunjungi Distrik Anggruk dan Heriapini Kabupaten Yahukimo Desember 2012 lalu, sejumlah SD, SMP dan SMA “ditinggalkan” para tenaga pengajarnya (guru), sehingga siswa/siswi hampir setahun tidak mengeyam pendidikan sementara gedung sekolahnya juga tidak memadai.
“Kondisi ini lebih diperburuk karena pihak Dinas Pendidikan Kabupaten seolah-olah tak merespon masalah ini. Karena itu, kita datang ke Dinas Pendidikan Provinsi dengan harapan bisa mendapat tanggapan supaya para adik-adik kita bisa mengeyam pendidikan yang lebih layak di pedalaman,” terang Bernadus yang juga merupakan salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Jayapura, tersebut.
Sementara itu, Alabesama, salah guru bantu SD YPK Pasikni Anggruk Yahukimo ikut membenarkan kondisi memprihatinkan itu. Alabesama yang juga mengajar di SMP Negeri 1 dan SMA Anggruk tersebut, mengatakan para guru-guru sudah lama tidak berada di tempat tugas sehingga dirinya terpaksa harus turun tangan memberikan pelajaran kepada para murid sekolah, meski tak paham betul soal bentuk standar kurikulum yang musti disajikan.
“Saya tidak tau pelajaran yang harus dibagikan di SD seperti apa, SMP dan SMA seperti apa. Bahkan bertindak sebagai Guru itu apa saya tidak tau. Tapi saya rindu untuk supaya adik-adik saya bisa tau menulis dan membaca dan bahkan sudah 10 tahun mengabdi saya bahkan rela tidak mendapatkan gaji,” katanya.
Ia menambahkan, masalah ini perlu segera mendapat penanganan dari pemerintah supaya para anak-anak murid di Anggruk Yahukimo tidak melewatkan Ujian Nasional yang bakal dihelat dalam waktu dekat (pertengahan April 2013).
“Ini penting dan perlu segera diperhatikan supaya para anak-anak murid di Anggruk bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak,” jelasnya.
Sementara menanggapi laporan dari para mahasiswa tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Dr. James Modouw mengatakan pihaknya segera merespon laporan tersebut dengan akan memfasilitasi para mahasiswa untuk turun melakukan pendataan serta mencari tahu berapa banyak para guru yang sudah tak aktif melaksanakan kewajibannya.
“Dari situ barulah kita mengambil langkah serta member sanksi kepada guru-guru malas tersebut. Kalau gurunya pegawai negeri maka kita ambil tindakan berupa menghentikan gajinya kepada BKN. Kalau swasta kita berhentikan supaya bisa digantikan dengan yang lebih pro aktif,” katanya.
Dilain pihak, lanjut James, pihaknya juga akan memfasilitasi para mahasiswa untuk mendata para anak-anak murid yang tak bisa baca tulis praktis. Bahkan kalau ada juga yang mau untuk program KKN kan lebih bagus. Memang kita ada program untuk bekerja sama dengan semua komponen dan salah satunya adalah mahasiswa dalam program penuntasan buta aksara. Sebab sudah jadi program daerah dan nasional. Apalagi Yahukimo jadi target kita.
“Dan saya sudah sepakat akan fasilitasi mereka untuk kumpulkan data lalu turun cari tahu sejauh mana pelayanan pendidikan di Yahukimo, supaya bisa dilakukan penanganan secepatnya,” tutur dia. [PasificPost]