Pasca Gempa 7,2 SR, Dua Distrik di Kabupaten Tolikara alami Tanah Longsor, Dua Meninggal
pada tanggal
Tuesday, 9 April 2013
KOTA JAYAPURA - Pasca gempa bumi 7,2 Skala Righter (SR), Sabtu, (06/04/2012) yang berlokasi di Tolikara, Papua, dua dari 46 Distrik di daerah itu mengalami bencana tanah longsor dan dua orang dinyatakan meninggal dunia. Mereka adalah kakak-beradik, masing-masing Yetron Wenda (10 tahun) dan Rony Wenda (17 tahun).
Kedua korban adalah anak yatim piatu yang sedang memanen sayur kool di daerah itu. Selain itu korban di ibukota Tolikara, sejumlah kios juga dinyatakan roboh dan rusak, bahkan hingga berita ini diturunkan, dua orang asal Toraja dinyatakan luka parah dan sedang dirawat di rumah sakit Tolikara.
Bupati Kabupaten Tolikara, Usman Wanimbo, Minggu, (07/04/2103) di Jayapura saat jumpa pers bersama sejumlah media masa membenarkan kejadian tersebut yang berimbas pada sejumlah korban dan kerugian akibat gempa yang terjadi di lokasi 3,20 LS, 138,75 BT atau 56 ki Timur Laut Tolikara Papua.
Bupati Usman Wanimbo menegaskan bahwa gempa tersebut sangat luar biasa terjadi dan dari pantauannya, hari minggu bersama Ketua Sinode GIDI Papua, Pdt. Lipius Biniluk menggunakan Hely Mission dalam kenyataannya longsor dimana-mana dan kebun, harta benda, rumah menjadi korban bencana yang tidak diundang itu.
“Sementara kunjungan saya dan Pdt. Lipius Biniluk selaku Sinode GIDI, kami tadi berkunjung kesana, Distrik Goyage Desa Warima. Kami temui longsor, rumah dan kebun. Tapi tidak ada korban jiwa,” kata Usman Wanimbo didampingi Pdt. Lipius Biniluk dan Kepala BNPB Tolikara Fery Kogoya, SH.
Menurutnya wilayah Tolikara yang dikunjunginya itu diantaranya ditemui di Distrik Kembu Desa Telalanggui. “Kami turun ke lokasi, kami temukan disitu ada dua orang meninggal tertimbun tanah. Yang satu sudah ditemui dan satu belum,” ungkap Usman Wanimbo sambil menegaskan di beberapa Distirk yang dikunjungi belum ada laporan.
Sehingga Wanimbo berjanji dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dilaporkan secara rinci korban bencana tersebut melalui pihak terkait. Dia berharap pemerintah pusat maupun Provinsi Papua untuk dapat segera membantu mereka dari musibah yang berturut-turut di Tolikara.
“Walaupun kami kami bikin repot (tapi) dari alam sendiri, (dan) terjadi seperti ini, karena itu kami berharap pemerintah provinsi, pusat untuk peduli tehadap kami. Ini karena kejadian luar biasa harus mendapat bantuan dari pemerintah,” harap Wanimbo.
Dia mengatakan Distrik yang paling terparah korban gempa adalah di Distrik Kembu, Umage, Goyage dari 46 Distrik yang ada.
Disinggung soal Ibukota Tolikara sendiri, Karubaga, Menurut politisi partai Demokrat itu terdapat lokasi tertentu yang tanahnya terbelah. “Tanah terbelah, warung-warung rubuh, rumah-rumah juga. Soal kerugian, masih didata untuk berapa hari ini,” kata Usman Wanimbo sembari mengatakan masyarakat sambut mereka dengan tangisan air mata. “Mereka sangat mengharapkan bantuan,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Pdt. Lipius Biniluk menegaskan beberapa warung di ibukota Tolikara rusak parah dan ada dua warga yang luka parah. “Mereka masih di rumah sakit di kota Karubaga. Satu gereja terbelah, juga jalan-jalan. di kota,” ungkap Biniluk.
Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) Tolikara, Fery Kogoya, SH mengakui bahwa kondisi geografis di daerah itu dengan tingkat kemiringan yang memungkinkan mudah sekali untuk tanah longsor.
“Karena yang pertama adalah rawan tanah longsor, pemukiman masyarakat kemiringan tanah dan muda sekali tanah longsor dan kena pemukiman masyarakat. Itu sebanya kami mau supaya pihak lain yang peduli karena ini bencana kemanusiaan. Kami minta pihak lain turut serta peduli. Karena sementara ini kami masih melakukan upaya program sesuai dengan kondisi alam Tolikara,” ungkap Fery. [TabloidJubi]
Bupati Tolikara, Usman Wanimbo (kiri) dan Pdt. Lipius Biniluk |
Bupati Kabupaten Tolikara, Usman Wanimbo, Minggu, (07/04/2103) di Jayapura saat jumpa pers bersama sejumlah media masa membenarkan kejadian tersebut yang berimbas pada sejumlah korban dan kerugian akibat gempa yang terjadi di lokasi 3,20 LS, 138,75 BT atau 56 ki Timur Laut Tolikara Papua.
Bupati Usman Wanimbo menegaskan bahwa gempa tersebut sangat luar biasa terjadi dan dari pantauannya, hari minggu bersama Ketua Sinode GIDI Papua, Pdt. Lipius Biniluk menggunakan Hely Mission dalam kenyataannya longsor dimana-mana dan kebun, harta benda, rumah menjadi korban bencana yang tidak diundang itu.
“Sementara kunjungan saya dan Pdt. Lipius Biniluk selaku Sinode GIDI, kami tadi berkunjung kesana, Distrik Goyage Desa Warima. Kami temui longsor, rumah dan kebun. Tapi tidak ada korban jiwa,” kata Usman Wanimbo didampingi Pdt. Lipius Biniluk dan Kepala BNPB Tolikara Fery Kogoya, SH.
Menurutnya wilayah Tolikara yang dikunjunginya itu diantaranya ditemui di Distrik Kembu Desa Telalanggui. “Kami turun ke lokasi, kami temukan disitu ada dua orang meninggal tertimbun tanah. Yang satu sudah ditemui dan satu belum,” ungkap Usman Wanimbo sambil menegaskan di beberapa Distirk yang dikunjungi belum ada laporan.
Sehingga Wanimbo berjanji dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dilaporkan secara rinci korban bencana tersebut melalui pihak terkait. Dia berharap pemerintah pusat maupun Provinsi Papua untuk dapat segera membantu mereka dari musibah yang berturut-turut di Tolikara.
“Walaupun kami kami bikin repot (tapi) dari alam sendiri, (dan) terjadi seperti ini, karena itu kami berharap pemerintah provinsi, pusat untuk peduli tehadap kami. Ini karena kejadian luar biasa harus mendapat bantuan dari pemerintah,” harap Wanimbo.
Dia mengatakan Distrik yang paling terparah korban gempa adalah di Distrik Kembu, Umage, Goyage dari 46 Distrik yang ada.
Disinggung soal Ibukota Tolikara sendiri, Karubaga, Menurut politisi partai Demokrat itu terdapat lokasi tertentu yang tanahnya terbelah. “Tanah terbelah, warung-warung rubuh, rumah-rumah juga. Soal kerugian, masih didata untuk berapa hari ini,” kata Usman Wanimbo sembari mengatakan masyarakat sambut mereka dengan tangisan air mata. “Mereka sangat mengharapkan bantuan,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Pdt. Lipius Biniluk menegaskan beberapa warung di ibukota Tolikara rusak parah dan ada dua warga yang luka parah. “Mereka masih di rumah sakit di kota Karubaga. Satu gereja terbelah, juga jalan-jalan. di kota,” ungkap Biniluk.
Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) Tolikara, Fery Kogoya, SH mengakui bahwa kondisi geografis di daerah itu dengan tingkat kemiringan yang memungkinkan mudah sekali untuk tanah longsor.
“Karena yang pertama adalah rawan tanah longsor, pemukiman masyarakat kemiringan tanah dan muda sekali tanah longsor dan kena pemukiman masyarakat. Itu sebanya kami mau supaya pihak lain yang peduli karena ini bencana kemanusiaan. Kami minta pihak lain turut serta peduli. Karena sementara ini kami masih melakukan upaya program sesuai dengan kondisi alam Tolikara,” ungkap Fery. [TabloidJubi]