National Papua Solidarity (NAPAS) Dukung Penetapan 26 April Sebagai Hari Budaya Nasional Papua
pada tanggal
Saturday, 27 April 2013
JAKARTA - Koordinator National Papua Solidarity (NAPAS), Zely Ariane, mendukung rencana Kelompok Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa Peduli Budaya Papua (KSPMPB) yang akan mendatangi Majelis Rakyat Papua (MRP) untuk meminta menetapkan hari-hari bersejarah bagi bangsa Papua melalui Perdasus. Salah satunya, tanggal 26 April sebagai Hari Budaya Nasional Papua.
Kepada wartawan, Rabu, (24/4/2013), Zely beralasan karena sumbangan Arnold Ap untuk mengangkat jati diri bagi bangsa Papua lebih besar melalui seni musik untuk mengangkat kebudayaan orang Papua dengan merilis album Mambesak.
Relevansi perjuangan Arnold Ap 30 tahun lalu sangat heboh, karena pemusik legendaries itu berusaha mengangkat dan menyatukan budaya-budaya Papua sampai akhirnya ia dibunuh.
"Kami berharap, tanggal 26 harus ditetapkan sebagai hari budaya nasional Papua, karena hari tersebut merupakan hari bersejarah bagi bangsa Papua, dimana seorang perintis musik Papua dibunuh. Hal ini dilakukan guna penyatuan bagi orang Papua," kata dia.
Oleh karena itu, perlu bangun kembali budaya orang Papua yang diabaikan itu guna membangkitkan budaya-budaya yang dulunya diterapkan oleh Arnold Ap dan kawan-kawanya, namun lambat laun termakan waktu dan pudar.
"Karena, NAPAS berjuang mengenai Satu Papua, itu merupakan salah satu hal yang diilhami oleh semangatnya Mambesak-melalui Arnold Ap, melihat pentingnya penyatuan jati diri bangsa Papua,"kata Zely Ariane.
Ia berharap, perjuangan kawan-kawan Kelompok Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa Peduli Budaya Papua (KSPMPB) segera diterima oleh MRP, karena ini menyangkut jati diri Bangsa Papua yang perlu dijunjung tinggi. [MajalahSelangkah| EPressANU]
Kepada wartawan, Rabu, (24/4/2013), Zely beralasan karena sumbangan Arnold Ap untuk mengangkat jati diri bagi bangsa Papua lebih besar melalui seni musik untuk mengangkat kebudayaan orang Papua dengan merilis album Mambesak.
Relevansi perjuangan Arnold Ap 30 tahun lalu sangat heboh, karena pemusik legendaries itu berusaha mengangkat dan menyatukan budaya-budaya Papua sampai akhirnya ia dibunuh.
"Kami berharap, tanggal 26 harus ditetapkan sebagai hari budaya nasional Papua, karena hari tersebut merupakan hari bersejarah bagi bangsa Papua, dimana seorang perintis musik Papua dibunuh. Hal ini dilakukan guna penyatuan bagi orang Papua," kata dia.
Oleh karena itu, perlu bangun kembali budaya orang Papua yang diabaikan itu guna membangkitkan budaya-budaya yang dulunya diterapkan oleh Arnold Ap dan kawan-kawanya, namun lambat laun termakan waktu dan pudar.
"Karena, NAPAS berjuang mengenai Satu Papua, itu merupakan salah satu hal yang diilhami oleh semangatnya Mambesak-melalui Arnold Ap, melihat pentingnya penyatuan jati diri bangsa Papua,"kata Zely Ariane.
Ia berharap, perjuangan kawan-kawan Kelompok Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa Peduli Budaya Papua (KSPMPB) segera diterima oleh MRP, karena ini menyangkut jati diri Bangsa Papua yang perlu dijunjung tinggi. [MajalahSelangkah| EPressANU]