DPR RI Temukan Kekurangan dalam Pembangunan Infrastruktur di Manokwari dan Sorong
pada tanggal
Wednesday, 24 April 2013
JAKARTA - Hasil kunjungan kerja (kunker) rombongan Komisi V DPR RI di Manokwari menemukan Rusun di Universitas Negeri Papua (Unipa) yang dibangun dengan menggunakan dana APBN 2009, belum bisa ditempati sekalipun sudah selesai dibangun. Hal ini disebabkan rusun itu belum ada air dan listriknya.
"Kami melihat proyek-proyek yang didanai APBN di sana. Salah satunya pembangunan rusun tersebut. Kami melihat rusun itu sudah jadi, tapi belum ditempati juga karena belum ada air dan listrik. Ini kewajiban pemda untuk menyediakannya," ujar anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo kepada wartawan, Selasa (16/04/2013) malam.
Kunker Komisi V ke Manokwari Papua Barat ini akan meninjau berbagai instalasi dan proyek-proyek infrastruktur yang didanai APBN, yang merupakan program dari Kementerian/Lembaga mitra kerja Komisi.
Rombongan Komisi V juga mengunjungi pelabuhan laut dan bandar udara Manokwari yang masih butuh dukungan APBN.
Selanjutnya, rombongan berangkat ke Sorong untuk melihat infrastruktur jalan, pelabuhan laut Sorong dan bandar udara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong.
Pelabuhan Sorong masih membutuhkan tambahan dermaga agar bisa menampung kontainer sampai 200 ribu teus dari kapasitas sekarang yang hanya 40 ribu teus. "Akibat dermaga yang kurang tersebut, menyebabkan waktu tunggu kapal untuk nyandar jadi lama, yaitu 3 hari," tutur politisi PKS ini. Selain itu, jalan raya ke pelabuhan Sorong juga perlu ditambah, untuk mendukung peningkatan kinerja bongkar muat pelabuhan.
Bandar udara Sorong juga perlu diperpanjang 500 meter lagi, agar pesawat berbadan lebar bisa masuk. Ini untuk mendukung MP3EI dan kebutuhan wisatawan yang datang ke kepulauan Raja Ampat.
"Kunjungan kerja Komisi V ini penting untuk meningkatkan kinerja satker-satker di lapangan, agar mereka benar-benar merasa diawasi. Jadi, mereka tidak bisa hanya bicara yang indah-indah saja di ruang rapat komisi V, tapi di lapangan kerjanya tidak beres," katanya.
Kunker Komisi V ke Manokwari dan Sorong ini dilakukan sejak Senin (15/04/2013) lalu hingga Rabu (17/04/2013) ini. [JurnalParlemen| Unipa]
"Kami melihat proyek-proyek yang didanai APBN di sana. Salah satunya pembangunan rusun tersebut. Kami melihat rusun itu sudah jadi, tapi belum ditempati juga karena belum ada air dan listrik. Ini kewajiban pemda untuk menyediakannya," ujar anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo kepada wartawan, Selasa (16/04/2013) malam.
Kunker Komisi V ke Manokwari Papua Barat ini akan meninjau berbagai instalasi dan proyek-proyek infrastruktur yang didanai APBN, yang merupakan program dari Kementerian/Lembaga mitra kerja Komisi.
Rombongan Komisi V juga mengunjungi pelabuhan laut dan bandar udara Manokwari yang masih butuh dukungan APBN.
Selanjutnya, rombongan berangkat ke Sorong untuk melihat infrastruktur jalan, pelabuhan laut Sorong dan bandar udara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong.
Pelabuhan Sorong masih membutuhkan tambahan dermaga agar bisa menampung kontainer sampai 200 ribu teus dari kapasitas sekarang yang hanya 40 ribu teus. "Akibat dermaga yang kurang tersebut, menyebabkan waktu tunggu kapal untuk nyandar jadi lama, yaitu 3 hari," tutur politisi PKS ini. Selain itu, jalan raya ke pelabuhan Sorong juga perlu ditambah, untuk mendukung peningkatan kinerja bongkar muat pelabuhan.
Bandar udara Sorong juga perlu diperpanjang 500 meter lagi, agar pesawat berbadan lebar bisa masuk. Ini untuk mendukung MP3EI dan kebutuhan wisatawan yang datang ke kepulauan Raja Ampat.
"Kunjungan kerja Komisi V ini penting untuk meningkatkan kinerja satker-satker di lapangan, agar mereka benar-benar merasa diawasi. Jadi, mereka tidak bisa hanya bicara yang indah-indah saja di ruang rapat komisi V, tapi di lapangan kerjanya tidak beres," katanya.
Kunker Komisi V ke Manokwari dan Sorong ini dilakukan sejak Senin (15/04/2013) lalu hingga Rabu (17/04/2013) ini. [JurnalParlemen| Unipa]