Berangkatkan 41 Guru dan PNS Distrik Waan, Romanus Mbaraka Tugaskan Frederikus Buer Carter Kapal
pada tanggal
Thursday, 18 April 2013
MERAUKE - Pada Rabu (17/04/2013), sebanyak 41 guru, baik tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditugaskan di Distrik Waan, akan diberangkatkan ke Waan dengan kapal carteran. Total biaya yang dikeluarkan Kepala Distrik Waan, Frederikus Buer untuk mencarter kapal tersebut adalah senilai empat puluh juta rupiah.
Saat ditemui wartawan di rumah kontrakannya, Rabu (17/04/2013), Buer menjelaskan, langkah yang diambilnya untuk memberangkat para guru itu, tidak lain agar kegiatan belajar mengajar segera berjalan kembali. Apalagi pelaksanaan ujian akan dilangsungkan dalam waktu dekat. Kenyataan di delapan sekolah di Distrik Waan terutama SD, para gurunya tidak berada di tempat tugas. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar tak berjalan sama sekali.
Untuk tahun ini, demikian Buer, dari delapan sekolah, tiga diantaranya tak bisa menyelenggarakan ujian. Karena anak-anak tidak pernah mendapatkan ilmu dari para guru. “Saya harus jujur mengatakan bahwa kondisi pendidikan di Distrik Waan, sangatlah memprihatinkan. Kalaupun kegiatan belajar mengajar berjalan, karena jasa dari tenaga sukarelawan di kampung yang mengabdikan diri di depan kelas meski tanpa harus digaji,” tegasnya.
Lebih lanjut Buer menjelaskan, setelah dirinya diberikan tugas dan tanggungjawab oleh Bupati Merauke, Romanus Mbaraka untuk memimpin Distrik Waan, berbagai permasalahan terutama dunia pendidikan, akan diberikan perhatian secara khusus. “Saya akan ikut memonitoring ke kampung-kampung setiap saat untuk mengetahui keberadaan para guru. Jika ada kesulitan, akan tetap dibantu oleh distrik,” ungkap dia.
Menyangkut gaji yang dibayar secara manual, Buer mendukung juga. Karena itu sebagai salah satu langkah positif agar para guru tetap betah untuk tinggal di kampung sekaligus menjalankan tugasnya. “Nanti gaji para guru, saya terima langsung, sekaligus menghantar ke kampung-kampung. Karena jaraknya antar kampung tidak terlalu jauh juga,” katanya.
Diakui jika langkah yang diambil untuk mencarter kapal agar membawa para guru hingga ke Distrik Waan, karena mempertimbangkan jangkauan yang sangat jauh dan sulitnya mendapatkan transportasi. Belum lagi biaya sangat mahal. Sehingga tidak mungkin para guru harus menggunakan gajinya untuk ke tempat tugas disana. [TabloidJubi]
Saat ditemui wartawan di rumah kontrakannya, Rabu (17/04/2013), Buer menjelaskan, langkah yang diambilnya untuk memberangkat para guru itu, tidak lain agar kegiatan belajar mengajar segera berjalan kembali. Apalagi pelaksanaan ujian akan dilangsungkan dalam waktu dekat. Kenyataan di delapan sekolah di Distrik Waan terutama SD, para gurunya tidak berada di tempat tugas. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar tak berjalan sama sekali.
Untuk tahun ini, demikian Buer, dari delapan sekolah, tiga diantaranya tak bisa menyelenggarakan ujian. Karena anak-anak tidak pernah mendapatkan ilmu dari para guru. “Saya harus jujur mengatakan bahwa kondisi pendidikan di Distrik Waan, sangatlah memprihatinkan. Kalaupun kegiatan belajar mengajar berjalan, karena jasa dari tenaga sukarelawan di kampung yang mengabdikan diri di depan kelas meski tanpa harus digaji,” tegasnya.
Lebih lanjut Buer menjelaskan, setelah dirinya diberikan tugas dan tanggungjawab oleh Bupati Merauke, Romanus Mbaraka untuk memimpin Distrik Waan, berbagai permasalahan terutama dunia pendidikan, akan diberikan perhatian secara khusus. “Saya akan ikut memonitoring ke kampung-kampung setiap saat untuk mengetahui keberadaan para guru. Jika ada kesulitan, akan tetap dibantu oleh distrik,” ungkap dia.
Menyangkut gaji yang dibayar secara manual, Buer mendukung juga. Karena itu sebagai salah satu langkah positif agar para guru tetap betah untuk tinggal di kampung sekaligus menjalankan tugasnya. “Nanti gaji para guru, saya terima langsung, sekaligus menghantar ke kampung-kampung. Karena jaraknya antar kampung tidak terlalu jauh juga,” katanya.
Diakui jika langkah yang diambil untuk mencarter kapal agar membawa para guru hingga ke Distrik Waan, karena mempertimbangkan jangkauan yang sangat jauh dan sulitnya mendapatkan transportasi. Belum lagi biaya sangat mahal. Sehingga tidak mungkin para guru harus menggunakan gajinya untuk ke tempat tugas disana. [TabloidJubi]