Banjir dan Longsor Terjang Kampung Gelora, Mamberamo Tengah, 300 Keluarga Terancam Kelaparan
pada tanggal
Saturday 20 April 2013
KELILA (MAMTENG) - Papua tak henti-hentinya dilanda bencana. Belum selesai bencana gizi buruk di kabupaten Tambrauw, Papua Barat, ditambah bencana kematian di Yahukimo, kembali musibah melanda kabupaten Mamberamo Tengah.
Kali ini bencana banjir disertai longsor menerjang Kampung Gelora, Distrik Kelila, kabupaten Mamberamo Tengah. Dilaporkan kebun masyarakat seluas 20 hekater habis ditelan longsor.
Kejadian banjir dan longsor yang menerjang kampung Gelora terjadi, Jumat (19/04/2013) sore, sekitar pukul 03:30 waktu Papua. Hingga berita ini naik cetak, belum ada laporan terdapat korban jiwa.
Selain merusak lahan pertanian atau kebun milik masyarakat di kampung Gelora, banjir disertai longsor juga menghayutkan 7 kandang Babi atau [Wam] dalam bahasa masyarakat Pegunungan Tengah.
Dialeh Kogoya, Sekeretaris Kampung Gelora menjelaskan, bencana longsor disertai longsor yang terjadi secara mendadak itu, cukup membuat panik masyarakat yang sore itu sedang melakukan aktifitas masing-masing.
“Untung tidak sampai terjadi korban meninggal. Sementara yang baru kami peroleh dari laporan masyarakat, kurang lebih 200 hektar kebun warga tertimbun longsor,” kata Dialeh Kogoya menerangkan.
Meski tidak memakan korban jiwa, Dialeh Kogoya berharap pemerintah Mamberamo Tengah maupun pemerintah provinsi Papua segera mengambil langkah-langkah darurat buat membantu masyarakat setempat.
“Saat tiba di kota Wamena dengan beberapa masyarakat yang datang melapor kejadian longsor ini, kami masyarakat Kampung Gelora sedang mengalami musibah longsor dan kebun kita sudah terbawa longsor maka di harapkan kepada pemerintah Mamberamo Tengah maupun provinsi Papua buat turun tangan membantu masyarakat,” ungkap Dialeh Kogoya.
Dialeh Kogoya berharap pemerintah segera turun tangan, melihat kesusahan masyarakat, sebab kurang lebih 300 kepala keluarga (KK) terancama kelaparan, karena hasil kebun mereka semua sudah ditimbun longsong.
“Masyarakat kini hanya berharap uluran tengan pemerintah, sebab 300 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kampung Gelora terancam kelaparan, sebab hasil kebun mereka semua sudah rata dengan rata, persedian makanan juga terbatas,” ungkapnya.
Hasil kebun masyarakat seperti sayur-sayuran wortel, kentang, pisang, hingga ternak babi, ayam, kelinci dan lain-lain semua lenyap ditelan longsor.
Menurut Kogoya sebelum terjadi longsor, awalnya turun hujan kurang lebih 30 hingga 50 menit. Tak lama berselang ketika hujan mulai sedikit reda, terdengar suara gemuruh yang sangat keras, tiba-tiba longsor terjadi di dekat lereng gunung Tari, diantara kali Dogi dan Konda
Sementara terkait bencana longsor disertai banjir di kampung ini, Sekda Mamberamo Tengah, Drs Charli Simanjuntak menjelaskan bahwa, informasi kejadian ini pihaknya sudah menerima laporan, karena itu pemerintah Mamberamo Tengah akan membentuk tim untuk turun memantau kondisi terakhir disana.
“Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Sosial untuk lanssng turun di lapangan dan melihat kejadian tersebut, sekaligus untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah longsor,” demikian penjelasan Sekda Mamberamo Tengah Charlie Simanjuntak. [PapuaPos | PapuaPos]
Kali ini bencana banjir disertai longsor menerjang Kampung Gelora, Distrik Kelila, kabupaten Mamberamo Tengah. Dilaporkan kebun masyarakat seluas 20 hekater habis ditelan longsor.
Kejadian banjir dan longsor yang menerjang kampung Gelora terjadi, Jumat (19/04/2013) sore, sekitar pukul 03:30 waktu Papua. Hingga berita ini naik cetak, belum ada laporan terdapat korban jiwa.
Selain merusak lahan pertanian atau kebun milik masyarakat di kampung Gelora, banjir disertai longsor juga menghayutkan 7 kandang Babi atau [Wam] dalam bahasa masyarakat Pegunungan Tengah.
Dialeh Kogoya, Sekeretaris Kampung Gelora menjelaskan, bencana longsor disertai longsor yang terjadi secara mendadak itu, cukup membuat panik masyarakat yang sore itu sedang melakukan aktifitas masing-masing.
“Untung tidak sampai terjadi korban meninggal. Sementara yang baru kami peroleh dari laporan masyarakat, kurang lebih 200 hektar kebun warga tertimbun longsor,” kata Dialeh Kogoya menerangkan.
Meski tidak memakan korban jiwa, Dialeh Kogoya berharap pemerintah Mamberamo Tengah maupun pemerintah provinsi Papua segera mengambil langkah-langkah darurat buat membantu masyarakat setempat.
“Saat tiba di kota Wamena dengan beberapa masyarakat yang datang melapor kejadian longsor ini, kami masyarakat Kampung Gelora sedang mengalami musibah longsor dan kebun kita sudah terbawa longsor maka di harapkan kepada pemerintah Mamberamo Tengah maupun provinsi Papua buat turun tangan membantu masyarakat,” ungkap Dialeh Kogoya.
Dialeh Kogoya berharap pemerintah segera turun tangan, melihat kesusahan masyarakat, sebab kurang lebih 300 kepala keluarga (KK) terancama kelaparan, karena hasil kebun mereka semua sudah ditimbun longsong.
“Masyarakat kini hanya berharap uluran tengan pemerintah, sebab 300 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kampung Gelora terancam kelaparan, sebab hasil kebun mereka semua sudah rata dengan rata, persedian makanan juga terbatas,” ungkapnya.
Hasil kebun masyarakat seperti sayur-sayuran wortel, kentang, pisang, hingga ternak babi, ayam, kelinci dan lain-lain semua lenyap ditelan longsor.
Menurut Kogoya sebelum terjadi longsor, awalnya turun hujan kurang lebih 30 hingga 50 menit. Tak lama berselang ketika hujan mulai sedikit reda, terdengar suara gemuruh yang sangat keras, tiba-tiba longsor terjadi di dekat lereng gunung Tari, diantara kali Dogi dan Konda
Sementara terkait bencana longsor disertai banjir di kampung ini, Sekda Mamberamo Tengah, Drs Charli Simanjuntak menjelaskan bahwa, informasi kejadian ini pihaknya sudah menerima laporan, karena itu pemerintah Mamberamo Tengah akan membentuk tim untuk turun memantau kondisi terakhir disana.
“Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Sosial untuk lanssng turun di lapangan dan melihat kejadian tersebut, sekaligus untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah longsor,” demikian penjelasan Sekda Mamberamo Tengah Charlie Simanjuntak. [PapuaPos | PapuaPos]