Aksi Pemalangan Pantai WTC Berakhir Sambil Menunggu Solusi Bersama
pada tanggal
Monday, 22 April 2013
WAISAI (RAJA AMPAT) - Aksi pemalangan pantai WTC di ibukota Kabupaten Raja Ampat, Waisai, yang dilakukan 7 marga pemilik ulayat yang menuntut pembayaran, berakhir dengan dibukanya palang tersebut. Asisten Bidang Pemerintahan Setdakab Raja Ampat, Drs. Yusuf Salim,M.Si yang ditemui wartawan setibanya di Kota Sorong, membenarkan bahwa palang pantai WTC sudah dibuka.
"Kita fungsikan camat untuk melakukan pertemuan secara marathon sejak kemarin sampai hari ini. Sudah ada kesepakatan antara mereka dan dalam perjalanan menuju Sorong ini tadi, saya dilapori oleh Kadistrik bahwa mereka (pemilik ulayat) sudah mau membuka palang dengan berbagai persyaratan," ungkap Yusuf pada Jumat (19/04/2013).
Dikatakan, pihaknya menunggu tuntutan dari para pemilik ulayat diajukan secara tertulis. "Kami masih menunggu tuntutan mereka secara tertulis, apa sih yang mereka inginkan?. Kan sampai sekarang kita belum tau berapa yang mereka inginkan untuk pembebasannya. Kalau katanya sudah di berikan ke kadistrik, tuntutan itu belum sampai ke tangan saya. Yang jelas bahwa hari itu mereka datang bersama-sama Kepala Distrik, kita waktu itu memang ada kasih statemen bahwa coba kalian duduk bersama-sama karena memang di dalam areal itu sudah ada jual beli juga. Saya tidak tahu miliknya siapa tapi seperti ada yang sudah dijual kepada salah seorang kontraktor."
Yusuf mengatakan, Bupati Raja Ampat juga sudah memberikan sinyalemen untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. "Sudah ada sinyal dari pak bupati untuk kita duduk sama-sama mencari solusi yang terbaik, sehingga tidak berlarut-larut, supaya tidak setiap kali ada kegiatan terus ada pemalangan. Jika ini sudah kita tuntaskan, kami berharap sudah tidak terjadi lagi," tukasnya.
Ditambahkannya, pembukaan palang pantai WTC sempat terkendala mengenai hal teknis, berhubung pemalangan dilakukan bukan menggunakan kayu atau bambi, melainkan menggunakan tumpukan tanah yang diletakkan di pintu masuk pantai WTC.
"Sore ini atas kesepakatan mereka dengan pemerintah distrik, palang sudah dibuka. Hanya saja karena palangnya ini berbentuk tumpukan tanah sehingga alat berat tidak bisa masuk, terpaksa memakai tenaga manusia atas persetujuan mereka," tandasnya.
Dihubungi via ponsel, Haji Alfia Saleo, salah seorang pemilik ulayat yang melakukan pemalangan pantai WTC sejak Selasa (16/04/2013), mengatakan pembukaan palang tersebut dilakukan karena faktor terpaksa. "Itu dibuka lantaran katanya ada orang banyak yang mau datang dari Ternate yang mau pakai pantai. Saya juga sempat kecewa kepada yang lain kenapa mau buka palangnya," kata Hj. Alfia Saleo dari balik ponsel. Ditanyai pertemuan antara pihaknya dengan Kadistrik, Hj. Alfia Saleo mengatakan pihaknya tidak pernah merasa bertemu dengan pihak pemerintah.
"Tidak ada pertemuan dan kami juga tidak mau pertemuan-pertemuan lagi. Kami hanya mau kejelasan apakah tanah kami dibayar atau tidak, kalau tidak dibayar, ya kami mau ambil lagi saja," tandasnya. [RadarSorong | RadarSorong]
"Kita fungsikan camat untuk melakukan pertemuan secara marathon sejak kemarin sampai hari ini. Sudah ada kesepakatan antara mereka dan dalam perjalanan menuju Sorong ini tadi, saya dilapori oleh Kadistrik bahwa mereka (pemilik ulayat) sudah mau membuka palang dengan berbagai persyaratan," ungkap Yusuf pada Jumat (19/04/2013).
Dikatakan, pihaknya menunggu tuntutan dari para pemilik ulayat diajukan secara tertulis. "Kami masih menunggu tuntutan mereka secara tertulis, apa sih yang mereka inginkan?. Kan sampai sekarang kita belum tau berapa yang mereka inginkan untuk pembebasannya. Kalau katanya sudah di berikan ke kadistrik, tuntutan itu belum sampai ke tangan saya. Yang jelas bahwa hari itu mereka datang bersama-sama Kepala Distrik, kita waktu itu memang ada kasih statemen bahwa coba kalian duduk bersama-sama karena memang di dalam areal itu sudah ada jual beli juga. Saya tidak tahu miliknya siapa tapi seperti ada yang sudah dijual kepada salah seorang kontraktor."
Yusuf mengatakan, Bupati Raja Ampat juga sudah memberikan sinyalemen untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. "Sudah ada sinyal dari pak bupati untuk kita duduk sama-sama mencari solusi yang terbaik, sehingga tidak berlarut-larut, supaya tidak setiap kali ada kegiatan terus ada pemalangan. Jika ini sudah kita tuntaskan, kami berharap sudah tidak terjadi lagi," tukasnya.
Ditambahkannya, pembukaan palang pantai WTC sempat terkendala mengenai hal teknis, berhubung pemalangan dilakukan bukan menggunakan kayu atau bambi, melainkan menggunakan tumpukan tanah yang diletakkan di pintu masuk pantai WTC.
"Sore ini atas kesepakatan mereka dengan pemerintah distrik, palang sudah dibuka. Hanya saja karena palangnya ini berbentuk tumpukan tanah sehingga alat berat tidak bisa masuk, terpaksa memakai tenaga manusia atas persetujuan mereka," tandasnya.
Dihubungi via ponsel, Haji Alfia Saleo, salah seorang pemilik ulayat yang melakukan pemalangan pantai WTC sejak Selasa (16/04/2013), mengatakan pembukaan palang tersebut dilakukan karena faktor terpaksa. "Itu dibuka lantaran katanya ada orang banyak yang mau datang dari Ternate yang mau pakai pantai. Saya juga sempat kecewa kepada yang lain kenapa mau buka palangnya," kata Hj. Alfia Saleo dari balik ponsel. Ditanyai pertemuan antara pihaknya dengan Kadistrik, Hj. Alfia Saleo mengatakan pihaknya tidak pernah merasa bertemu dengan pihak pemerintah.
"Tidak ada pertemuan dan kami juga tidak mau pertemuan-pertemuan lagi. Kami hanya mau kejelasan apakah tanah kami dibayar atau tidak, kalau tidak dibayar, ya kami mau ambil lagi saja," tandasnya. [RadarSorong | RadarSorong]