Indeks Pembangunan Manusia ( IPM) Kabupaten Supiori Peringkat Tujuh Papua
pada tanggal
Sunday, 31 March 2013
SORENDIWERI (SUPIORI) - Pada periode 2010 hingga 2012 Indeks Pembangunan Manusia ( IPM) Kabupaten Supiori terus mengalami peningkatakan yang cukup besar. Bappeda Provinsi Papua mencatat bahwa IPM Supiori di tahun 2012 berada pada peringkat ke tujuh dari IPM di 29 Kabupaten/Kota dan melampaui rata-rata IPM Provinsi Papua.
Hal ini dikatakan Kepala Bappeda Provinsi Papua, Drs. Alex Rumaseb, MM., melalui Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Provinsi Papua, Jimmy Tesia, pada pembukaan Musrembang Kabupaten Supiori tahun 2013, di sasana karya kantor Bupati Supiori, selasa (26/3) kemarin.
“Kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Supiori menunjukkan perkembangan yang baik. Semua indicator pembangunan manusia terkait pendidikan, ekonomi dan kesehatan menunjukkan kemajuan,”ungkapnya.
Dikatakan Tesia, tingkat pendidikan masyarakat Supiori juga menunjukkan kemajuan, angka melek huruf sudah mencapai angka sangat baik yaitu 96.7 persen, sedangkan rata-rata lama sekolah telah mencapai 8.1 tahun, melampaui rata-rata provinsi yang masih mencapai 6.2 tahun. Namun yang perlu diperhatikan, kata Jimmy, adalah akses pendidikan tersebut bisa dinikmati oleh semua anak-anak usia sekolah secara merata.
Selain akses pendidikan, sambung Jimmy, yang juga perlu mendapat perhatian adalah angka harapan hidup di Supiori yang mencapai 66.2 tahun, angka ini masih lebih rendah dari rata-rata angka harapan hidup Provinsi yang mencapai 68.9 tahun. Untuk meningkatkan angka harapan hidup tersebut, kata Tesia, Pemda Supiori perlu menaruh perhatian yang serius dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Peningkatan layanan kesehatan ini bisa dilakukan dengan mendekatkan sarana dan tenaga pelayanan kesehatan hingga tingkat kampung dengan memberi perhatian khusus terjadap peningkatan gizi, permasalahan HIV/AIDS, malaria serta kesehatan ibu dan anak.
Sementara untuk tingkat pengeluaran per kapita, jelas Tesia, baru mencapai Rp.600.7/bulan, dengan tingkatan demikian maka Pemda Supiori perlu melakukan penguatan ekonomi kecil khususnya penguatan ekonomi perikanan, pertanian dan peternakan di tingkat distrik dan kampung.
Sementara itu Bupati Supiori, Fredrik Menufandu dalam sambutannya, mengatakan untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Supiori dalam berbagai bidang yang sudah tentu berpengaruh pada peningkatan IPM Supiori secara khusus dan Papua pada umumnya, maka prioritas pembangunan Supiori masih terus diarahkan pada pembangunan dan penyiapan infrastruktur dasar yang memadai serta menjangkau seluruh wilayah Supiori.
“Kami focus pada infrastruktur dasar, seperti akses jalan, jembatan dan listrik, sampai semua masyarakat Supiori dapat terjangkau dan menikmati listrik. Jika ini sudah terpenuhi, maka ekonomi masyarakat dengan sendirinya akan meningkat, karena infrastruktur dan aktifitas perekonomian ini merupakan satu mata rantai,” tandas Bupati Fred. [BintangPapua]
Hal ini dikatakan Kepala Bappeda Provinsi Papua, Drs. Alex Rumaseb, MM., melalui Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Provinsi Papua, Jimmy Tesia, pada pembukaan Musrembang Kabupaten Supiori tahun 2013, di sasana karya kantor Bupati Supiori, selasa (26/3) kemarin.
“Kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Supiori menunjukkan perkembangan yang baik. Semua indicator pembangunan manusia terkait pendidikan, ekonomi dan kesehatan menunjukkan kemajuan,”ungkapnya.
Dikatakan Tesia, tingkat pendidikan masyarakat Supiori juga menunjukkan kemajuan, angka melek huruf sudah mencapai angka sangat baik yaitu 96.7 persen, sedangkan rata-rata lama sekolah telah mencapai 8.1 tahun, melampaui rata-rata provinsi yang masih mencapai 6.2 tahun. Namun yang perlu diperhatikan, kata Jimmy, adalah akses pendidikan tersebut bisa dinikmati oleh semua anak-anak usia sekolah secara merata.
Selain akses pendidikan, sambung Jimmy, yang juga perlu mendapat perhatian adalah angka harapan hidup di Supiori yang mencapai 66.2 tahun, angka ini masih lebih rendah dari rata-rata angka harapan hidup Provinsi yang mencapai 68.9 tahun. Untuk meningkatkan angka harapan hidup tersebut, kata Tesia, Pemda Supiori perlu menaruh perhatian yang serius dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Peningkatan layanan kesehatan ini bisa dilakukan dengan mendekatkan sarana dan tenaga pelayanan kesehatan hingga tingkat kampung dengan memberi perhatian khusus terjadap peningkatan gizi, permasalahan HIV/AIDS, malaria serta kesehatan ibu dan anak.
Sementara untuk tingkat pengeluaran per kapita, jelas Tesia, baru mencapai Rp.600.7/bulan, dengan tingkatan demikian maka Pemda Supiori perlu melakukan penguatan ekonomi kecil khususnya penguatan ekonomi perikanan, pertanian dan peternakan di tingkat distrik dan kampung.
Sementara itu Bupati Supiori, Fredrik Menufandu dalam sambutannya, mengatakan untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Supiori dalam berbagai bidang yang sudah tentu berpengaruh pada peningkatan IPM Supiori secara khusus dan Papua pada umumnya, maka prioritas pembangunan Supiori masih terus diarahkan pada pembangunan dan penyiapan infrastruktur dasar yang memadai serta menjangkau seluruh wilayah Supiori.
“Kami focus pada infrastruktur dasar, seperti akses jalan, jembatan dan listrik, sampai semua masyarakat Supiori dapat terjangkau dan menikmati listrik. Jika ini sudah terpenuhi, maka ekonomi masyarakat dengan sendirinya akan meningkat, karena infrastruktur dan aktifitas perekonomian ini merupakan satu mata rantai,” tandas Bupati Fred. [BintangPapua]