Danau Sentani Meluap Karena Fenomena Alam
pada tanggal
Saturday, 30 March 2013
SENTANI (JAYAPURA) – Sekitar 14.000 KK penduduk kabupaten Jayapura dan Bandar Udara Sentani yang berada disekitar Danau Sentani terancam tenggelam akibat fenomena alam membuat permukaan air danau naik.
Sejak 3 Maret 2013 permukaan air danau Sentani yang memiliki luas 96,300 meter persegi dan berada 75 meter diatas permukaan laut naik sekitar 2 meter sehingga rumah-rumah masyarakat kebanjiran.
Gubernur Papua, drh. Constant Karma didampingi Kepala Dinas PU Provinsi Papua, Ir. Mikael Kambuaya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (27/3) kemarin menjelaskan sesuai hasil penelitian Ahli Geologi dan Ahli Sumber Daya Air bawah tanah dari Universitas Diponegoro Semarang menilai naiknya permukaan air danau Sentani disebabkan fenomena alam.
Dimana sepanjang pesisir utara pulau Papua menyimpan air bawah tanah yang cukub besar yang disebut cekungan air tanah Warem Demta. Akibat gempa yang terjadi selama ini menyebabkan terjadi patahan-patahan dalam bumi membuat air bawah tanah bocor.
“Jika air danau naik satu meter berarti ada 100 ribu M3 air yang bertambah ke Danau Sentani. Hal ini yang menyebabkan naiknya permukaan air danau dan hal ini sudah pernah terjadi tahun 50-an dan 60-an,” katanya.
Dikatakannya, masyarakat dilaranng keras melakukan eksploitasi pada wilayah yang mempunyai sekungan air dalam tanah. Hal ini sudah diatur dalam Keputusan Presiden No. 26 tahun 2011, dimana wadah air bawah tanah itu tidak boleh dikelola, kecuali yang sudah keluar kepermukaan bumi sebagai mata air.
“Dikhawatirkan apabila terjadi ekpolitasi besar-besaran pada wilayah tersebut akan terjadi luapaun air cuku besar seperti Lapindo di Sidoarjo yang akan menyebabkan musibah besar,” tegasnya.
Pada awalnya kita berpikir jika air danau meluap, maka pembuangan air harus diperbesar. Dari hasil analisa ahli geologi yang telah dilakukan di Danau Sentani tidak diperkenankan adanya pengerukan, sebab hal itu akan menimbulkan patahan bumi semakin besar dan air bawah tanah akan semakin meluap.
Lebih jauh dikatakan, para ahli menjelaskan, terjadinya luapan air di Danau Sentani disebabkan adanya wadah air yang besar di sekitar danau Sentani, Dimana di bawah tanah teradapat banyak air terutama di bagian Utara Papua dan wadah air ini memiliki istilah cekungan air tanah di bagian utara Papua.
Patahan-patahan bumi berupa retakan bersifat melintang dan sejajar dengan danau Sentani, dimana patahan – patahan ini bisa bertambah jika curaah hujan tinggi sehingga menimbulkan rongga –rongga yang dapat membuka pelung wadah air bawah tanah mengalir ke danau Sentani.
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 26 tahun 2011, air bawah tanah dilindungi oleh pemerintah dan tidak dapat ekploitasi kecuali sudah muncul sebagai mata air yang berada pada cekungan dalam tanah yang tidak disentuh. Diperkirakan ada 14 sumber air yang masuk ke danau Sentani.
Cekungan air bawah tanah yang disebut Warem Demta memiliki perbandingan cukup besar dengan air danau Sentani , dengan perbandingan hampir 247 kali lebih besar.
Prediksi dari dua ahli yang melakukan penelitian, memperkirakan dalam tiga bulan kedepan akan turun dengan sendirinya, tentu dengan adanya jumlah air serta curah hujan yang menurun, tetapi apabila curah hujan tinggi maka akan menambah patahan –patahan dan air akan semakin tinggi dan akan mengancam warga yang berada dipesisir Danau. [PapuaPos]