Jelang Hari Kesehatan Nasional, Komisi Penangulangan AIDS (KPA )Jayawijaya Putar Film Bertema HIV/AIDS
pada tanggal
Monday, 7 November 2011
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Dalam rangka hari kesehatan nasional (12/11) mendatang dan hari aids sedunia (1/12), Komisi Penangulangan AIDS (KPA) Jayawijaya bekerjasama beberapa tenaga kesehatan melakukan penyuluhan dan pemutaran film yng bertemakan hiv-aids, Sabtu (5/11).
Salah satu dokter dari RSUD Wamena, dr. Grace Daimboa, SP.B mengatakan, kegiatan yang dilakukan dalam rangka hari kesehatan nasioanal difokuskan pada hiv-aids, bukan karena penyakit tersebut lebh eksklusif dibandingkan dengan penyakit lainnya tetapi karena kegiatan yang dilaksanakan juga menjelang peringatan hari aids sedunia.
“Sekalian kami mengadakan acara untuk kedua peringatan tersebut, salah satunya yaitu penyuluhan dan pemutaran film hiv-aids,” ujarnya kepada wartawan.
Dijelaskannya, kegiatan lain yang akan yaitu dilakukan penyuluhan di sekolah-sekolah, khususnya tingkat SMP dan SMA/K, lalu di rumah sakit (RS) digiatkan penyuluhan kesehatan masyarakat di rumah sakit (PKMRS). Selainn itu lanjutnya, juga akan dilakukan pertemuan dengan tokoh agama dan tokoh adat yang akan dilakukan pada (15/11) untuk sosialisasi kondom. Karena selama ini menurutnyam stigma kondom masih kuat terutama dari adat dan agama.
“Jadi kami rencana lakukan hal itu, karena kita tahu saat ini kasus hiv-aids di Jayawijaya sudah mencapai angka 1481. Jadi kami sebagai tenaga kesehatan dari RS dan Dinas kesehatan dan KPA mempunyai kewajiban moral,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris KPA Jayawijaya, Daulat Martuaraja mengatakan, dengan penyuluhan dan pemutaran film tersebut diharapkan pengetahuan masyarakat bertambah, sehingga tidak ada lagi diskriminasi khususnya kepada orang dengan hiv-aids (Odha). Peningkatan kasus hiv terus terjadi sehingga diharapkannya, semua warga kota Wamena ikut berpartisipasi menanggulanginya, minimal mengetahui informasinya dan menyebarkannya kepada lingkungan sekitarnya.
“Dengan pemutaran film maka informasi secara lengkap disampaikan kepada masyarakat, karena orang yang datang menonton dari awal hingga akhir. Itulah sebabnya mengapa pemutaran film ini dilakukan di tengah kota, walaupun masyarakat memang sudah sering mendengar informasi tentang hiv-aids, tetapi bagaimana informasi yang tepat dan benar melalui pemutaran film,” tandasnya. (Pasifik Pos)
Salah satu dokter dari RSUD Wamena, dr. Grace Daimboa, SP.B mengatakan, kegiatan yang dilakukan dalam rangka hari kesehatan nasioanal difokuskan pada hiv-aids, bukan karena penyakit tersebut lebh eksklusif dibandingkan dengan penyakit lainnya tetapi karena kegiatan yang dilaksanakan juga menjelang peringatan hari aids sedunia.
“Sekalian kami mengadakan acara untuk kedua peringatan tersebut, salah satunya yaitu penyuluhan dan pemutaran film hiv-aids,” ujarnya kepada wartawan.
Dijelaskannya, kegiatan lain yang akan yaitu dilakukan penyuluhan di sekolah-sekolah, khususnya tingkat SMP dan SMA/K, lalu di rumah sakit (RS) digiatkan penyuluhan kesehatan masyarakat di rumah sakit (PKMRS). Selainn itu lanjutnya, juga akan dilakukan pertemuan dengan tokoh agama dan tokoh adat yang akan dilakukan pada (15/11) untuk sosialisasi kondom. Karena selama ini menurutnyam stigma kondom masih kuat terutama dari adat dan agama.
“Jadi kami rencana lakukan hal itu, karena kita tahu saat ini kasus hiv-aids di Jayawijaya sudah mencapai angka 1481. Jadi kami sebagai tenaga kesehatan dari RS dan Dinas kesehatan dan KPA mempunyai kewajiban moral,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris KPA Jayawijaya, Daulat Martuaraja mengatakan, dengan penyuluhan dan pemutaran film tersebut diharapkan pengetahuan masyarakat bertambah, sehingga tidak ada lagi diskriminasi khususnya kepada orang dengan hiv-aids (Odha). Peningkatan kasus hiv terus terjadi sehingga diharapkannya, semua warga kota Wamena ikut berpartisipasi menanggulanginya, minimal mengetahui informasinya dan menyebarkannya kepada lingkungan sekitarnya.
“Dengan pemutaran film maka informasi secara lengkap disampaikan kepada masyarakat, karena orang yang datang menonton dari awal hingga akhir. Itulah sebabnya mengapa pemutaran film ini dilakukan di tengah kota, walaupun masyarakat memang sudah sering mendengar informasi tentang hiv-aids, tetapi bagaimana informasi yang tepat dan benar melalui pemutaran film,” tandasnya. (Pasifik Pos)