-->

Umat Kristen di Yahukimo Bersyukur Atas Peluncuran Alkitab Bahasa Ngalik

Umat Kristen di Yahukimo Bersyukur Atas Peluncuran Alkitab Bahasa Ngalik

DEKAI - Panitia peluncuran Alkitab Bahasa Ngalik di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung proses penerjemahan hingga peresmian Alkitab tersebut. Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada para penerjemah Alkitab dari CAMA Indonesia, Amerika, Kanada, serta penerjemah lokal dari suku Ngalik, juga kepada pemerintah Kabupaten Yahukimo, pemerintah Kabupaten Nduga, serta berbagai elemen masyarakat yang berkontribusi dalam keberhasilan acara ini.

Pdt. Lukas Giban, S.Th, selaku ketua panitia peluncuran, didampingi Ketua II Agus Bayage, Bendahara Martinus Matuan, dan perwakilan sekretaris panitia Yunus Bayage, menyampaikan apresiasi ini pada Minggu (9/2/2025) dalam sesi wawancara dengan awak media.

Baca Juga

“Kami keluarga besar suku Ngalik menyampaikan terima kasih karena perkembangan Injil di suku Ngalik telah dimulai sejak tahun 1963 oleh Pdt. Edward Maxey bersama rekan-rekannya, Bromeli dan Beni Miler. Mereka pertama kali mewartakan Injil di daerah Silimo,” ujar Lukas Giban.

Acara peluncuran Alkitab Bahasa Ngalik yang digelar di Dekai, Yahukimo pada Jumat (7/2/2025) turut dihadiri oleh penerjemah Alkitab dari berbagai negara. Menurut Lukas Giban, dahulu masyarakat suku Ngalik hidup dalam keterbatasan, tetapi kehadiran Injil telah membawa perubahan besar.

“Setelah Pdt. Edward Maxey membawa Injil, beliau mengajarkan tentang takut akan Tuhan, kebaikan, dan kasih. Beliau juga mulai menulis Alkitab dalam Bahasa Ngalik. Proses ini telah berlangsung selama 60 tahun. Kami sangat bersyukur atas perjuangan para pendahulu yang membawa Injil kepada suku Ngalik,” tambahnya.

Giban menjelaskan bahwa selain menyebarkan Injil, para misionaris juga mendirikan sekolah untuk mengatasi buta huruf. Pada tahun 1970-an, mereka mulai menerjemahkan kitab-kitab Injil seperti Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Pada tahun 2000, Edward Maxey merencanakan penerjemahan Alkitab dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Namun, karena faktor usia, ia harus kembali ke negaranya, dan tugas tersebut kemudian dilanjutkan oleh generasi penerjemah berikutnya hingga selesai pada tahun 2023.

Sementara itu, Ketua II Panitia, Agus Bayage, menambahkan bahwa panitia peluncuran telah dibentuk sejak 11 November 2023. Dalam proses persiapannya, mereka mengadakan berbagai pertemuan serta mengajukan proposal kepada pemerintah dan tokoh masyarakat.

“Seluruh masyarakat suku Ngalik, termasuk dari empat denominasi Gereja GKII, KINGMI, GBI, dan Katolik turut mendukung acara ini. Kami juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Nduga. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan,” kata Agus Bayage.

Dalam acara peluncuran, turut hadir tamu mancanegara dari Amerika, Kanada, dan Indonesia, serta perwakilan gereja-gereja di Papua. Yunus Bayage, yang mewakili sekretaris panitia, menekankan bahwa bahasa adalah identitas suatu suku.

“Kami sangat bersyukur karena proses penerjemahan ini telah dimulai sejak tahun 1970-an hingga akhirnya kami dapat melakukan peresmian ini. Sebanyak 3.000 eksemplar Alkitab telah dicetak dan resmi diserahkan kepada berbagai denominasi gereja di suku Ngalik,” jelasnya.

Ia berharap bahwa setelah Alkitab ini didistribusikan, masyarakat suku Ngalik akan membacanya serta merenungkannya dalam bahasa ibu mereka, sehingga kitab suci tersebut benar-benar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. (Olemah)

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah