Kontribusi Minyak Bumi dari Kabupaten Sorong Meningkat
pada tanggal
Friday, 13 May 2022
SORONG,LELEMUKU.COM - Ketahanan dan kemandirian energi menjadi sasaran target yang perlu dicapai oleh suatu negara agar bisa mampu mewujudkan rencana jangka panjang bagi seluruh negara berdaulat, hal tersebut termasuk Indonesia. Kebutuhan energi yang menggerakkan perekonomian masyarakat Indonesia, juga masih ditopang sumbernya dari minyak bumi. Seiring dengan target pemerintah, SKK Migas melalui Rencana Strategis (Renstra) Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0 terus menjalankan rencana aksi, hingga tahun 2030 untuk mewujudkan ketahanan energi untuk Indonesia.
Baca Juga
PEP Papua Field, yang masuk dalam pembagian Subholding Hulu Migas Pertamina, berada pada PEP Zona 14, Sejak tanggal 8 April 2022 telah memulai rangkaian kegiatan kampanye pengeboran sebagai tindaklanjut Renstra IOG 4.0. Hingga berita ini diturunkan, PEP Papua Field telah berhasil menambahkan produksi minyak bumi dari target reservoir yang memiliki kedalaman lebih dari 1,6Km di bawah permukaan bumi, yang dihasilkan dari pengeboran Sumur Salawati A9X yang berlokasi di Distrik Salawati Tengah, Kabupaten Sorong.
General Manager PEP Zona 14, Afwan Daroni mengucapkan ungkapan syukurnya atas terselesaikannya kegiatan pengeboran perdana yang menggunakan RIG PDSI#28.2D1000-E, dimana telah dapat menghasilkan tambahan produksi dari Sumur Salawati A9X. “Kami juga sangat berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan di Distrik Salawati Tengah, Kabupaten Sorong dan masyarakat di sekitar Kampung Meyaup di Pulau Salawati yang telah membantu menjaga keselamatan kerja pengeboran beresiko keselamatan tinggi hingga dapat berlangsung sukses dan membuahkan hasil mendekati target produksi yang telah ditetapkan SKK Migas,”ujarnya.
Dikatakannya, pihaknya juga terus mengucapkan syukur atas kemudahan yang didukung oleh pemerintah daerah, utamanya pada tahapan persiapan persiapan untuk memulai kegiatan pengeboran selanjutnya. “Saat ini, masih ada rencana kerja PEP untuk melakukan pengeboran lanjut di sekitar Kabupaten Sorong, untuk itu tahapan persiapan lahan menjadi penting dapat diselesaikan tepat waktu, agar dapat mengoptimalkan pendapatan negara, hingga nantinya dapat menciptakan ketahanan energi di Papua Barat”, jelas Subagyo.
Menurutnya, ternyata dengan adanya investasi yang dilakukan PEP di Kabupaten Sorong berupa pengeboran, terlihat dampak langsung yang dapat dirasakan masyakarat sekitar daerah operasional lokasi pemborannya, yaitu akses jalan yang tadinya kecil dan mungkin sulit dilalui karena terbuat dari material yang tidak dapat menahan berat tonase peralatan rig pengeboran, akan diperbaiki dan diperkuat, sehingga masyarakat sekitar operasional nantinya dapat turut menikmati peningkatan kualitas infrastruktur tersebut.
SKK Migas dalam setiap kesempatannya telah menyampaikan bahwa dengan adanya investasi hulu migas di daerah, akan menghasilkan 12 dampak positif bagi daerah, yaitu:
1. Tanggung Jawab Sosial (TJS) / Program Pengembangan Masyarakat (PPM) Industri Hulu Migas,
2. Corporate Social Responsibility (CSR),
3. Dana Bagi Hasil (DBH) Migas untuk Daerah,
4. Participating Interest (PI) 10 Persen,
5. Pajak dan Retribusi Daerah (PDRD),
6. PBB Migas,
7. Tenaga Kerja Lokal.
8. Bisnis penyedia barang dan jasa lokal, BUMD dan Badan Usaha (BU) lokal,
9. Penggunaan fasilitasi penunjang operasi oleh masyarakat,
10. Pasokan minyak bumi untuk BBM,
11. Pasokan gas untuk bahan bakar kelistrikan di Daerah,
12. Industri Turunan. (indonesiatimur.co)