Lembaga Informasi Kemasyarakatan (LIDIK) Papua Minta Masyarakat Tidak Generalisir Pelaku Pembunuhan
pada tanggal
Wednesday, 10 June 2015
KOTA JAYAPURA - Lembaga Informasi Kemasyarakatan (LIDIK) Papua meminta masyarakat tetap tenang dan tak terpovokasi, pasca kasus pembunuhan dua warga BTN Organda, Kelurahan Hedam, Distrik Heram, Kota Jayapura.
Ketua LIDIK Papua, Hendrik Abnil Gwijangge mengatakan, pihaknya mengharapkan polisi bisa mengungkap siapa oknum pelaku pembunuhan itu dan berasal dari suku mana.
“Harus jelas, kalau dia berasal dari suku tertentu disebutkan. Misalnya saja kalau dia orang Wamena, dari Wamena mana, atau orang gunung mana? Karena Wamena kan umum. Kami mengharapkan kasus ini jangan digeneralisir dan dipukul rata kepada semua orang gunung karena orang gunung ini beda bahasa dan sukunya juga berbeda – beda,” kata Hendrik Abnil Gwijangge pada Selasa (9/6) malam.
Katanya, LIDIK tak ingin kasus itu berkembang mengarah ke SARA seperti tang terjadi di Kota Timika tahu lalu, dimana kala itu dua suku tertentu saling berjaga – jaga.
“Kami harap pelakunya segera diidentifikasi dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami juga berharap, kepala suku dan tokoh adat dapat ikut berperan menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai berlarut – larut, dan membuat warga tak tenang,” ucapnya.
Sebelumnya, pada Senin (8/6), sekelompok orang menganiayai salah satu Ketua RT di BTN Organda, Fredi Lasamahu dan salah satu warga bernama Simon Sahuleka, dan mengakibatkan keduanya meninggal dunia. Imbas dari kejadian itu, kurang lebih 10 rumah di sekitar lokasi yang diduga tempat tinggal pelaku dibakar warga perumahan itu.
Mengantisipasi masalah meluas, Polresta Jayapura Kota mengarahkan sedikitnya 250 aparat gabungan mengamankan lokasi. Kapolresta Jayapura, AKBP Jermias Runtini mengatakan, personil gabungan itu merupakan anggota Polresta setempat, Brimob Polda Papua, dan TNI. [Jubi]
Ketua LIDIK Papua, Hendrik Abnil Gwijangge mengatakan, pihaknya mengharapkan polisi bisa mengungkap siapa oknum pelaku pembunuhan itu dan berasal dari suku mana.
“Harus jelas, kalau dia berasal dari suku tertentu disebutkan. Misalnya saja kalau dia orang Wamena, dari Wamena mana, atau orang gunung mana? Karena Wamena kan umum. Kami mengharapkan kasus ini jangan digeneralisir dan dipukul rata kepada semua orang gunung karena orang gunung ini beda bahasa dan sukunya juga berbeda – beda,” kata Hendrik Abnil Gwijangge pada Selasa (9/6) malam.
Katanya, LIDIK tak ingin kasus itu berkembang mengarah ke SARA seperti tang terjadi di Kota Timika tahu lalu, dimana kala itu dua suku tertentu saling berjaga – jaga.
“Kami harap pelakunya segera diidentifikasi dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami juga berharap, kepala suku dan tokoh adat dapat ikut berperan menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai berlarut – larut, dan membuat warga tak tenang,” ucapnya.
Sebelumnya, pada Senin (8/6), sekelompok orang menganiayai salah satu Ketua RT di BTN Organda, Fredi Lasamahu dan salah satu warga bernama Simon Sahuleka, dan mengakibatkan keduanya meninggal dunia. Imbas dari kejadian itu, kurang lebih 10 rumah di sekitar lokasi yang diduga tempat tinggal pelaku dibakar warga perumahan itu.
Mengantisipasi masalah meluas, Polresta Jayapura Kota mengarahkan sedikitnya 250 aparat gabungan mengamankan lokasi. Kapolresta Jayapura, AKBP Jermias Runtini mengatakan, personil gabungan itu merupakan anggota Polresta setempat, Brimob Polda Papua, dan TNI. [Jubi]