Kepala Suku Besar Pegunungan Tengah Papua Sesali Insiden di BTN Organda
pada tanggal
Thursday, 11 June 2015
KOTA JAYAPURA – Kepala Suku Besar dari 16 Kabupaten se Pegunungan Tengah Papua yang ada di Kota Jayapura, Lesman Tabuni, menyatakan, pihaknya sangat menyesalkan kekerasan yang terjadi di BTN Organda yang berujung tewasnya dua warga dan melukai dua orang lainnya. Atas kejadian itu, pihaknya bersama kepala suku se-Pegunungan Tengah meminta maaf atas tindakan yang tidak terpuji itu.
“Kami minta maaf, itu tindakan tidak terpuji, membuat malu kami sebagai tua-tua adat karena anak-anak dari Pegunungan Tengah ini melakukan tindakan-tindakan yang anarkhis,” katanya saat tatap muka antara sejumlah Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama se-Pegunungan Tengah-Papua dengan Wakapolda Papua, Brigjend Pol. Rudolf Rozak untuk membahas insiden yang terjadi Organda, pada Senin (8/6) lalu itu.
Untuk itu, pihaknya bersama para kepala suku lainnya yang di Kota Jayapura akan bekerja dengan pihak aparat untuk membantu mengungkap masalah ini.
“Kami akan melakukan koordinasi diinternal adat untuk membantu mencari adik-adik kami yang diduga berbuat masalah,” katanya.
Kata dia, dari hasil pertemuan, pihaknya akan melakukan sensus penduduk terhadap masyarakat Pegunungan Tengah yang layak tinggal di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.
“Kami akan sensus mereka, dan kalau ada masyarakat yang tidak jelas statusnya, atau hanya menitipkan barang untuk mengacaukan daerah akan kami dikembalikan,” katanya.
Hanya saja, untuk mengembalikan mereka bukan dengan cara pihak aparat keamanan, akan tetapi akan dilakukan secara adat dengan melibatkan pihak pemerintah daerah setempat.
“Kami menyesalkan hal ini, sehingga kami tidak ingin mereka ada di Kota Jayapura melakukan tindakan yang tidak terpuji itu,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Wakapolda Rudolf memberikan apresiasi penuh kepada para kepala-kepala suku se-Pegunungan Tengah terhadap dukungan mereka kepada polisi untuk mencari bersama-sama pelaku pembunuhan tersebut.
“Dari pertemuan ini, kepala-kepala suku Pegunungan Tengah mau kooperatif dan merasa menyesal atas perbuatan yang dilakukan anak-anaknya. mereka menyepakati bahwa kekerasan yang terjadi di Kota Jayapura ini akan segera diungkap,” katanya.
Untuk itu, kata dia, Polda dan jajaran dibawah bersama TNI akan segera ke rumah keluarga korban, para korban untuk memberikan dukungan moril. Kemudian akan membuat suatu pertemuan lagi guna menyelesaikan masalah pembunuhan yang terjadi.
Namun pada kesempatan itu, Wakapolda Rudolf mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menjaga keamanan secara bersama-sama.
“Kami ingin masyarakat terjadi jangan lagi lihat kebelakang, kita lihat kedepan supaya situasi kota Jayapura yang kita diami ini bisa berjalan normal. saling menjaga, saling mengerti. Jangan mudah terprovokasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat dengan isu-isu yang menyesatkan, karena masih ada kelompok-kelompok yang ingin bermain,” imbaunya. [BintangPapua]
“Kami minta maaf, itu tindakan tidak terpuji, membuat malu kami sebagai tua-tua adat karena anak-anak dari Pegunungan Tengah ini melakukan tindakan-tindakan yang anarkhis,” katanya saat tatap muka antara sejumlah Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama se-Pegunungan Tengah-Papua dengan Wakapolda Papua, Brigjend Pol. Rudolf Rozak untuk membahas insiden yang terjadi Organda, pada Senin (8/6) lalu itu.
Untuk itu, pihaknya bersama para kepala suku lainnya yang di Kota Jayapura akan bekerja dengan pihak aparat untuk membantu mengungkap masalah ini.
“Kami akan melakukan koordinasi diinternal adat untuk membantu mencari adik-adik kami yang diduga berbuat masalah,” katanya.
Kata dia, dari hasil pertemuan, pihaknya akan melakukan sensus penduduk terhadap masyarakat Pegunungan Tengah yang layak tinggal di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.
“Kami akan sensus mereka, dan kalau ada masyarakat yang tidak jelas statusnya, atau hanya menitipkan barang untuk mengacaukan daerah akan kami dikembalikan,” katanya.
Hanya saja, untuk mengembalikan mereka bukan dengan cara pihak aparat keamanan, akan tetapi akan dilakukan secara adat dengan melibatkan pihak pemerintah daerah setempat.
“Kami menyesalkan hal ini, sehingga kami tidak ingin mereka ada di Kota Jayapura melakukan tindakan yang tidak terpuji itu,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Wakapolda Rudolf memberikan apresiasi penuh kepada para kepala-kepala suku se-Pegunungan Tengah terhadap dukungan mereka kepada polisi untuk mencari bersama-sama pelaku pembunuhan tersebut.
“Dari pertemuan ini, kepala-kepala suku Pegunungan Tengah mau kooperatif dan merasa menyesal atas perbuatan yang dilakukan anak-anaknya. mereka menyepakati bahwa kekerasan yang terjadi di Kota Jayapura ini akan segera diungkap,” katanya.
Untuk itu, kata dia, Polda dan jajaran dibawah bersama TNI akan segera ke rumah keluarga korban, para korban untuk memberikan dukungan moril. Kemudian akan membuat suatu pertemuan lagi guna menyelesaikan masalah pembunuhan yang terjadi.
Namun pada kesempatan itu, Wakapolda Rudolf mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menjaga keamanan secara bersama-sama.
“Kami ingin masyarakat terjadi jangan lagi lihat kebelakang, kita lihat kedepan supaya situasi kota Jayapura yang kita diami ini bisa berjalan normal. saling menjaga, saling mengerti. Jangan mudah terprovokasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat dengan isu-isu yang menyesatkan, karena masih ada kelompok-kelompok yang ingin bermain,” imbaunya. [BintangPapua]