OPM Tantang Perang Terbuka, Polda Papua Siaga
pada tanggal
Saturday, 23 May 2015
Juru Bicara Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Komisaris Besar Polisi Patrige Renwarin, mengatakan telah memerintahkan seluruh Kepolisian Resor (Polres) di wilayahnya, terutama yang selama ini dianggap rawan, untuk siaga dan waspada. Aparat harus tetap memastikan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama dari ancaman kelompok-kelompok yang selama ini kerap mengacau.
Patrige mengakui bahwa ancaman serupa memang sudah sering terjadi, namun untuk kali ini diminta seluruh jajaran untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Sudah sering mereka mengancam tapi kami tidak meresponsnya dengan langkah represif, hanya antisipatif dan preventif,” kata Patrige kepada wartawan di Markas Polda Papua di Jayapura, Jumat, 22 Mei 2015.
Ancaman yang disampai kelompok bersenjata itu, kata Patrige, jelas ingin menciptakan keresahaan di masyarakat sehingga perlu diwaspadai sedini mungkin. “Kami menganalisis sejauh mana ancaman yang dilancarkan, yang jelas tujuannya membuat masyarakat resah,” katanya.
Selain meningkatkan kewaspadaan, Polisi juga akan menggalang dukungan kelompok masyarakat untuk bersama menciptakan rasa aman. Caranya ialah dengan memberikan pemahaman kepada kelompok bersenjata itu bahwa ancaman hanya akan meresahkan dan merugikan masyarakat Papua. “Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan lagi,” ujarnya.
Mengenai kemungkinan penambahan pasukan di daerah yang dianggap rawan, Patrige menyatakan sejauh ini belum perlu. “Yang penting antisipasi, waspada. Tapi kalau memang ada polres atau polsek yang perlu penambahan personel, tentu akan kami kirim,” katanya.
Perang revolusi
Kelompok OPM pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo yang bermarkas di Lany Jaya menebar teror akan melancarkan perang terbuka terhadap TNI dan Polri serta masyarakat non-Papua. Perang terbuka sebagai komitmen perjuangan mereka untuk kemerdekaan Papua tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Mulai sekarang kami nyatakan perang revolusi total dari Sorong hingga Merauke, yakni perang secara terbuka terhadap semua orang Indonesia yang ada di tanah Papua," kata Enden Wanimbo melalui percakapan telepon pada Jumat, 22 Mei 2015.
Puron Wenda mengoreksi pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Papua sudah aman. Menurutnya, Papua masih situasi perang untuk kemerdekaan. “Kami tak mau dialog yang diatur-atur Indonesia, yang suka tipu-tipu," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, kelompoknya sedang menyiapkan persenjataan. Tak disebutkan dengan terang waktu perang terbuka itu tetapi Enden bilang “Sekarang tinggal tunggu komando maka perang dimulai.”
Dia mengimbau sebaiknya Indonesia segera keluar dari seluruh tanah Papua. “Karena kami akan terus berperang untuk Papua Merdeka.”
Dalam perang terbuka atau yang dinamai revolusi total dari Sabang sampai Merauke, kelompok OPM Puron Wenda dan Enden Wanimbo berupaya mengusir Indonesia dari Papua. "Pengusaha, buruh bangunan, pegawai negeri orang Indonesia akan dibunuh, diusir, bukan hanya tentara atau polisi, yang penting mereka rambut lurus," kata Puron Wenda.
Kelompok Puron Wenda pernah menyerang Polsek Pirime tahun 2012. Tiga Polisi tewas dan sejumlah senjata api dirampas. Sejumlah aksi penembakan juga kerap dilancarkan kelompok itu. Polda Papua bahkan sudah menetapkan anggota kelompok Puron Wenda cs sebagai daftar pencarian orang alias buron. [Viva]