Pasca Kericuhan di Oksibil, Warga Masih Ketakutan
pada tanggal
Monday, 17 June 2013
OKSIBIL (PEGBIN) - Suasana Kota Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, yang sempat diwarnai kericuhan antara ratusan orang warga dan dan anggota Polres yang berujung pada terbakarnya Mapolres Pegunungan Bintang dan beberapa perumahan warga, pada Minggu (16/06/2013) petang, berangsur tenang, meskipun warga masih dicekam rasa takut.
Menurut keterangan John, warga Oksibil yang dihubungi melalui telepon seluler, warga masih takut keluar rumah dan situasi kota masih mencekam. "Warga yang tidak terlibat dalam kerusuhan sebagian mengungsi ke Koramil dan pos TNI,"jelasnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepolisian Daerah Papua, Kombes I Gde Sumerta Jaya mengatakan tiga mobil dan 25 unit sepeda motor hangus bersama gedung Mapolres Pegunungan Bintang yang dibakar ratusan massa, Minggu siang.
I Gde Sumerta juga membenarkan ada rumah milik warga kampung Akbon I yang ikut terbakar siang tadi. "Belum dapat dipastikan apakah rumah itu akibat amuk warga ataukah balasan dari Aparat. Nantilah Tim Polda yang dikirim ke sana yang mencari tahu tentang peristiwa ini," jelasnya.
Rencananya menurut Gde Sumerta, Senin (17/06/2013), Polda Papua akan mengirimkan tim yang terdiri dari Direskrim Umum, Dirintel dan Kabid Propam Polda Papua bersama 30 personel Brimob Detasemen A yang akan berangkat ke Oksibil, Senin (17/06/2013).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pembakaran Mapolres Pegunungan Bintang, puluhan kendaraan dan rumah berawal dari dua orang warga, Raimond Kasibmabin dan Leo Almung yang mabuk dan tidur di pertigaan Jalan Iwur. Warga di sekitar jalan tersebut merasa tergganggu dengan kehadiran kedua orang mabuk yang tidur di jalan ini. Sehingga melaporkan kepada Polisi.
Salah satu anggota Polres, Briptu AK yang menangkap Leo, melakukan kekerasan yang mengakibatkan Leo terluka dan dilarikan ke rumah sakit setempat.
Isu yang berkembang di masyarakat bahwa Leo meninggal dunia akibat dianiaya anggota Polres Pegunungan Bintang memicu kemarahan sekitar 300 warga Dabolding. Sekitar pukul 11.00 WIT massa bersenjata tajam tradisional kemudian menyerang Mapolres Pegunungan Bintang.
Setelah warga mundur dari aksi penyerangan, anggota polisi kembali melakukan pembalasan mengejar warga. Sehingga warga lari ke hutan. Beberapa orang warga ditembaki sedangkan dua rumah milik Yance Kalakmabin dan Merukol Kalamabin, dibakar pihak polisi, beberapa rumah lainnya dirusak. [Kompas/TabloidJubi| Kompas]
Menurut keterangan John, warga Oksibil yang dihubungi melalui telepon seluler, warga masih takut keluar rumah dan situasi kota masih mencekam. "Warga yang tidak terlibat dalam kerusuhan sebagian mengungsi ke Koramil dan pos TNI,"jelasnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepolisian Daerah Papua, Kombes I Gde Sumerta Jaya mengatakan tiga mobil dan 25 unit sepeda motor hangus bersama gedung Mapolres Pegunungan Bintang yang dibakar ratusan massa, Minggu siang.
I Gde Sumerta juga membenarkan ada rumah milik warga kampung Akbon I yang ikut terbakar siang tadi. "Belum dapat dipastikan apakah rumah itu akibat amuk warga ataukah balasan dari Aparat. Nantilah Tim Polda yang dikirim ke sana yang mencari tahu tentang peristiwa ini," jelasnya.
Rencananya menurut Gde Sumerta, Senin (17/06/2013), Polda Papua akan mengirimkan tim yang terdiri dari Direskrim Umum, Dirintel dan Kabid Propam Polda Papua bersama 30 personel Brimob Detasemen A yang akan berangkat ke Oksibil, Senin (17/06/2013).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pembakaran Mapolres Pegunungan Bintang, puluhan kendaraan dan rumah berawal dari dua orang warga, Raimond Kasibmabin dan Leo Almung yang mabuk dan tidur di pertigaan Jalan Iwur. Warga di sekitar jalan tersebut merasa tergganggu dengan kehadiran kedua orang mabuk yang tidur di jalan ini. Sehingga melaporkan kepada Polisi.
Salah satu anggota Polres, Briptu AK yang menangkap Leo, melakukan kekerasan yang mengakibatkan Leo terluka dan dilarikan ke rumah sakit setempat.
Isu yang berkembang di masyarakat bahwa Leo meninggal dunia akibat dianiaya anggota Polres Pegunungan Bintang memicu kemarahan sekitar 300 warga Dabolding. Sekitar pukul 11.00 WIT massa bersenjata tajam tradisional kemudian menyerang Mapolres Pegunungan Bintang.
Setelah warga mundur dari aksi penyerangan, anggota polisi kembali melakukan pembalasan mengejar warga. Sehingga warga lari ke hutan. Beberapa orang warga ditembaki sedangkan dua rumah milik Yance Kalakmabin dan Merukol Kalamabin, dibakar pihak polisi, beberapa rumah lainnya dirusak. [Kompas/TabloidJubi| Kompas]